Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan dan Contohnya
28 Februari 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cara menghitung elastisitas permintaan menjadi kunci dalam memahami bagaimana harga suatu produk atau layanan memengaruhi tingkat permintaan dari konsumen.
ADVERTISEMENT
Elastisitas permintaan adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar perubahan dalam jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan harganya.
Dengan memahami konsep ini, pelaku bisnis dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait penetapan harga dan strategi pemasaran. Lantas, bagaimana cara menghitung elastisitas permintaan? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Elastisitas Permintaan?
Menurut Sugiarto, dkk dalam buku Ekonomi Mikro, elastisitas permintaan dalam ilmu ekonomi adalah ukuran seberapa besar perubahan jumlah permintaan suatu produk merespons perubahan harga.
Jika elastisitas tinggi, permintaan akan responsif terhadap perubahan harga. Sedangkan jika rendah, permintaan tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga. Terdapat beberapa jenis elastisitas permintaan, antara lain:
ADVERTISEMENT
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Elasitisitas Permintaan
Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan antara lain adalah:
1. Ketersediaan barang substitusi
Barang dengan banyak pilihan substitusi cenderung memiliki elastisitas yang lebih tinggi karena konsumen dapat beralih ke barang lain yang harganya lebih rendah.
2. Pendapatan konsumen
Barang yang harganya relatif tinggi dibandingkan dengan pendapatan konsumen cenderung memiliki elastisitas yang lebih tinggi karena konsumen akan lebih peka terhadap perubahan harga.
3. Kebutuhan primer versus sekunder
Barang yang bersifat primer cenderung memiliki elastisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan barang sekunder. Karena konsumen biasanya akan membeli barang primer walaupun harganya naik.
4. Loyalitas merek dan barang yang adiktif
ADVERTISEMENT
Konsumen yang sangat loyal terhadap suatu merek atau barang yang adiktif cenderung memiliki permintaan yang inelastis terhadap perubahan harga
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Mengutip dari buku Prinsip-prinsip Ekonomi oleh Karl E, dkk, elastisitas permintaan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:
Ini dihitung dengan membandingkan persentase perubahan jumlah diminta dengan persentase perubahan harga. Jika elastisitasnya lebih besar dari 1, maka permintaan bersifat elastis (responsif terhadap perubahan harga). Jika kurang dari 1, permintaan bersifat inelastis (tidak responsif secara signifikan terhadap perubahan harga).
Contoh perhitungannya:
Perusahaan X memiliki suatu produk dan harga produk tersebut meningkat dari Rp 100.000 menjadi Rp 120.000. Selama periode yang sama, jumlah produk yang diminta oleh konsumen turun dari 1.000 unit menjadi 800 unit. Artinya:
ADVERTISEMENT
Dalam contoh ini, elastisitas permintaan adalah -1. Hasil ini menunjukkan respons yang seimbang dan inelastis. Artinya, perubahan harga di pasar sebesar 20% menyebabkan perubahan jumlah diminta sebesar -20%, yang menjukkan bahwa elastisitas yang terjadi bersifat inelastisitas.
(SAI)