Konten dari Pengguna

Arti Turu dan Contoh Penggunaannya dalam Percakapan Sehari-hari

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Maret 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Februari 2023 22:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Arti Turu. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Arti Turu. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Selain bahasa Inggris, ungkapan dalam bahasa Jawa juga sering digunakan untuk status di WhatsApp maupun media sosial lainnya. Bisa menggunakan kosakata khusus bahasa Jawa dan ada pula yang menyelipkan humor agar mudah diterima oleh semua kalangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kata bahasa Jawa yang sering digunakan adalah turu. Dikutip dari buku Baboning Pepak Basa Jawa oleh Budi Anwari, arti turu adalah tidur. Dalam penggunaan sehari-hari kata ‘turu’ dipakai untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau lebih muda.
Bahasa Jawa dibagi ke dalam tiga tingkatan penggunaan, yakni bahasa Jawa ngoko (kasar), krama alus (halus), dan krama inggil (bahasa jawa yang lebih sopan). Kata ‘turu’ termasuk ngoko alias kasar dan kurang sopan untuk digunakan dalam percakapan formal atau dengan orang yang lebih tua.

Contoh Penggunaan Kata Turu dalam Kalimat

Ilustrasi Arti Turu. Foto: pixabay.com
Berikut contoh penggunaan kata turu yang bisa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Artinya: Makan enggak makan, yang penting tidur.
Artinya: masih tidur, jangan diganggu.
Artinya: kamu tidur terus, gimana masa depanmu?
Artinya: kebanyakan tidur, mata sampai bengkak.
Artinya: makan tidur, makan tidur, ayo gerak.

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa untuk Status di WhatsApp

Ilustrasi Arti Turu. Foto: unsplash.com
Berikut beberapa kata bijak bahasa Jawa yang bisa digunakan sebagai status di WhatsApp:
1. "Urip dipaido, mati ditangisi, waras dilarani."
(Hidup dikomentarin, mati ditangisin, sehat disakitin).
2. “Kadang lathi iso gawe lorone ati.”
(Terkadang lidah bisa membuat sakit hati).
3. "Ra usah mikir omongane wong liyo, lawong wong liyo ae nek ngomong yo ra dipikir."
ADVERTISEMENT
(Enggak usah mikir omongan orang lain, orang lain saja kalau ngomong enggak pakai mikir).
4. "Urip iki akeh cobaane. Yen akeh saweran iku jenenge dangdutan."
(Hidup ini banyak cobaannya, kalau banyak saweran namanya dangdutan).
5. "Ojo mung ngopi, pisan-pisan ngeteh. Ben ngerti nek urip iku ora pait wae, tapi yo sepet."
(Jangan cuma ngopi, sekali-kali ngeteh. Supaya tahu kalau hidup tidak hanya pahit, tapi juga masam).
6. “Ora sanak, yo ora kadang, tapi yen mati melu kalangan.”
(Bukan keluarga, juga bukan saudara, tapi kalau meninggal ikut kehilangan).
7. “Aja dadi kacang lali karo kulite”
(Jangan jadi orang yang melupakan pengorbanan dan bantuan orang lain).
8. "Waktu adalah uang. Yen kancamu mbok jak dolan ngomong ra ndue wektu, berarti wonge ora ndue duwit."
ADVERTISEMENT
(Waktu adalah uang. Kalau temanmu diajak main bilangnya tidak ada waktu, berarti temanmu tidak punya uang).
9. "Dadi wong ojo koyo wit gedhang. Wit gedhang iku due jantung tapi ora duwe ati."
(Jadi orang jangan seperti pohon pisang. Pohon pisang itu punya jantung tetapi tidak punya hati).
10. “Ojo mbedakake marang sak sapadha-pada.”
(Jangan membeda-bedakan sesama manusia).
(EAR)