Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah, Suri Teladan Keluarga Sakinah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
14 Mei 2020 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selain Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar merupakan salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang paling dikenal umat muslim. Ia adalah satu-satunya istri Nabi yang dinikahi dalam keadaan masih gadis.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan rumah tangganya Nabi Muhammad SAW, Aisyah menjadi suri teladan terbaik bagi umat Islam. Di mana keduanya menjalankan rumah tangga mereka dengan penuh ketakwaan dan keromantisan.
Nah, untuk mengetahui kisah romantis Nabi Muhammad dan Aisya RA, simak selengkapnya di bawah ini yang dikutip dari berbagai sumber.

Awal Perkenalan

Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah Foto: Shutterstock
Sepeninggal Istrinya Khadijah, Rasulullah merasa amat sedih. Di tengah kesedihannya tersebut, beliau kerap mengunjungi rumah para sahabatnya, termasuk Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejak itulah beliau mengenal Aisyah sebagai putri dari Abu Bakar sahabatnya.
Hingga pada akhirnya Rasulullah menikahi Aisyah atas petunjuk Allah SWT. Ibnu Abu Mulaikah menyatakan bahwa Aisyah RA berkata, Jibril datang kepada Nabi SAW (dalam mimpi) dengan membawa gambarnya dalam sepotong kain sutra hijau seraya berkata, “Inilah istrimu di dunia dan akhirat.” (HR. Tirmidzi)
ADVERTISEMENT
Mimpi tersebut dialami Rasulullah selama tiga malam. Hingga pada akhirnya beliau mengutus Khaulah binti Hakim bin Al-Auqash, istri Utsman bin Mazh’un, untuk datang ke rumah Abu Bakar dan meminta putrinya menjadi istri beliau.
Dan menurut salah satu riwayat, kala itu Aisyah baru menginjak usia 6 tahun. Namun, keduanya dikatakan baru tinggal serumah dan menjalani biduk rumah tangga ketika usia Aisyah menginjak 9 tahun, atau tiga tahun setelah pernikahan keduanya digelar. Tepatnya setelah peristiwa Perang Badar.

Kisah Romantis Rasulullah dan Aisyah

Rasulullah SAW dikenal sebagai suami yang baik dan tawadhu terhadap istri-istrinya. Beliau juga dikenal sebagai seorang yang romantis dan lembut kepada istrinya termasuk Aisyah.
Aisyah mengatakan, “Orang-orang Habasyah masuk ke dalam masjid untuk bermain (latihan berpedang), maka Nabi SAW bertanya kepadaku ‘wahai khumaira (panggilan sayang untuk Aisyah), apakah engkau ingin meihat mereka?’, aku menjawab, ‘iya’.
ADVERTISEMENT
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdiri di pintu, kemudian aku mendatanginya dan aku letakkan daguku di atas pundaknya kemudian aku sandarkan wajahku di pipinya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya (setelah agak lama), ‘sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)’, aku menjawab, ‘wahai Rasulullah, jangan terburu-buru’, lalu beliau (tetap) berdiri untukku agar aku bisa terus melihat mereka.
Kemudian ia bertanya lagi, ‘sudah cukup’, aku pun menjawab, ‘wahai Rasulullah, jangan terburu-buru’. Aisyah berkata, ‘Sebenarnya aku tidak ingin terus melihat mereka bermain, akan tetapi aku ingin para wanita tahu bagaimana kedudukan Rasulullah SAW di sisiku dan kedudukanku di sisi Rasulullah.'
Kisah ini menunjukan betapa Rasulullah tak segan memenuhi keinginan istrinya. Karena beliau adalah seorang yang paling lembut dalam segala hal selama masih dalam perkara yang mubah atau diperbolehkan.
Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah Foto: Shutterstock
Kisah lainnya adalah suatu malam Rasulullah berjalan pulang ke rumah dari masjid. Sesampainya di rumah, Aisyah RA rupanya sedang tertidur lelap.
ADVERTISEMENT
Beliau lantas berupaya agar istrinya itu tidak terbangun. Dengan perlahan Rasulullah SAW membuka pintu rumah dan memutuskan untuk tidur di luar kamar agar tak membangunkan istrinya.
Rasulullah SAW juga tidak banyak protes terhadap istrinya. Sebuah riwayat menceritakan dari Aisyah, suatu hari masakan Aisyah RA rasanya terlalu asin. Namun, Rasulullah SAW tetap menyanjung makanan itu tanpa berkomentar apa pun.
Sajian tersebut juga habis dilahapnya. Kemudia ketika Aisyah mencicipi masakannya sendiri dan sadar bahwa ternyata makanan yang ia sajikan terlampau asin hingga mungkin tidak bisa dimakan. Kisah ini menunjukan betapa sopannya Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah satu kali pun mencela istrinya dan selalu berlaku lemah lembut.

Nabi SAW Menawarkan Perpisahan

Meski Aisyah RA sangat mencintai Rasulullah SAW, namun perjalanan cinta keduanyan tidak selalu mulus. Ada rasa cemburu, iri, dan lainnya yang membuat hubungan Aisyah dan Nabi Muhammad SAW hampir mengalami perpisahan.
Kisah Hubungan Nabi Muhammad dan Aisyah Foto: Shutterstock
Rasulullah berkata, “Aku akan menawarkan padamu suatu perkara, kau tidak perlu terburu-buru untuk memutuskannya hingga kau berdiskusi dengan kedua orang tuamu.” Aisyah bertanya, “Tentang apa ini, ya Rasulullah?
ADVERTISEMENT
Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan ayat Alquran, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab: 28-29).
Aisyah berkata, “Lalu untuk apa kau menyuruhku berunding dengan kedua orang tuaku, padahal aku telah tahu. Demi Allah, kedua orang tuaku tidak akan menyuruhku untuk berpisah darimu. Bahkan aku telah memutuskan untuk memilih Allah, Rasul-Nya dan akhirat.” Rasulullah pun merasa gembira dan takjub dengan jawaban Aisyah.
ADVERTISEMENT
(RDR)