Konten dari Pengguna

Hikmah Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Agustus 2020 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masyarakat Palestina melakukan salat Idul Fitri di Jalur Gaza selatan. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Palestina melakukan salat Idul Fitri di Jalur Gaza selatan. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
ADVERTISEMENT
Pergantian tahun baru Islam 1442 H menjadi momen penting bagi umat Muslim. Ini menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk memulai lembaran baru dengan berbagai amalan ibadah.
ADVERTISEMENT
Perayaan tahun baru Islam 1442 H bukanlah hanya sekedar pergantian waktu tanpa ada makna atau hikmah yang bisa diambil. Dari satu tahun yang sudah dilalui, tentunya umat Muslim melewat berbagai peristiwa dalam kehidupan.
Ilustrasi beribadah di tahun baru Islam. Sumber: Virtual Mosque.
Selanjutnya, perjalanan hidup di Tahun Baru Islam 1442 H sebaiknya diisi dimulai dengan merenungi berbagai hikmah yang didapat. Berikut beberapa hikmah dari tahun baru Islam 1 Muharram 1442 H.
Bersyukur Meski di Tengah Pandemi
Tahun baru Islam 1 Muharram 1442 H dijalani dengan situasi yang berbeda. Karena adanya pandemi corona, umat Muslim tidak bisa merayakan seperti di tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, pergantian waktu Tahun Baru Islam kali ini harus tetap disambut dengan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.
ADVERTISEMENT
Rasa syukur tersebut bisa membuat umat Muslim lebih banyak bertafakur. Dengan begitu, umat Muslim bisa merenungi perubahan yang ada pada diri sendiri dan berdoa meminta hidayah untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, umat Muslim juga bisa bersyukur telah berpegang teguh pada Islam yang membawa ketidaktahuan menjadi tahu dan dari kurang iman menjadi beriman.
Memperbaiki Kualitas Diri
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H seharusnya menjadi momentum untuk memberbaiki kualitas diri, baik dari ibadah hingga hubungan dengan sesama makhluk di bumi. Dalam perkara ibadah, umat Muslim dapat memperbaiki diri. Jika salat lima waktu sebelumnya masih lalai, maka di tahun baru ini harus diperbaiki. Allah SWT berfirman dalam surat Fatir ayat 37 yang berbunyi.
ADVERTISEMENT
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Artinya: "Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?"
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia diberikan umur panjang seharusnya digunakan untuk berpikir mengenai hal yang sudah diperbuat di masa lalu. Dengan kata lain, setiap orang haruslah merenungi perbuatannya terhadap makhluk lainnya.
Hakikat Waktu
Sesungguhnya, momen Tahun Baru Islam ini mengingatkan umat Muslim bahwa masa hidup di dunia semakin berkurang. Imam Hasan Al-Basri menjelaskan hakikat waktu yang berbunyi.
''Wahai anak Adam, sesungguhnya Anda bagian dari hari, apabila satu hari berlalu, maka berlalu pulalah sebagian hidupmu.''
ADVERTISEMENT
Dengan hal tersebut, seharusnya pergantian tahun dimanfaatkan untuk bermuhasabah. Allah SWT juga berfirman mengenai hakikat waktu manusia di bumi sebagai berikut. ''Wahai orang-orang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkan untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kalian kerjakan.'' (QS 59: 18).
Ayat tersebut mengingatkan kepada umat Islam untuk selalu melaksanakan ibadah dan menyiapkan amalan baik semasa hidupnya. Dalam suatu hadist, Rasulullah SAW juga menjelaskan hakikat waktu umat manusia seperti berikut ini.
''Tidaklah melangkah kaki seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya untuk apa dimanfaatkan.'' (HR Tirmidzi).
ADVERTISEMENT
(DNA)