Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris dengan Terjemahannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2021 9:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sangkuriang dan Tumang. Sumber: Flickr.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sangkuriang dan Tumang. Sumber: Flickr.com
ADVERTISEMENT
Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi adalah salah satu cerita rakyat yang sangat terkenal di Indonesia. Ini merupakan kisah legenda dari Gunung Tangkuban Perahu yang ada di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Menurut legenda, Gunung Tangkuban Perahu adalah perahu raksasa yang diciptakan oleh Sangkuriang agar bisa menikahi Dayang Sumbi. Akan tetapi, rencana Sangkuriang untuk menikah digagalkan oleh Dayang Sumbi sendiri. Ternyata, ia adalah ibu kandung Sangkuriang.
Akhirnya, perahu raksasa itu pun ditendang oleh Sangkuriang hingga terbalik. Perahu tersebut yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi memiliki pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran penting, yakni soal larangan menikahi ibu kandung sendiri. Dalam ajaran agama dan norma di masyarakat, menikahi ibu sendiri adalah hal yang dilarang.
Bagi yang ingin membaca cerita tersebut dalam bahasa asing, berikut adalah cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya yang dikutip dari Siap Menghadapi Ujian Nasional SMP/MTs 2011 oleh Wahono, Rusmiyato.
ADVERTISEMENT

Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris

Ilustrasi Dongeng Anak. Foto: delcarmat/shutterstock
Long time ago, there lived a beautiful woman named Dayang Sumbi. One day, she was quilting. Suddenly, her quilt fell off from her house. She prayed to Gods, "If a man picks up my quilt, he will be my husband. If a woman, she will be my sister".
Then, a male dog picks it up. For keeping her words, she married the dog and called him Tumang. She gave birth to a baby, named him Sangkuriang, but never told him who his father was.
One day, Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he found nothing. He blamed Tumang for the failure and killed him. When Dayang Sumbi knew that, she hit Sangkuriang's head with a big spoon and asked him to go away.
ADVERTISEMENT
Many years later, Sangkuriang found a house in the forest and a beautiful woman was inside. The woman, Dayang Sumbi, recognized him as Sangkuriang. He fell in love with her without knowing that she was his mother. He forced her to marry him. Dayang Sumbi could not accept it because they were mother and son.
She asked him an impossible requirement to marry her. He must build a big boat within a night and shall be finished by dawn. Sangkuriang agreed and built it with the help of spirits.
When he was almost finished, Dayang Sumbi asked women nearby to hit the grains as a fake sign that dawn is coming. The spirits run away and Sangkuriang failed to finish the boat. He was very angry and kicked away the boat upside down and it turned into a mountain called Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT

Arti Cerita Sangkuriang

Gunung Tangkuban Perahu. Sumber: Flickr.com
Dahulu kala, hiduplah seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi. Suatu hari, dia sedang merajut. Tiba-tiba, alatnya jatuh dari rumahnya. Dia berdoa kepada Tuhan, "Jika seorang pria mengambilnya, dia akan menjadi suami saya. Jika seorang wanita, dia akan menjadi saudara perempuan saya".
Kemudian, seekor anjing jantan mengambilnya. Untuk menepati kata-katanya, dia menikahi anjing itu dan memanggilnya Tumang. Dia melahirkan seorang bayi bernama Sangkuriang. Tetapi dia tidak pernah memberitahu Sangkuriang siapa ayahnya.
Suatu hari, Sangkuriang sedang berburu dengan Tumang di hutan dan dia tidak menemukan apa-apa. Dia menyalahkan Tumang atas kegagalan itu dan membunuhnya. Ketika Dayang Sumbi mengetahui hal itu, dia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok besar dan mengusirnya.
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang menemukan sebuah rumah di hutan dan ada seorang wanita cantik di dalamnya. Wanita itu, Dayang Sumbi, mengenali Sangkuriang. Sangkuriang jatuh cinta padanya tanpa mengetahui bahwa dia adalah ibunya. Dia memaksa Dayang Sumbi untuk menikah dengannya. Dayang Sumbi tidak bisa menerimanya karena mereka adalah ibu dan anak.
Dia meminta persyaratan yang mustahil kepada Sangkuriang jika ingin menikahinya. Dia harus membangun perahu besar dalam waktu satu malam dan harus selesai sebelum fajar. Sangkuriang setuju dan membangunnya dengan bantuan makhluk halus.
Ketika hampir selesai, Dayang Sumbi meminta wanita di sekitarnya untuk menumbuk biji-bijian sebagai tanda palsu bahwa fajar akan datang. Roh-roh itu melarikan diri dan Sangkuriang gagal menyelesaikan perahunya. Dia sangat marah dan menendang perahu tersebut menjadi terbalik. Kemudian, perahu terbalik itupun berubah menjadi gunung yang disebut Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT

Pesan Moral dari Cerita Sangkuriang

Ilustrasi membacakan dongeng untuk anak. Foto: Shutter Stock
Sama seperti cerita rakyat lainnya, cerita Sangkuriang menyimpan pesan moral yang dapat dimaknai para pembaca. Berikut beberapa pesan moral dari cerita tersebut:

1. Mencintai yang Sewajarnya

Dalam cerita dikisahkan bahwa Sangkuriang begitu mencintai Dayang Sumbi sampai-sampai ia rela melakukan apa pun demi mendapatkan cintanya. Meski sudah bersekutu dengan makhluk halus, Sangkuriang justru gagal dan tidak bisa memiliki Dayang Sumbi.
Di kehidupan nyata, manusia sebaiknya mencintai seseorang dengan sewajarnya. Terlalu obsesi terhadap orang lain lantaran dibutakan oleh cinta justru membuat orang yang disukai merasa tidak nyaman dan semakin menjauh.

2. Hati-Hati Saat Berbicara

Agar cintanya berbalas, Sangkuriang secara gegabah bersumpah untuk mewujudkan apa pun keinginan Dayang Sumbi. Padahal, itu merupakan keinginan yang sangat mustahil diwujudkan.
ADVERTISEMENT
Lewat kisah tersebut, manusia dianjurkan untuk selalu berhati-hati ketika berbicara. Pastikan pernyataan yang keluar dari mulut adalah hal yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Jangan Berbuat Curang

Sangkuriang meminta jin untuk membantunya membangun perahu besar dalam waktu semalam. Namun, pada akhirnya jin-jin itu melarikan diri ketika usahanya tidak berhasil dan gagal total.
Kisah tersebut menyampaikan bahwa manusia harus senantiasa jujur dalam perbuatan. Jangan berbuat curang, sebab perilaku tersebut dapat menjerumuskan diri ke hal-hal buruk.
(ULY)