Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
4 Sikap Amerika Serikat dalam ABDACOM, Seperti Apa?
22 Januari 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
American-British-Dutch-Australian Command (ABDACOM) dibentuk untuk menghadapi ekspansi Jepang selama Perang Pasifik yang berlangsung di era Perang Dunia II. Lantas, bagaimana sikap Amerika Serikat dalam ABDACOM pada masa itu?
ADVERTISEMENT
ABDACOM dibentuk pada 15 Januari 1942. Negara yang tergabung dalam komando ini yaitu, Amerika Serikat , Inggris, Belanda, dan Australia. Meskipun masa operasi ABDACOM cukup singkat, Amerika Serikat telah menunjukkan sikap dan peran yang sangat penting.
Bagaimana Sikap Amerika Serikat dalam ABDACOM?
Meski dibentuk secara resmi pada tahun 1942, proses pembentukan ABDACOM berlangsung sejak pecahnya perang antara Sekutu dan Jepang pada 7 Desember 1941.
Setelah serangan terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbor, Hawai, Jepang melanjutkan ekspansinya ke wilayah Asia Tenggara yang saat itu sebagian besar berada di bawah kekuasaan negara-negara Eropa.
Menurut jurnal Peran Amerika dalam Perang Dunia II: ABDACOM dan Dampaknya di Asia Tenggara oleh Agus Santoso, Amerika Serikat diketahui sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan cukup besar dalam komando ini.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa sikap yang ditunjukkan Amerika Serikat selama periode tersebut, yaitu:
1. Meningkatkan Jumlah Pasukan dan Kekuatan Militer
Pada awal pembentukan ABDACOM, Amerika Serikat mengirimkan pasukan dari berbagai angkatan, terutama dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Tentara Amerika turut bergabung dalam mempertahankan wilayah strategis yang berada di bawah ancaman pasukan Jepang.
Meskipun jumlah pasukan Amerika begitu besar, mereka tetap berkoordinasi dengan pasukan lain dari negara-negara sekutu. Dalam pertempuran ini, pasukan Amerika berjuang melawan pasukan Jepang yang sangat terlatih dan superior di laut.
2. Merencanakan Strategi Militer dan Koordinasi Operasional
Amerika Serikat dengan pengalamannya dalam pertempuran Pasifik setelah serangan Pearl Harbor, memiliki keunggulan dalam perencanaan strategi militer yang diimplementasikan dalam operasi-operasi ABDACOM. Banyak perwira militer Amerika yang terlibat dalam pengambilan keputusan strategis yang berkaitan dengan taktik militer, pemilihan tujuan serangan, serta prioritas pertahanan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pasukan Amerika juga sering menjadi pemimpin dalam pertempuran di Pasifik, bahkan strategi mereka sangat mempengaruhi arah operasi ABDACOM.
3. Menyediakan Sumber Daya dan Dukungan Logistik
Amerika Serikat menyediakan pasokan logistik yang sangat dibutuhkan dalam pertempuran ini. Dalam perang dunia, dukungan logistik menjadi faktor penting untuk mempertahankan pasukan yang bertempur di medan yang sangat luas dan sulit diakses.
Amerika mengirimkan persenjataan, kendaraan perang, bahan bakar, dan peralatan lainnya yang sangat mendukung kelangsungan operasi-operasi militer Sekutu. Ketersediaan logistik yang disuplai Amerika memungkinkan pasukan sekutu untuk terus melaksanakan operasi meskipun menghadapi kesulitan besar.
4. Mengambil Keputusan Strategis Tingkat Tinggi
Amerika Serikat turut berperan dalam pengambilan keputusan tingkat tinggi terkait dengan strategi pertahanan dan operasi militer di Asia Tenggara. Sekretaris Perang AS, Henry Stimson bersama dengan Jenderal George C. Marshall menjadi sosok penting dalam perumusan ide untuk membentuk ABDACOM.
ADVERTISEMENT
Mereka yakin bahwa Sekutu perlu membentuk komando gabungan untuk meningkatkan koordinasi pasukan dan memastikan pertahanan yang lebih terintegrasi melawan agresi Jepang.
Meskipun ada tantangan dalam integrasi pasukan dari negara-negara yang berbeda, Amerika mampu memberikan panduan untuk menyelaraskan strategi operasional dan pengembangan komando gabungan ini.
(DR)