Fraksi Minyak Bumi yang Memiliki Titik Didih Terendah dan Pemanfaatannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
12 November 2021 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Fraksi Minyak Bumi yang Memiliki Titik Didih Terendah Adalah Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fraksi Minyak Bumi yang Memiliki Titik Didih Terendah Adalah Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih terendah adalah gas bumi. Titik didik rendah sendiri mengacu pada atom karbon dengan jumlah yang sedikit.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, gas bumi memiliki jumlah atom karbon berkisar antara C1-C5. Ini merupakan jumlah atom yang paling kecil dibandingkan fraksi minyak bumi lainnya, seperti aspal, kerosin, bensin, dan petroleum eter.
Gas bumi merupakan komoditas energi tidak terbarukan yang memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi primer di dunia.
Mengutip Jurnal Pemanfaatan Pengembangan Jaringan Gas Bumi Sebagai Pengganti LPG Rumah Tangga di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur karya Andirawan, dkk. (2020), data pada 2017 menunjukkan bahwa kebutuhan gas bumi di seluruh dunia mencapai 23,4% dari total kebutuhan energi primer global.
Di Indonesia, gas bumi menjadi energi primer ketiga yang paling banyak digunakan. Fraksi minyak bumi yang disebut dengan gas alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Untuk memperluas wawasan terkait gas alam, Anda bisa menyimak pembahasan singkat berikut ini.
Ilustrasi Fraksi Minyak Bumi yang Memiliki Titik Didih Terendah Adalah Foto: Unsplash

Apa Itu Gas Bumi?

Berdasarkan informasi dari buku Hemat Energi dan Lestari Lingkungan Melalui Bangunan tulisan Christina Eviutami Mediastika (2021), gas alam adalah energi yang dihasilkan dari timbunan fosil yang terperas akibat tekanan material di atasnya. Fosil ini mencakup fosil tanaman, hewan, hingga mikroorganisme yang tersimpan selama ribuan sampai jutaan tahun.
Gas bumi terdiri dari kandungan metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat, seperti etana (C2H6), propana (C3H8), dan butana (C4H10).
Gas alam atau gas rawa keluar dari permukaan bumi melalui retakan alam. Gas ini dapat ditemukan pada ladang gas bumi, ladang minyak, dan tambang batu bara. Pada suhu tertentu yang cukup rendah, gas alam dapat mencair sehingga bisa disimpan dalam bentuk cairan.
ADVERTISEMENT
Gas alam yang belum diproses sangat berbahaya karena bisa mengurangi kandungan oksigen di udara dan mudah terbakar, sehingga rentan menimbulkan ledakan. Kendati demikian, gas ini tidak berbahaya apabila sudah melewati proses alam.
Pada dasarnya energi yang dihasilkan gas alam cenderung lebih efisien dibanding minyak bumi dan batu bara. Tidak hanya itu, gas bumi juga tergolong ramah lingkungan. Gas ini tidak menimbulkan polusi, tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif, dan tidak beracun.
Ilustrasi Fraksi Minyak Bumi yang Memiliki Titik Didih Terendah Adalah Foto: Unsplash

Pemanfaatan Gas Bumi

Menurut Tim Civitas Academica (2016) dalam bukunya yang berjudul Pedoman Cerdas Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap (RPAL), pemanfaatan gas alam dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, antara lain:
1. Gas Alam Sebagai Bahan Bakar
Gas alam sebagai bahan bakar meliputi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap; bahan bakar industri ringan, menengah, dan berat; bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV); gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
2. Gas Alam Sebagai Bahan Baku
Gas alam juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku, misalnya bahan baku pabrik pupuk, petrokimia; metanol; bahan baku plastik; LLDPE (linear low density polyethylene); HDPE (high density polyethylen); PE (poly ethylene); PVC (poly vinyl chloride); C3, dan C4-nya untuk LPG; CO2 untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan, dan bahan pemadam api ringan.
3. Gas Alam Sebagai Komiditas Energi Ekspor
Gas alam juga dapat digunakan sebagai komoditas energi ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG).
(GTT)