Mengenal Sosok Sunan Ngudung, Imam Masjid Demak dan Panglima Perang

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Februari 2023 8:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sunan Ngudung, foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sunan Ngudung, foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sunan Ngudung merupakan ayah dari Sunan Kudus. Beliau masih punya hubungan saudara dengan Sultan Mesir yang memiliki nasab dekat dengan Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Pada perjalanannya, Sunan Ngudung pernah ditunjuk sebagai Imam Masjid Demak oleh gurunya. Kemudian, ia juga pernah ditunjuk menjadi panglima perang oleh Raden Patah.
Pada tahun 1478, Sunan Ngudung gugur dalam peperangan melawan Kerajaan Majapahit. Sejak saat itu, kepemimpinan beliau digantikan oleh Sunan Kudus.

Kisah Sunan Ngudung Berguru hingga Diangkat Menjadi Imam

Mengutip buku Sejarah Lengkap Islam Jawa karya Husnul Hakim, Sunan Ngudung memiliki nama lengkap Syekh Usman Haji. Ia merupakan putra dari saudara Sultan Mesir yang memiliki nasab dekat dengan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Syekh Usman Haji dan adiknya, Rara Dampul pergi ke Cirebon untuk menemui sepupu mereka bernama Sunan Gunung Jati. Setelah bertemu dengan Sunan Gunung Jati beliau direkomendasikan untuk pergi berguru kepada Sunan Ampel di Ampel Denta.
ADVERTISEMENT
Ia pun menuruti perkataan sepupunya tersebut. Syekh Usman Haji mendatangi Sunan Ampel dan berguru ilmu agama kepadanya.
Setelah belajar dengan Sunan Ampel, selanjutnya ia diperintahkan oleh gurunya tersebut untuk pergi ke Jipang Panolan, Dusun Ngudung untuk menjadi imam.
Sunan Ngudung, foto: Pixabay
Menurut Hikayat Hasanuddin, Syekh Usman Haji diangkat oleh Sunan Ampel menjadi imam keempat Masjid Demak dengan gelar Penghulu Rahmatullah di Undung (Ngudung) menggantikan Sunan Bonang. Sejak saat itulah, Syekh Usman Haji dikenal dengan sebutan Sunan Ngudung.
Setelah menjadi imam di Desa Ngudung, beliau dijodohkan oleh Sunan Ampel dengan cucunya yang bernama Siti Syari'ah. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai dua orang anak, yakni Sayyid Ja'far Shodiq yang kelak dikenal dengan nama Sunan Kudus dan Dewi Sujinah yang kemudian menjadi istri dari Sunan Muria.
ADVERTISEMENT
Setelah kelahiran kedua anaknya tersebut, Sunan Ngudung pun berperan sebagai guru bagi anak-anaknya. Hingga banyak hikayat yang menyebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah guru pertama dari Sunan Kudus.

Kematian Sunan Ngudung

Menurut buku Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Jawa: Kajian Sejarah Politik Abad Ke-15 dan Ke-16 oleh H.J. de Graaf dan Th.G.Th. Pigeaud, Sunan Ngudung wafat pada tahun 1478 Masehi.
Pada tahun tersebut, terjadi peperangan antara Kesultanan Demak dengan Kerajaan Majapahit. Sultan Ngudung diangkat sebagai panglima perang oleh Raden Patah.
Ia berhadapan dengan Raden Kusen atau yang dikenal dengan nama Adipati Terung. Adipati Terung merupakan adik tiri dari Raden Patah yang memiliki kesetiaan terhadap Majapahit.
Pada peperangan tersebut, Raden Ngudung tertusuk oleh keris Adipati Terung yang mengakibatkan beliau wafat. Setelah itu, para pasukan perang membawa jenazah beliau ke Demak untuk memakamkannya.
ADVERTISEMENT
Selepas ayahnya dikuburkan, Sunan Kudus langsung menggantikan posisi Sunan Ngudung sebagai panglima perang untuk melawan Majapahit.
(PHR)