Mengenal Himar, Hewan yang Sering Jadi Simbol Sifat Buruk dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
10 Mei 2023 13:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keledai. Foto: Geza Farkas/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keledai. Foto: Geza Farkas/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam bahasa Arab, himar adalah keledai atau baghal. Sejak zaman dahulu, masyarakat Timur Tengah menggunakan himar sebagai moda transportasi atau sekadar untuk mengirim barang.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sejarah Arab Sebelum Islam tulisan Dr. Jawwad Ali, menurut sejarah, himar bahkan lebih dulu ada dibanding unta dan kuda. Hewan tersebut sudah ada di Jazirah Arab sejak 2000 tahun sebelum datangnya ajaran Islam.
Meski bermanfaat sebagai alat transportasi pada zaman dulu, himar justru sering dicap sebagai hewan yang menggambarkan keburukan dalam Islam. Benarkah demikian? Berikut penjelasannya.

Himar dalam Islam

Ilustrasi keledai atau himar. Foto: Pixabay
Menurut Nuh Safri dalam jurnal Tamsil Himar (Perumpamaan Keledai) dalam Al-Qur'an (Telaah Atas Tafsir Al-Ksysyaf karya Al-Zamakhsyari), himar sejatinya merupakan hewan pintar dan cerdas yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan hewan lain. Namun, himar justru memiliki konotasi negatif dalam perspektif umat Muslim.
Mengutip buku Hewan-Hewan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an yang Mulia dan As-Sunnah yang Shahih karangan Zaki Yamani, himar adalah binatang yang dikenal memiliki reputasi buruk karena sifat-sifat miliknya. Hewan ini sering kali dijadikan sebagai simbol kebodohan atau kelemahan.
ADVERTISEMENT
Allah SWT bahkan memberikan perumpamaan bagi orang-orang yang memiliki sifat buruk seperti keledai. Ada banyak riwayat yang menegaskannya, salah satunya Surat Luqman ayat 19.
"Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan bahwa suara yang paling buruk adalah suara keledai dan Dia tidak menyukainya. Alasannya karena keledai memiliki suara yang keras, melengking, dan tidak enak didengar hingga mengganggu.
Itu mengapa Allah melarang umat Muslim untuk mengeraskan suara dan berbicara berlebihan layaknya seekor himar. Sebaliknya, kaum Muslimin hendaknya memelankan suara dan bertutur kata yang sopan saat berkomunikasi dengan orang lain.
Ilustrasi keledai. Foto: Pixabay
Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan ancaman keras bagi seseorang yang mendahului imam saat sholat dengan mengumpamakan kepalanya berubah menjadi kepala himar. Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
"Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam akan Allah ubah kepalanya menjadi kepala himar (keledai)." (HR. Muttafaqun 'Alaihi)
Di sisi lain, Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anil Adzhiem menjelaskan tentang perangai kaum Yahudi yang diumpamakan seperti sifat keledai, yaitu:
"Allah Azza Wa Jalla berfirman seraya mencela orang-orang Yahudi yang telah diberikan kitab Taurat dan dibebankan kepada mereka untuk diamalkan, namun mereka tidak mengamalkannya. Hal itulah yang menjadikan mereka diberi perumpamaan seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab yang tebal. Yakni seperti keledai membawa kitab, di mana ia tidak mengetahui isinya. Ia hanya memikul dengan pukulan inderawi, namun tidak memahami kandungan yang terdapat di dalamnya."
Meski sering dijadikan simbol sifat buruk, umat Muslim tidak diperkenankan membenci himar atau keledai, apalagi sampai menyakitinya. Sama seperti binatang lainnya, himar hendaknya juga diperlakukan dengan baik.
ADVERTISEMENT
(ADS)