Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arti Innaddina Indallahil Islam, Penggalan Surat Ali Imran Ayat 19
16 Desember 2022 12:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Islam diakui Allah SWT sebagai agama yang suci dan satu-satunya agama yang benar. Allah menurunkan agama Islam untuk diikuti dan diimani umat-Nya. Agama inilah yang dapat menyelamatkan hamba-hamba-Nya di akhirat kelak.
ADVERTISEMENT
Seorang Muslim wajib meyakini hal tersebut. Mereka yang tidak memercayainya dan memilih memeluk agama lain disebut kafir. Hal ini tegaskan ditegaskan Allah lewat firman-Nya dalam penggalan surat Ali Imran ayat 19 yang berbunyi “innaddina indallahil Islam”.
Secara garis besar, ayat tersebut menjelaskan tentang kebenaran Islam dan inti ajarannya, yakni tauhid . Agar lebih memahaminya, berikut arti innaddina indallahil islam beserta isi kandungannya yang dapat direnungkan.
Innaddina Indallahil Islam
Seperti yang disebutkan, innaddina indallahil Islam merupakan penegasan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, murni, samawi, dan diakui keberadaannya oleh Allah SWT.
Mengutip buku Sekelumit Kandungan Isi Al-Qur’an yang disusun oleh Drs. Ahmad Hamid, agama Kristen dan Nasrani sebenarnya juga datang dari Allah, sama seperti Islam.
ADVERTISEMENT
Namun, Allah tidak lagi mengakui keberadaanya karena agama tersebut telah mengubah, menambah, atau mengurangi ayat-ayat untuk menyesuaikannya dengan keadaan, selera, dan keinginan mereka sehingga tidak murni lagi.
Dalam mengubah-ubah isinya, sering terjadi perselisihan di antara pemeluk agama tersebut. Kemudian Allah menyempurnakan agama itu menjadi agama Islam. Allah berfirman:
اِنَّ الدِّيۡنَ عِنۡدَ اللّٰهِ الۡاِسۡلَامُ ۗ وَمَا اخۡتَلَفَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡعِلۡمُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ
Innaddina 'indallaahil Islam; wa makhtalafal laziina uutul Kitaaba illaa mim ba'di maa jaaa'ahumul 'ilmu baghyam bainahum; wa mai yakfur bi Aayaatil laahi fa innal laaha sarii'ul hisaab.
Artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
ADVERTISEMENT
Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut membuktikan bahwa semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya adalah Islam, yaitu berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa, menjunjung tinggi perintah-perintah-Nya, dan berendah diri kepada-Nya.
Kemudian, Allah menggambarkan perselisihan para Ahli Kitab tentang agama yang sebenarnya. Sebenarnya mereka tidak keluar dari agama Islam. Namun, perbuatan pemimpin-pemimpin mereka melampaui batas hingga menciptakan perpecahan dan peperangan.
Di akhir ayat tersebut, Allah memberi peringatan kepada orang-orang yang kafir dengan memberikan ganjaran hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka. Hal ini diterangkan lebih lanjut dalam ayat ke-91 surat Ali Imran yang berbunyi:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir lalu mati dalam keadaan kafir itu, maka tidak akan diterima dari salah seorang (golongan) tebusan, walaupun emas seisi bumi. Bagi mereka azab yang berat, dan tidak ada orang yang dapat menolong mereka.”
ADVERTISEMENT
(ADS)