Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Apa Itu Acute Mountain Sickness yang Kerap Dialami Pendaki Gunung?
5 Maret 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saat mendaki gunung atau berada di ketinggian yang cukup ekstrem, tubuh bisa mengalami berbagai gangguan akibat perubahan tekanan udara dan kadar oksigen yang lebih rendah. Salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah acute mountain sickness.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini bisa menyebabkan pusing, mual, sakit kepala, hingga kesulitan bernapas. Jika tidak ditangani dengan baik, gejalanya bisa memburuk dan berisiko mengganggu aktivitas di ketinggian.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai apa itu acute mountain sickness, penyebab, serta cara mengatasinya, simak informasi berikut ini.
Apa Itu Acute Mountain Sickness?
Mengutip buku Oxford Textbook of Medicine oleh Timothy M. Cox, dkk., acute mountain sickness adalah penyakit yang terjadi akibat edema serebral, yaitu pembengkakan otak yang disebabkan oleh penurunan kadar oksigen di tempat tinggi.
Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang tingkat kebugaran fisik seseorang. Beberapa gejala umum acute mountain sickness meliputi:
ADVERTISEMENT
Baca Juga: 6 Penyebab Hipotermia yang Penting Diketahui
Penyebab Acute Mountain Sickness
Berdasarkan informasi dari National Library of Medicine, acute mountain sickness disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap kadar oksigen yang berkurang dalam udara yang dihirup. Hal ini kemudian menyebabkan hipoksia jaringan atau kekurangan oksigen dalam sel dan organ tubuh.
Ketika seseorang naik ke ketinggian lebih dari 2.500 meter secara cepat, tekanan udara menurun sehingga kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh menjadi lebih sedikit. Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi ini. Jika kenaikan dilakukan terlalu cepat tanpa aklimatisasi yang cukup, gejala acute mountain sickness bisa muncul.
Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena acute mountain sickness antara lain riwayat kesehatan, dehidrasi, kurang asupan energi, darah rendah, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Cara Mengatasi Acute Mountain Sickness
Penanganan acute mountain sickness tergantung pada tingkat keparahannya. Jika gejalanya ringan, kondisi ini bisa diatasi dengan langkah sederhana, seperti turun ke ketinggian yang lebih rendah dan beristirahat.
Namun, dalam kasus yang lebih serius, perawatan medis di rumah sakit mungkin diperlukan, terutama jika terjadi pembengkakan otak atau penumpukan cairan di paru-paru. Berikut beberapa cara mengatasi acute mountain sickness yang dikutip dari Healthline:
1. Turun ke Ketinggian Lebih Rendah
Jika gejala mulai muncul, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah turun ke ketinggian yang lebih rendah. Ini membantu tubuh mendapatkan lebih banyak oksigen dan mencegah kondisi semakin parah.
2. Mengurangi Aktivitas dan Beristirahat
Ketika berada di ketinggian, mengurangi aktivitas fisik dapat membantu tubuh beradaptasi lebih baik. Istirahat selama setidaknya satu hari sebelum naik ke ketinggian lebih tinggi juga dapat mengurangi risiko acute mountain sickness.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Asupan Cairan
Dehidrasi dapat memperburuk gejala. Oleh karena itu, memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih adalah salah satu cara sederhana untuk membantu pemulihan.
4. Menggunakan Oksigen Tambahan
Bagi yang mengalami kesulitan bernapas, penggunaan oksigen tambahan bisa membantu meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh dan meringankan gejala.
5. Mengonsumsi Obat Tertentu
Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk meredakan gejala acute mountain sickness, di antaranya:
Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah dan mengatasi acute mountain sickness, terutama bagi yang sering bepergian ke daerah dengan ketinggian ekstrem. Jika gejala semakin memburuk meski sudah melakukan langkah-langkah di atas, segera cari pertolongan medis.
ADVERTISEMENT
(SAI)