Konten dari Pengguna

8 Contoh Mobilitas Horizontal dan Pembahasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
31 Oktober 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh mobilitas horizontal. Foto: Pixabay/ B_Me
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh mobilitas horizontal. Foto: Pixabay/ B_Me
ADVERTISEMENT
Contoh mobilitas horizontal dapat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara singkat, mobilitas horizontal adalah kegiatan berpindah sekelompok atau seseorang ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Adapun menurut ristekdikti.go.id, mobilitas horizontal mengacu pada perpindahan geografis atau tempat tinggal, juga peralihan individu dari suatu kelompok sosial ke kelompok lainnya secara sejajar.
Seseorang yang melakukan mobilitas horizontal tak mengalami perubahan kedudukan dalam masyarakat. Untuk lebih memahaminya, simaklah sederet contoh mobilitas horizontal di bawah ini.

Penjelasan Mobilitas Horizontal

Ilustrasi mobilitas horizontal. Foto: Pexels.com/Askar Abayev
Mengutip Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas 8 oleh Nurhayati, M.Pd., mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok dalam lapisan sosial yang sama.
Dengan pengertian lain, mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang masih sederajat.
Berbeda dengan mobilitas vertikal, yakni seseorang atau kelompok orang berpindah menuju lapisan sosial yang berbeda, bisa lebih tinggi maupun lebih rendah.
ADVERTISEMENT

Contoh Mobilitas Horizontal

Ilustrasi contoh mobilitas horizontal. Foto: Pexels/Kantser Sofia
Dihimpun dari buku Kumpulan Materi Ajar Kreatif oleh Nanda Hidayati, situs ristekdikti.go.id, dan sumber lainnya, berikut sederet contoh mobilitas horizontal yang terjadi di masyarakat:

1. Pindah Tugas ke Luar Kota

Contoh pertama yang sering dijumpai di masyarakat adalah pegawai yang dimutasi atau dipindahtugaskan ke daerah lain. Umumnya, hal ini bertujuan agar perusahaan di suatu daerah memiliki kualitas yang setara dengan daerah lainnya.

2. Mahasiswa Melakukan KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertujuan agar mahasiswa bisa memberi kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar. Mahasiswa akan dikirim ke sebuah desa untuk melakukan pengabdian pada masyarakat sehingga ia harus berpindah ke desa tersebut dalam kurun waktu tertentu.

3. Perpindahan Kewarganegaraan

Kemudian, orang yang berpindah kewarganegaraan juga dapat disebut melakukan mobilitas horizontal. Bentuk peralihan warga negara tersebut adalah proses perpindahan posisi seseorang dengan kedudukan yang sama.
ADVERTISEMENT
Perpindahan kewarganegaraan dapat melalui proses naturalisasi atau pewarganegaraan.

4. Perpindahan Pekerjaan

Perpindahan tempat kerja juga termasuk mobilitas horizontal. Misalnya seseorang yang pindah dari perusahaan A ke perusahaan B dengan jabatan yang sama.

5. Perpindahan Karier

Contoh selanjutnya adalah seseorang yang berpindah karier meskipun masih dalam perusahaan yang sama. Misalnya, seseorang yang bekerja di bidang hukum, awalnya bekerja sebagai pengacara litigasi kemudian beralih ke hukum properti.
Contoh perpindahan karier yang masih masuk ke mobilitas horizontal adalah seorang teknisi komputer yang awalnya fokus memperbaiki perangkat keras, lalu beralih menjadi analis sistem yang mengerjakan perangkat lunak dan manajemen sistem.

6. Pertukaran Mahasiswa

Program pertukaran mahasiswa yang diadakan Kemendikbudristek membuat peserta didik harus berpindah, bisa pindah ke sekolah lain hingga ke luar negeri.
ADVERTISEMENT

7. Murid yang Pindah ke Sekolah Lain

Seorang pelajar yang memutuskan pindah ke sekolah lain dapat disebut melakukan mobilitas horizontal. Sebab, status murid tersebut masih sama dalam masyarakat.

8. Berpindah Tempat Tinggal

Mobilitas horizontal selanjutnya adalah seseorang yang berpindah tempat tinggal dari satu desa ke desa lain. Perpindahan masyarakat karena program transmigrasi atau pemerataan penduduk yang dilakukan pemerintah juga termasuk contoh mobilitas horizontal.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Ilustrasi mobilitas sosial. Foto: unspllash
Merangkum buku Ringkasan Materi IPS Geografi I oleh Fransiska Serina Limung, berikut sederet faktor pendorong mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat:

1. Status Sosial

Faktor pertama adalah status sosial. Setiap orang sudah memiliki status sosial sejak lahir yang diperoleh dari orang tua dan individu itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika seorang individu sudah dewasa, ia dapat memilih dan mengubah status sosialnya sehingga berpeluang melakukan mobilitas sosial, baik horizontal maupun vertikal.

2. Keadaan Ekonomi

Setiap individu memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor terjadinya mobilitas sosial.
Misalnya, seseorang yang ekonominya lebih baik ingin berpindah ke rumah yang lebih besar, artinya orang tersebut melakukan mobilitas sosial horizontal ke daerah lain.

3. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk terkadang tak diimbangi dengan penyediaan kebutuhan dan lapangan pekerjaan. Sehingga, tingkat kesejahteraan menjadi berkurang.
Untuk mengurangi beban tersebut, dapat dilakukan mobilitas horizontal. Misalnya, transmigrasi ke daerah lain yang berpeluang memberikan kehidupan lebih layak.

4. Situasi Politik

Faktor pendorong selanjutnya adalah situasi politik. Status politik yang stabil memungkinkan penduduknya melakukan mobilitas sosial vertikal maupun horizontal.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, kondisi politik yang tak stabil membuat merosotnya strata sosial penduduk, sehingga penduduk akan pergi atau mengungsi ke negara yang lebih aman.

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Ilustrasi mobilitas sosial. Foto: Unsplash.com/Simon-Maage
Proses perpindahan masyarakat secara horizontal maupun vertikal juga memiliki penghambat. Antara lain, yaitu:

1. Diskriminasi Ras dan Agama

Diskriminasi ras dan agama yang menimbulkan perbedaan sosial dapat menjadi faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial. Sebab, akses suatu kelompok masyarakat untuk berpindah cenderung dibatasi.
Misalnya, diskriminasi yang pernah terjadi di Afrika Selatan menyebabkan ras kulit putih berkuasa dan tak memberi kesempatan untuk menguasai pemerintah.

2. Diskriminasi Kelas

Diskriminasi kelas dapat menghalangi mobilitas sosial. Contohnya saat penjajahan Belanda di mana sekolah formal tak dapat diikuti rakyat biasa sehingga menyebabkan mereka tak mendapatkan akses untuk melakukan mobilitas secara horizontal maupun vertikal.
ADVERTISEMENT

3. Pengaruh Sosialisasi Kelas Sosial

Sosialisasi merupakan proses ketika seseorang berpartisipasi menjadi anggota masyarakat. Kelas sosial seseorang dapat menjadi tempat orang tersebut berkembang dan mengalami proses sosialisasi. Hal tersebut ternyata dapat menjadi pembatas mobilitas.
Misalnya, anak-anak kelas ekonomi rendah hidupnya cenderung dalam lingkungan, nilai dan pola pikirnya yang umumnya berada dalam masyarakat kelas rendah.

4. Kemiskinan

Kemiskinan dapat membatasi kesempatan seseorang untuk berkembang dan mencapai status sosial tertentu.
Bahkan, kemiskinan tak memungkinkan seseorang untuk berpindah. Artinya, kemiskinan menghambat mobilitas vertikal dan horizontal.
Misalnya, seseorang tak melanjutkan sekolah karena orang tuanya tak mampu membiayainya sehingga sulit melakukan mobilitas sosial vertikal ke atas.

5. Perbedaan Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin juga menjadi faktor penghambat mobilitas seseorang. Meskipun seharusnya baik pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya pada masyarakat, perbedaan jenis kelamin akan berpengaruh pada kekuasaan, status sosial, dan kesempatan untuk maju.
Sehingga, pria yang dipandang lebih tinggi derajatnya akan lebih mudah mengalami mobilitas sosial dibandingkan wanita.

Dampak Mobilitas Sosial

Ilustrasi mobilitas sosial. Foto: Shutterstock
Masih dirangkum dari Ringkasan Materi IPS Geografi I oleh Fransiska Serina Limung, berikut beberapa dampak yang terjadi akibat mobilitas sosial:

1. Memotivasi untuk Maju

Adanya mobilitas sosial dapat mendorong seseorang untuk lebih maju dan berprestasi. Sebab, seseorang akan terpacu mendapatkan status sosial yang lebih tinggi ataupun berpindah ke tempat yang diinginkannya.

2. Mempercepat Perubahan Sosial

Kemudian, dengan adanya mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial, baik ke arah yang lebih baik maupun buruk.
Misalnya, perubahan yang terjadi di Indonesia, yakni yang semula masyarakatnya cenderung menjadi petani sekarang banyak yang bekerja di industri.
ADVERTISEMENT

3. Menimbulkan Kecemasan dan Ketegangan

Seseorang yang mengalami penurunan kelas sosial akan cenderung mengalami kecemasan dan ketegangan. Misalnya, semula ia dapat menikmati fasilitas dan berbagai kemudahan, namun karena kelas sosialnya turun, ia tak lagi dapat menggunakan fasilitas tersebut.
Selain itu, seseorang yang berpindah tempat juga harus menyesuaikan diri dengan orang-orang baru di sekitarnya.

4. Merenggangnya Hubungan

Hubungan antar individu dalam suatu daerah dapat merenggang apabila salah satu atau beberapa di antaranya melakukan mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun vertikal.
Contoh dampak merenggangnya hubungan karena mobilitas horizontal adalah seseorang yang berpindah tempat menyebabkan ia tak dapat lagi bertemu dengan teman-temannya. Hal ini bisa membuat renggangnya hubungan mereka.
Kemudian, dampak merenggangnya hubungan karena mobilitas vertikal adalah seorang petani yang memperoleh jabatan di pemerintah kemudian menganggap nilai-nilai lingkungan di pekerjaan barunya tak sesuai dengan nilai-nilai dengan kelompok petani.
ADVERTISEMENT

5. Menimbulkan Pertentangan

Mobilitas sosial juga bisa menimbulkan pertentangan karena perbedaan persepsi terhadap suatu hal. Konflik ini dapat terjadi antar individu, ras, agama, kelas, kelompok, hingga generasi.
Misalnya, seseorang yang mengalami mobilitas vertikal ke atas dapat menunjukkan perilaku yang berbeda dengan anggota kelompok pada status sosial yang berbeda.
(NSF)