Konten dari Pengguna

Bentuk Hilal dan Cara Melihatnya untuk Menentukan Awal Ramadhan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Maret 2023 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Penanggalan dalam Islam ditetapkan dengan sistem bulan (qamary), yaitu dengan munculnya hilal. Di penghujung bulan Syaban, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk mengamati bentuk hilal yang menandakan masuknya bulan suci Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Bekal Ramadhan oleh Ahmad Zarkasih, Lc, hilal artinya bulan sabit. Disebut demikian karena yang dilihat adalah keberadaan bulan yang bentuknya masih sabit dan belum terlihat dari bumi.
Masuknya bulan Ramadhan ditandai dengan hilal yang sudah terlihat di tanggal 29 Syaban, sesaat setelah terbenamnya matahari. Rasulullah bersabda:
Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, begitu pula jangan berbuka (Idul Fitri) sampai melihatnya, dan jika kalian tertutup mendung maka perkirakanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu, bagaimana bentuk hilal pada awal Ramadhan dan bagaimana cara melihatnya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.

Bentuk Hilal

Ilustrasi melihat bentuk hilal. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaid
Dijelaskan dalam laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bentuk hilal adalah bulan sabit terkecil yang muncul beberapa saat setelah matahari terbenam. Hilal biasanya muncul dua malam dalam sebulan.
ADVERTISEMENT
LAPAN mendefinisikan hilal sebagai satu dari lima fase bulan. Berikut urutan fase bulan tersebut:

1. Fase Bulan Baru

Fase ini disebut dengan new moon atau ijtimak. Pengertian ijtimak adalah bulan baru atau bulan mati yang terjadi saat bulan berada di antara matahari dan bumi sehingga wajah bulan tidak tampak jika dilihat dari bumi.

2. Fase Bulan Sabit

Setelah new moon, fase pun berganti menjadi bulan sabit yang dapat dilihat setelah matahari terbenam. Bentuk hilal menyerupai huruf U dengan posisi menghadap titik matahari. Seperti yang disebutkan, biasanya hilal diamati pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.

3. Fase Bulan Separuh Kuartil Pertama

Pada fase ini, bulan menghadap ke barat setelah waktu Maghrib sehingga hanya separuh wajahnya yang terlihat dari bumi. Itu sebabnya ini dinamakan fase bulan separuh kuartil pertama.
ADVERTISEMENT

4. Fase Bulan Besar

Di fase keempat, kedudukan relatif matahari, bulan, dan bumi berada segaris dengan bumi terletak di tengah. Pada kedudukan seperti ini, seluruh bagian bulan yang terang dapat terlihat dari bumi. Fase ini dikenal sebagai bulan purnama.

5. Fase Bulan Tua

Fase ini ditandai dengan bulan yang berbentuk sabit tipis atau disebut juga dengan bulan tersembunyi. Hanya ada sedikit bagian bulan yang dapat terlihat dari bumi pada fase ini.

Cara Melihat Hilal

Pemantauan hilal di Aceh. Foto: Antara/Irwansyah Putra
Cara melihat hilal dapat dilakukan dengan menggunakan mata telanjang ataupun alat seperti teropong atau teleskop. Mengutip buku Fikih Puasa Serial Kajian Ramadhan oleh Mohammad Hafid, Lc., M.H., kesaksian adanya hilal tidak bisa dilakukan sembarang orang.
ADVERTISEMENT
Hanya sosok yang dapat dipercaya dan tidak cacat agama yang dapat menentukan hilal. Hal itu sesuai dengan hadits Ibnu Umar, dia berkata:
Ketika semua orang sedang memantau awal bulan maka sayalah yang melihatnya, lalu saya laporkan kepada Nabi kemudian Rasulullah SAW berpuasa dan menyuruh seluruh kaum Muslimin untuk berpuasa.” (HR. Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni)
Jika pada malam tanggal 29 atau 30 bulan sebelumnya (Syaban) hilal sudah betul-betul terlihat, artinya esok hari sudah memasuki bulan Ramadhan dan umat Muslim bisa memulai puasanya. Namun, jika hilal tidak terlihat jelas karena langit mendung atau berawan, maka bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari.
(ADS)
ADVERTISEMENT