news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Diffuse Axonal Injury dan Risiko Fatal di Baliknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2023 9:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi diffuse axonal injury. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diffuse axonal injury. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Diffuse axonal injury (DAI) adalah jenis cedera otak traumatik yang menyebabkan robekan pada serabut saraf panjang otak yang disebut akson. Cedera ini terjadi karena adanya trauma tumpul yang menyebabkan otak berputar dan bergeser dengan cepat di dalam tengkorak.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Medical News Today, kondisi tersebut dapat memengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan area lain sehingga berisiko memicu masalah neurologis serta koma, gangguan panjang, atau bahkan menyebabkan kematian.
Untuk lebih memahami apa itu diffuse axonal injury, penyebab, risiko, serta bagaimana perawatannya, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Apa Itu Diffuse Axonal Injury?

Ilustrasi . Foto: Shutter Stock
Diffuse axonal injury (DAI) alias cedera aksonal difus adalah salah satu jenis traumatic brain injury (TBI) atau cedera otak traumatik. Mengutip laman Very Well Health, kondisi ini tergolong sebagai cedera otak tertutup karena terjadi di dalam tengkorak tanpa kekuatan penetrasi.
Biasanya, jenis trauma ini melibatkan gerakan mempercepat dan melambat pada otak. Gerakan yang cukup kuat dapat merusak akson dan membuat serabut saraf ini terputus sehingga memengaruhi sebagian besar area otak.
ADVERTISEMENT
Diffuse axonal injury dapat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, cedera karena olahraga, atau benturan lain pada kepala. Namun, umumnya kondisi ini terjadi karena kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi.
Penderita DAI ringan mungkin menunjukkan gejala yang mirip dengan gegar otak, seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, gangguan tidur, dan kelelahan. Namun, bagi mereka yang mengalami DAI berat, risikonya jauh lebih besar dan dapat mengancam nyawa.

Risiko Diffuse Axonal Injury

Ilustrasi koma karena diffuse axonal injury. Foto: Shutterstock
Seperti yang dijelaskan, diffuse axonal injury menyebabkan robeknya serabut saraf yang disebut akson. Karena adanya pergeseran cepat dan mendadak di dalam tengkorak, serat asraf akan meregang dan robek.
Akson sendiri merupakan serabut saraf panjang yang bertanggung jawab atas komunikasi antara sel-sel saraf. Dengan demikian, kerusakan akson dapat mengganggu kemampuan sel-sel saraf itu untuk berkomunikasi dan mengoordinasikan fungsi tubuh yang menyebabkan kehilangan kesadaran.
ADVERTISEMENT
Kehilangan kesadaran bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan, tergantung tingkat keparahannya. Namun, pasien DAI yang telah sadar tetap berpotensi mengalami gangguan kognitif, perubahan fisik dan sosial, serta kecacatan yang bersifat sementara atau permanen.

Pengobatan dan Terapi Diffuse Axonal Injury

Ilustrasi terapi. Kaikoukai Jepang
Penanganan darurat DAI mirip dengan pengobatan cedera kepala yang bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien dan mencegah memburuknya kerusakan otak. Penanganan ini termasuk memastikan jalan napas pasien terbuka, memberikan oksigen, dan mempertahankan tekanan darah.
Setelah melakukan perawatan darurat, pasien memerlukan obat-obatan dan pembedahan untuk mengendalikan gejalanya. Itu semua tergantung pada tingkat keparahan cedera yang dialami.
Meski mengancam nyawa dan menyebabkan kecacatan parah, ada sebagian pasien diffuse axonal injury yang mendapatkan kembali kesadaran mereka dalam tahun pertama setelah cedera.
ADVERTISEMENT
Jika kondisinya stabil, program terapi yang komprehensif dapat membantu memulihkan kualitas hidup mereka. Misalnya terapi berbicara, terapi fisik, dan terapi rekreasi.
(ADS)