Konten dari Pengguna

Arti Habemus Papam dalam Pemilihan Paus Baru 2025

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
9 Mei 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost melambaikan tangan ke warga di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost melambaikan tangan ke warga di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemilihan Paus baru tahun 2025 telah berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan. Para kardinal dari berbagai negara berkumpul dalam konklaf tertutup untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
ADVERTISEMENT
Setelah proses pemilihan usai, Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti muncul di balkon Basilika Santo Petrus. Di hadapan ribuan umat yang memadati lapangan, ia mengucapkan kalimat yang telah lama dinanti, yaitu "Habemus Papam."
Sebenarnya, apa arti Habemus Papam dalam tradisi konklaf Paus? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Arti Habemus Papam

Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost muncul di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Claudia Greco/REUTERS
Dikutip dari laman Merriam-Webster, "Habemus Papam" adalah frasa dalam Bahasa Latin yang memiliki arti "Kita memiliki Paus." Ungkapan ini digunakan sebagai pengumuman resmi saat seorang kardinal terpilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Frasa "Habemus Papam" secara khusus diucapkan oleh kardinal protodiakon, yaitu kardinal dengan urutan tertinggi dari balkon tengah Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Tepatnya pada 8 Mei 2025, Kardinal Dominique Mamberti tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan frasa bersejarah ini. Dengan suara yang lantang, ia mengumumkan bahwa Kardinal Robert Prevost telah terpilih sebagai Paus baru.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Robert Prevost dikenal sebagai Paus Leo XIV. Ia melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari pemimpin sebelumnya, yaitu Paus Fransiskus.
Menurut Sky News, "Habemus Papam" bukan sekadar pengumuman yang bersifat administratif, melainkan juga lambang dari sukacita dan harapan baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Sejarah Habemus Papam

Paus yang baru terpilih, Paus Leo XIV menyampaikan sambutan dihadapan sejumlah kardinal saat konklaf untuk memilih paus di Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025). Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS
Dikutip dari laman Catholic News Agency, tradisi "Habemus Papam" pertama kali tercatat secara resmi pada tahun 1417. Pada momen bersejarah itu, Paus Martinus V diumumkan sebagai pemimpin baru Gereja Katolik, menandai berakhirnya masa sulit yang dikenal sebagai Skisma Barat.
Sebelum peristiwa ini, Gereja mengalami perpecahan internal karena munculnya beberapa klaim atas jabatan kepausan. Sebagai solusinya, pengumuman resmi "Habemus Papam" hadir menjadi tonggak penting dalam mengakhiri konflik tersebut dan menyatukan umat Katolik di bawah satu kepemimpinan yang sah.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tradisi pengumuman lisan dari balkon Basilika Santo Petrus ini dilengkapi dengan tanda visual asap putih dari cerobong Kapel Sistina. Momen ini juga menjadi bagian penting dalam proses pemilihan Paus.
Menariknya, penggunaan asap sebagai penanda bukanlah hal baru. Tradisi ini sudah mulai dikenal sejak Konsili Lyon Kedua pada tahun 1274, meski belum seformal sekarang.
Asap putih tersebut dihasilkan dari pembakaran surat suara yang menyatakan bahwa seorang Paus telah berhasil dipilih. Tanda visual asap putih yang berpadu dengan pengumuman verbal dari Vatikan ini kemudian menjadi ciri khas yang terus dijaga hingga saat ini.
(ANB)