news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Hukum Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan yang Wajib Dipahami Umat Muslim

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
19 Maret 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puasa Ramadan adalah ibadah wajib bagi umat Islam yang dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadan,. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Puasa Ramadan adalah ibadah wajib bagi umat Islam yang dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadan,. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Niat merupakan salah satu syarat utama dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Tanpa niat, maka puasanya bisa dianggap tidak sah, karena niat menjadi pembeda antara ibadah dan aktivitas biasa.
ADVERTISEMENT
Dalam praktiknya, terkadang ada saja umat Muslim yang lupa membaca niat puasa Ramadhan sebelum fajar. Alhasil, mereka pun bertanya-tanya apakah puasanya tetap sah atau harus diganti di lain hari.
Untuk memahami bagaimana ketentuan dalam Islam mengenai hal ini, simak penjelasan hukum lupa baca niat puasa Ramadhan berikut ini.

Hukum Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan

Penting bagi umat Islam dalam memahami hukum lupa baca niat puasa Ramadhan. Foto: Pexels
Umar Sulaiman Asyqar dalam buku Fiqih Niat menjelaskan bahwa niat merupakan bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa. Sebab, itu menjadi pembeda antara ibadah dan aktivitas biasa. Dalam Islam, niat menjadi syarat sah puasa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa yang tidak berniat puasa di malam harinya, maka tidak ada baginya pahala puasa itu." (HR. An-Nasa’i)
Berdasarkan hadis ini, ulama pun sepakat bahwa niat puasa wajib dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar. Ketentuan ini berlaku untuk puasa Ramadhan, puasa qadha, dan puasa nazar. Jika niat dilakukan setelah fajar, maka puasanya tidak sah.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, bagaimana jika seseorang lupa berniat pada malam hari? Apakah puasanya tetap sah atau tidak?
Dalam buku Ngopi Bareng Ustadz karya Amirulloh Syarbini, mayoritas ulama sepakat bahwa seseorang yang lupa tetap harus menjalankan puasanya dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri hingga waktu berbuka. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh para ulama:
ADVERTISEMENT
Perbedaan pendapat juga muncul terkait kapan waktu yang tepat untuk berniat. Imam Syafi’i berpendapat bahwa niat harus diperbarui setiap malam sebelum fajar. Sementara itu, Imam Maliki dan Imam Ahmad membolehkan niat dilakukan sekali pada awal bulan, asalkan berniat untuk berpuasa sebulan penuh.
Sementara Imam Hanafi berpendapat bahwa niat puasa Ramadhan tetap sah meskipun dilakukan pada siang hari, selama seseorang belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Meski begitu, niat puasa wajib sebaiknya dilakukan sebelum fajar agar ibadah tersebut tetap sah. Jika seseorang lupa berniat, maka puasanya tetap boleh dijalankan, tetapi wajib diqadha setelah Ramadhan jika didasarkan pada pendapat mayoritas ulama.
ADVERTISEMENT

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Ilustrasi seseorang membaca niat puasa Ramadhan. Foto: Pexels
Seperti yang dijelaskan, niat puasa Ramadhan harus dilakukan sebelum fajar, baik dalam hati maupun diucapkan, agar puasa yang dijalankan sesuai dengan ketentuan syariat.
Dalam Buku Pintar Muslim dan Muslimah karya Rina Ulfatul Hasanah dijelaskan bahwa niat puasa dibaca sebaiknya setelah salat Tarawih agar tidak lupa. Bacaan niat ini juga bisa diamalkan pada saat makan sahur.
Adapun bacaan niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma ghodin ‘an adaai fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.)
Artinya:
"Aku berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala."
(SAI)