Konten dari Pengguna

Perbedaan Amortisasi dan Depresiasi dalam Akuntansi

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
13 September 2024 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan amortisasi dan depresiasi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan amortisasi dan depresiasi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam dunia akuntansi, amortisasi dan depresiasi merupakan praktik yang kerap dilakukan dalam manajemen keuangan perusahaan. Amortisasi dapat diartikan sebagai prosedur akuntansi untuk mengurangi nilai biaya dan aset tidak berwujud selama masa manfaatnya.
ADVERTISEMENT
Sementara depresiasi berkaitan dengan penyusutan nilai biaya dan aset pada aset yang berwujud. Tak hanya berdasarkan jenis asetnya, perbedaan amortisasi dan depresiasi juga menyakut pada banyak hal, mulai dari penyebab penurunan hingga nilai residu.

Perbedaan Amortisasi dan Depresiasi

Ilustrasi perbedaan amortisasi dan depresiasi. Foto: Pexels
Mengutip dari buku Akuntansi Manajemen (2023) karya Bakti Setyadi, berikut aspek yang membedakan antara amortisasi dan depresiasi.

1. Jenis Aset

Perbedaan yang paling menonjol antara keduanya adalah mengenai jenis aset. Depresiasi berfokus pada beban biaya aset berwujud, sementara amortisasi pada aset tak berwujud. Beberapa contoh aset berwujud yang biasanya didepresiasi, antara lain, bangunan, peralatan, perabot kantor, kendaraan, dan mesin.
Adapun contoh aset tidak berwujud yang dapat diamortisasi meliputi paten, hak cipta, perjanjian waralaba, merek dagang, perangkat lunak yang dikembangkan terbatas untuk penggunaan internal, hingga lisensi.
ADVERTISEMENT

2. Penyebab Penurunan Nilai Aset

Amortisasi dan depresiasi memiliki perbedaan dari segi penyebab penurunan nilai aset. Pada amortisasi, nilai suatu aset dapat menyusut karena berakhirnya kontrak atau perjanjian.
Sementara itu, nilai aset yang tergolong sebagai depresiasi menurun akibat keausan atau penggunaan untuk operasional perusahaan.

3. Penerapan

Amortisasi diterapkan hanya untuk aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas yang bisa diidentifikasi. Hal ini berbeda dengan depresiasi yang berlaku untuk semua aset tetap, kecuali tanah.
Meski merupakan aset tetap dan berwujud, tanah tidak menjadi objek depresiasi karena nilainya umumnya tidak menyusut.

4. Entri Jurnal

Dalam pembukuan akuntansi, aset tidak berwujud perusahaan diungkapkan di bagian aset jangka panjang dari neraca, sementara biaya amortisasi tercantum pada laporan laba rugi. Untuk biaya depresiasi dikreditkan ke akumulasi penyusutan.
ADVERTISEMENT

5. Nilai Residu

Perbedan berikutnya terletak pada nilai residu. Amortisasi memiliki nilai residu yang termaktub dalam seluruh nilai aset. Namun, pada depresiasi, nilai residunya bisa diasumsikan.
Nilai residu pada amortisasi berkaitan dengan karakteristik aset tak berwujud yang dipandang tak mempunyai nilai jual kembali ketika umur ekonomis atau masa manfaatnya berakhir.
Sementara itu, aset berwujud dalam depresiasi masih memiliki nilai residu atau nilai tersisa dari penggunaan aset itu, sehingga bisa dimasukkan ke penghitungan penyusutan.
Misalnya sebuah perusahaan membangun gudang dan memakainya selama bertahun-tahun. Karena ingin mendekatkan gedung dengan pabrik, perusahaan membangunan gedung baru. Sementara gudang yang lama, meski sudah dipakai masih memiliki nilai tersisa.
(SA)