Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Contoh Latar Belakang Karya Tulis Ilmiah dan Cara Membuatnya
5 April 2021 15:46 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Cerdas Menulis Karya Ilmiah oleh Prof. Dr. Suyono, M.Pd dkk (2015: 23), latar belakang tidak boleh bersifat subjektif sesuai pendapat penulis saja. Alasan pada latar belakang harus ditulis secara objektif serta dilengkapi dengan alasan yang teoritis dan bukti yang faktual.
Secara umum, latar belakang berisi tentang urgensi masalah yang dibahas, alasan mengapa suatu masalah perlu dibahas, dan penegasan kepada pembaca bahwa masalah yang dipilih perlu dan penting untuk dibahas secara lebih dalam.
Kejelasan uraian dalam latar belakang ini sangat penting untuk dijabarkan sehingga nantinya pembaca akan memahami kejelasan isi karya tulis ilmiah tersebut.
Penulisan latar belakang dapat dimulai dengan beberapa cara, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Untuk lebih memahami tentang latar belakang dalam karya tulis ilmiah, simak contohnya berikut ini masih diambil dari buku yang sama.
Contoh Latar Belakang
Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Apresiasi Drama
Latar Belakang
Apresiasi drama merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Kegiatan mengapresiasi drama termasuk kegiatan yang memberikan ‘after effect’ pada seseorang setelah membaca teks drama atau menonton pertunjukan drama. Akan tetapi, mahahiswa sering mengalami kesulitan dalam kegiatan mengapresiasi drama. Apresiasi drama yang dilakukan hanya sebatas mengomentari secara umum tentang jalan cerita dalam drama. Padahal, ada banyak hal yang dapat diapresiasi dalam drama.
Agar dapat mengapresiasi drama secara menyeluruh, mahasiswa perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam mengapresisasi drama. Tahapan tersebut meliputi pemahaman tentang synopsis drama, karakteristik setiap tokoh, alur cerita, konflik apa saja yang muncul dalam drama, dan dialog antartokoh (Teuw, 2001:66). Tahapan dalam apresiasi drama dapat dengan mudah dilakukan oleh mahasiswa jika diterapkan suatu media pembelajaran yang tepat.
ADVERTISEMENT
Menurut Moulton (1975), drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Jika mahasiswa diberikan suatu stimulus berupa pementasan drama yang ditampilkan melalui media audiovisual, maka diharapkan akan memudahkan mahasiswa mengapresiasi drama yang dimainkan. Mahasiswa diberikan tayangan ‘bergerak’ dan tidak hanya sekadar membaca teks drama. Dengan demikian, diperlukan suatu media yang dapat memudahkan mahasiswa dalam mengapresiasi suatu drama dengan baik.
Media audiovisual merupakan … (dst.)
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka diperlukan suatu media interaktif yang mampu memudahkan mahasiswa dalam kegiatan apresias idrama. Dengan demikian, makalah dengan judul Penggunaan Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Apresiasi Drama perlu ditulis dandibahas lebih lanjut.
Contoh latar belakang di atas diawali dengan pemaparan teori umum yang relevan dengan masalah yang sedang dibahas.
ADVERTISEMENT
Urgensi masalah pada contoh tersebut terletak pada paragraf 1, yaitu apresiasi drama dan kesulitan yang dialami mahasiswa dalam kegiatan apresiasi drama. Masalah tersebut kemudian diikuti dengan teori umum pada paragraf kedua tentang tahapan apresiasi drama dan definisi drama.
Setelahnya, alasan mengapa masalah perlu dibahas tercantum pada paragraf ketiga. Di mana alasan diperlukannya media pembelajaran apresiasi drama adalah untuk membantu mahasiswa dalam kegiatan apresiasi drama melalui pemberian tayangan ‘bergerak’ dan seterusnya.
Latar belakang pada contoh diakhiri dengan penegasan bahwa masalah yang dibahas pada latar belakang masalah perlu dibahas lebih lanjut lagi.
(ADS)