Mengenal Makna Angpao dalam Perayaan Imlek dan Sejarah di Baliknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2023 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menerima angpao dengan dua tangan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menerima angpao dengan dua tangan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi-bagi angpao adalah tradisi tak terpisahkan dari budaya Tionghoa, khususnya selama Tahun Baru Imlek. Tradisi ini tak pernah absen dan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tionghoa, terutama bagi yang masih lajang dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, angpau atau angpao adalah hadiah atau pemberian uang pada hari Tahun Baru China. Biasanya, mereka yang sudah berkeluarga memberikan angpao kepada anak-anak atau keluarga terdekat menggunakan amplop merah.
Angpao biasanya diberikan saat malam sebelum perayaan Imlek atau pagi hari saat bersembahyang. Angpao diberikan dengan harapan agar penerimanya dilimpahkan rezeki dan keberuntungan selama Tahun Baru.

Apa Itu Angpao?

Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
Angpao berasal dari kata ang yang berarti merah dan pao yang artinya amplop. Jadi, angpao dapat didefinisikan dengan amplop merah. Angpao berisi sejumlah uang yang umumnya diberikan kepada anggota keluarga yang masih lajang atau anak-anak.
Warna merah pada angpao merupakan simbol keberuntungan, sementara ilustrasi pada amplop biasanya melambangkan berkah dan harapan baik agar penerimanya berumur panjang serta dilimpahkan kemakmuran dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Majalah Adiluhung Edisi 22, menurut kepercayaan Tionghoa, tradisi bagi-bagi angpao dianggap bisa memperlancar rezeki di kemudian hari. Tradisi juga erat kaitannya dengan kemakmuran dan kesejahteraan.
Angpao tidak boleh diisi dengan uang yang mengandung angka 4 karena dipercaya bisa membawa sial. Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman.
Selain diberikan kepada anggota keluarga, masyarakat Tionghoa kerap membagikannya kepada tetangga sekitar. Biasanya, angpao diberikan bersama dengan makanan atau kue khas Imlek yang disajikan di rumah.

Sejarah Angpao

Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
Menurut laman Says, tradisi bagi-bagi angpao sudah dilakukan sejak Dinasti Qin. Pada masa itu, orang tua akan merangkai koin dengan benang merah untuk diberikan kepada generasi muda sebagai ya sui qian.
ADVERTISEMENT
Ya sui qian sendiri merupakan uang untuk mengusir roh jahat. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa ya sui qian dapat melindungi penerimanya dari penyakit dan kematian.
Kepercayaan tersebut berakar pada cerita rakyat yang melibatkan iblis jahat bernama Sui. Menurut mitos, Sui muncul setiap malam Tahun Baru Imlek untuk menyentuh kepala anak-anak saat sedang tidur dan menyebabkan mereka jatuh sakit atau bahkan meninggal.
Zaman dulu, orang tua akan terjaga sepanjang malam demi melindungi anak-anak mereka dari sentuhan Sui. Setiap hari, mereka selalu memanjatkan doa kepada para dewa agar anaknya berumur panjang dan diselamatkan dari gangguan roh jahat.
Mendengar doa para orang tua, dewa mengirim delapan peri untuk membantu mereka. Peri-peri tersebut kemudian menjelma menjadi delapan koin yang dibungkus dengan kertas merah.
ADVERTISEMENT
Kertas merah tersebut diletakkan di bawah bantal untuk menangkal roh jahat. Benar saja, ketika Sui datang, cahaya keemasan yang terpancar dari kertas merah membuat Sui kabur ketakutan.
Kisah itu kemudian menyebar ke seluruh penjuru desa. Sejak saat itu, semua orang tua membungkus koin dengan kertas merah untuk melindungi anak-anak mereka dari roh jahat.
Namun seiring berjalannya waktu, angpao bukan lagi menjadi pelindung dari roh jahat, melainkan menjadi simbol harapan baik dan berkah bagi anak-anak.
(ADS)