Apa Itu Kurikulum Prototype? Ini Penjelasannya Sesuai Jenjang Pendidikan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
3 Februari 2023 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak TK yang melakukan aktivitas bermain sebagai fokus pembelajaran. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak TK yang melakukan aktivitas bermain sebagai fokus pembelajaran. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurikulum prototype adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai tahun 2022. Kurikulum yang merupakan bentuk pengembangan dari kurikulum 2013 ini lebih memusatkan pembelajaran pada peserta didik.
ADVERTISEMENT
Kurikulum prototype sebenarnya hampir sama dengan kurikulum 2013. Namun yang membedakan adalah 20-30 persen jam pelajaran dalam kurikulum prototype digunakan untuk pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan karakter siswa.
Kurikulum prototype ditawarkan pemerintah sebagai salah satu opsi pemulihan proses pembelajaran akibat pandemi COVID-19. Solusi ini untuk mengatasi krisis pembelajaran, di mana diperlukan kurikulum yang fleksibel serta berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik.

Apa Itu Kurikulum Prototype?

Kurikulum prototype merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) demi pengembangan karakter peserta didik.
Dikutip dari Mitigasi Dan Pencegahan Learning Loss Pendidikan Di Indonesia oleh Saryanto, dkk., (2022: 45), penerapan kurikulum prototype dilaksanakan di jenjang pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Berikut penjelasan dan perbedaannya dengan kurikulum 2013.
ADVERTISEMENT

1. Kurikulum Prototype untuk TK

Ilustrasi anak TK yang membaca buku. Foto: Pexels
Di jenjang TK, penerapan kurikulum prototype lebih berfokus pada aktivitas bermain siswa sebagai proses pembelajaran yang utama. Sementara untuk pembentukan karakter, pendekatan pembelajaran yang awalnya berbasis tema pada kurikulum 2013 diubah menjadi fokus literasi (buku yang digemari anak-anak).

2. Kurikulum Prototype untuk SD

Di jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) agar peserta didik memahami lingkungan sekitar dengan baik.
Selain itu, bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan bagi siswa dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila. Sebelumnya, bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib di tingkat SD.

3. Kurikulum Prototype untuk SMP

Di jenjang SMP, kurikulum prototype mewajibkan mata pelajaran informatika. Ini merupakan mata pelajaran pilihan di kurikulum 2013. Informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk menyesuaikan kemajuan teknologi digital yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila.
ADVERTISEMENT

4. Kurikulum Prototype untuk SMA

Ilustrasi siswa SMA yang bisa memilih kombinasi pelajaran sesuai kebutuhan. Foto: Pexels
Di jenjang SMA, kurikulum baru menghilangkan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Sebagai gantinya, siswa kelas 10 akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP, sedangkan kelas 11 dan 12 bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan cita-citanya.
Adapun dampak positif penerapan kurikulum prototype yaitu pembelajaran dilakukan tidak hanya bertumpu pada target materi, tetapi juga pembelajaran berbasis proyek yang menitikberatkan pada materi yang lebih esensial.
Dengan demikian, pembelajaran bisa menjadi lebih interaktif, mandiri, mendalam, dan bermakna dengan model yang menyenangkan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan karakter siswa dan menggali potensi siswa lebih dalam karena adanya berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penerapan kurikulum prototype menjadi lebih fleksibel karena dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Ini sesuai dengan metode blended learning, yaitu menggabungkan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara daring dan luring.
(SFR)