Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah? Ini Penjelasannya
20 Januari 2023 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam hitungan hari, orang Tionghoa akan merayakan Tahun Baru China atau Imlek . Perayaan ini biasanya dimeriahkan dengan tradisi kumpul bersama keluarga besar dan bagi-bagi angpau.
ADVERTISEMENT
Perayaan tersebut juga ditandai dengan banyaknya lentera khas Imlek yang bergelantungan. Warna merah berbalut kuning keemasan pun terlihat semakin mendominasi. Mulai dari ornamen rumah, angpau, hingga pakaian, semuanya berwarna merah.
Kenapa Imlek identik dengan warna merah? Apakah ada makna khusus di balik warna tersebut? Bagi yang penasaran, simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.
Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah?
Secara umum, warna merah mengindikasikan semangat dan keberanian. Lebih dari itu, menurut kepercayaan orang Tionghoa, merah merupakan warna tradisional Han, kelompok etnis dominan di Tiongkok, yang mendatangkan keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, dan nasib baik.
Dijelaskan dalam laman Sartle, dalam tradisi China , kehadiran warna merah digunakan untuk menyebarkan pesan keberuntungan dan kemakmuran bagi semua orang di tahun baru yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Warna merah menjadi simbol harapan di tahun baru agar segala kesedihan sirna dan digantikan dengan kebahagiaan. Bukan hanya Imlek, warna ini juga kerap menghiasi perayaan lainnya seperti hari raya dan pernikahan.
Mengutip laman Prestige Online, identiknya warna merah dengan Imlek juga tak lepas dari legenda yang dipercaya masyarakat setempat. Konon, seekor binatang buas bernama Nian akan datang pada malam Tahun Baru Imlek untuk melahap penduduk desa, hewan ternak, dan tanaman.
Guna melindungi diri dari makhluk tersebut, masyarakat akan meletakkan makanan di depan pintu rumah mereka. Harapannya Nian tidak akan menyakiti siapa pun setelah menyantap makanan tersebut.
Nian sendiri digambarkan sebagai makhluk setengah banteng dengan kepala mirip singa. Meski dianggap sebagai hewan buas, Nian rupanya takut pada tiga hal, yaitu api, kebisingan, dan warna merah .
ADVERTISEMENT
Mengetahui kelemahannya itu, warga desa pun akhirnya berhasil mengalahkan Nian. Sejak saat itu, warna merah dianggap sebagai pembawa rezeki dan keberuntungan. Tak sedikit pula orang Tionghoa yang menghiasi rumahnya dengan warna merah untuk mengusir roh jahat dan binatang buas seperti Nian.
Selain merah, Imlek juga identik dengan warna kuning keemasan. Bagi masyarakat Tionghoa, warna emas melambangkan kekayaan, penerangan, dan kemakmuran. Selama Tahun Baru Imlek, kedua warna tersebut menyatu untuk menarik aura positif agar tahun yang akan datang berjalan lebih baik.
Sementara itu, warna kuning sering kali dihubungkan dengan keceriaan dan kebahagiaan. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna kuning atau emas memiliki makna sebagai pencerahan, intelektual, optimisme, ketegasan, dan kejayaan.
ADVERTISEMENT
Pada masa Dinasti Ming dan Qing, warna kuning adalah warna eksklusif yang hanya diperuntukkan bagi istana kekaisaran. Mereka menggunakan pakaian berwarna kuning, baik di rumah maupun pertemuan umum.
(ADS)