Liminal Space: Pengertian, Macam, dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Desember 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi liminal space. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi liminal space. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Mayoritas orang terbiasa beraktivitas di tempat yang sudah mereka kenal dengan baik. Namun, ada kalanya tempat familiar itu justru terasa asing sehingga membuat perasaan tidak nyaman muncul. Perasan ini dikenal dengan istilah liminal space. Apa itu?
ADVERTISEMENT
Liminal space atau ruang liminal berasal dari bahasa Latin “limen” yang berarti ambang batas. Berada di liminal space berarti berada dalam periode transisi. Mengutip Forbes, ruang ini bisa hadir secara fisik, emosional, maupun metaforis.
Berada di liminal space berisiko menimbulkan perasaan sangat tidak nyaman bagi kebanyakan orang. Pasalnya, para ahli mengatakan, manusia umumnya memang tidak suka hidup dalam ruang yang tidak dapat diprediksi. Untuk memahami liminal space lebih jauh, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut.

Macam-Macam Liminal Space

Ilustrasi liminal space. Foto: Pixabay
Liminal space dibedakan menjadi dua macam, yaitu physical liminal space dan emotional liminal space. Berikut penjelasannya:

1. Physical Liminal Space

Physical liminal space atau ruang liminal fisik adalah sesuatu yang berwujud, yang dapat dikenali sebagai jalur, lorong, atau portal. Tempat-tempat ini bersifat sementara, karena Anda hanya melewatinya dalam perjalanan ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah tangga. Tangga berfungsi sebagai penghubung satu lantai ke lantai lainnya. Tangga hanya disinggahi untuk sesaat, sehingga tidak terlalu dianggap penting. Namun, terjebak di tangga tanpa ada jalan keluar tentu menakutkan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman.

2. Emotional Liminal Space

Dari sudut pandang emosional, liminal space menggambarkan waktu antara berakhirnya suatu bagian kehidupan dan dimulainya fase berikutnya. Sederhananya, emotional liminal space dapat dianggap sebagai periode transisi.
Setiap orang akan menghadapi banyak emotional liminal space yang berbeda dalam semua fase kehidupannya. Misalnya, momen perceraian, pubertas, kematian orang yang dicintai kelulusan, perubahan karier, hingga mendapat diagnosis penyakit serius.
Di sisi lain, ada pula yang disebut dengan ruang liminal metaforis. Liminal space ini terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan penting. Sebelum memutuskan, mereka akan ada dalam fase bimbang dan ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, memilih perguruan tinggi untuk pendidikan selanjutnya, memutuskan apakah akan menerima suatu pekerjaan atau tidak, memilih tujuan liburan, dan menerima atau menolak proposal.

Pengaruh Liminal Space terhadap Kesehatan Mental

Ilustrasi liminal space. Foto: Pixabay
Dalam kebanyakan kasus, liminal space bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun, jika sering terjadi dan dibiarkan terus-menerus, kondisi ini bisa berakibat fatal bahkan dapat mengganggu kesehatan mental.
Mengutip Very Well Mind, kegamangan, ketidakpastian, dan kebimbangan yang terjadi pada fase liminal space berisiko memicu stres, rasa cemas berlebihan, depresi, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup.
Jika berada dalam masa transisi membuat Anda stres, cobalah berkonsultasi kepada profesional. Anda juga bisa berbagi cerita dengan orang terdekat yang dapat dipercaya. Cara ini dinilai bisa sedikit meringankan beban Anda.
ADVERTISEMENT
(ADS)