Konten dari Pengguna

Mengenal Mazhab Syafi'i beserta Sejarah Perkembangannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Februari 2023 14:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mazhab. Foto: FS Stock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mazhab. Foto: FS Stock/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mazhab Syafi’i merupakan mazhab ilmu fiqih yang ijtihadnya didasarkan pada pendapat Imam Syafi’i. Beliau merupakan seorang Hasyimi yang masih memiliki hubungan kekeluargaan jauh dengan Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Imam Syafi’i atau dikenal juga dengan nama Abdillah Muhammad bin Idris lahir di Gaza pada tahun 767 M. Sejak remaja, beliau mempelajari dan mengajarkan ilmu fiqih serta hadits kepada kaum Muslimin di sekitarnya.
Beliau menguraikan prinsip-prinsip ilmu fiqih dalam karyanya yang berjudul Ar-Risalah. Imam Syafi’i terkenal di kalangan ahli hadits dan penduduk Baghdad menamainya sebagai Sang Eksponen Hadits (Nashir as-Sunnah).
Mazhab yang dibawa oleh Imam Syafi’i menyebar luas dari Baghdad hingga ke seluruh Mesir, Irak, dan Hijaz. Agar lebih memahaminya, simak penjelasan tentang mazhab syafi’i dalam artikel berikut ini.

Sejarah Mazhab Syafi’i dan Perkembangannya

Ilustrasi mazhab syafi'i. Foto: pixabay
Mengutip buku Kamus Sejarah Agama Islam karya Syarif Yahya (2023), mazhab Syafi’i berkembang pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, Al-Amin, Al-Ma’mun, dan Al-Mu’tashim. Mazhab ini berpedoman pada ajaran Alquran, hadits, ijma, dan qiyas.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan jenisnya, mazhab Syafi’i terbagi menjadi dua jenis, yaitu qaul qadim (pendapat lama) dan qaul jadid (pendapat baru). Pendapat lama merupakan pendapat Imam Syafi’i ketika berada di Irak, sementara pendapat baru ketika beliau berada di Mesir.
Pada pendapat baru, Imam Syafi’i harus mengubah ijtihadnya karena dihadapkan pada pemikiran kaum Mu’tazilah. Mazhabnya tertuang dalam kitab-kitab yang dikarang oleh Imam Syafi’i sendiri, yaitu Ar-Risalah dan Al-Umm.
Selain itu, para murid seperti Al-Muzani, Al-Buwaiti, dan Ibnu Sulaiman juga menulisnya dalam catatan mereka. Kemudian, catatan tersebut diteruskan oleh generasi selanjutnya seperti Imam Haramain, Al-Ghazali, Ar-Rafi’i, dan An-Nawawi dalam bentuk syarh, hasyiyah, atau mukhtasar.
Para ulama menyebutkan bahwa mazhab Syafi’i tersebar luas di wilayah Mesir, Bahrain, Suriah, Brunai, Indonesia, Malaysia, Hadramaut, Malabar, dan lain-lain. Semuanya berpedoman pada pendapat baru dan pendapat lama yang disampaikan oleh Imam Syafi’i.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-3 H, para penganut mazhab Syafi’i mengalami peningkatan di wilayah Kairo dan Baghdad. Kemudian pada abad ke-4, pusat pengajarannya dipindahkan ke wilayah Makkah dan Madinah.
Ilustrasi mempelajari mazhab syafi'i. Foto: FOTOKITA/Shutterstock
Sebelum masa pemerintahan dinasti Utsmani, mazhab Syafi’i menjadi mazhab yang paling unggul di wilayah Islam. Namun pada abad ke-16, imperium Utsmani menggantikannya dengan mazhab Hanafi.
Meski begitu, mazhab ini tetap unggul di kawasan Mesir, Suriah, Hijaz, dan masih banyak dipelajari di Universitas Al-Azhar. Berikut ini jenis-jenis kitab yang menjadi acuannya:
ADVERTISEMENT
(MSD)