Konten dari Pengguna

Mitos Burung Kedasih Menurut Islam dan Adat Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Desember 2022 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 8 Maret 2023 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Burung Sirit Uncuing atau kedasih yang masuk dalam keluarga cuculidae. Foto: YouTube/TIMIKICAU
zoom-in-whitePerbesar
Burung Sirit Uncuing atau kedasih yang masuk dalam keluarga cuculidae. Foto: YouTube/TIMIKICAU
ADVERTISEMENT
Burung kedasih merupakan jenis unggas yang dapat ditemukan di hutan atau kawasan perkebunan. Sebagian masyarakat Indonesia mungkin lebih mengenalnya dengan nama wiwik kelabu atau uncuing. Sedangkan dalam bahasa Inggris, burung kedasih disebut juga plaintive cuckoo.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, burung kedasih dewasa memiliki punggung, sayap, dan ekor berwarna cokelat keabu-abu. Sementara tubuh bagian bawahnya berwarna merah karat.
Di sisi lain, burung kedasih yang berwarna muda memiliki punggung berwarna cokelat terang. Tubuh bawahnya keputih-keputihan dengan garis-garis hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya.
Dari namanya, burung kedasih mungkin terdengar indah. Sayangnya, burung ini justru sering dikaitkan dengan mitos oleh sebagian orang. Lantas, apa mitos burung kedasih menurut Islam dan adat Jawa?

Mitos Burung Kedasih Menurut Islam

Ilustrasi burung. Foto: Pixabay
Kedasih merupakan burung yang licik. Baik burung jantan maupun betina tidak pernah mau bertanggung jawab membuat sarang untuk bertelur dan mengerami telurnya.
ADVERTISEMENT
Perilaku burung kedasih yang culas tersebut membuatnya sering dihubungkan dengan berbagai mitos. Menurut beberapa kepercayaan, kicauan burung ini bahkan disebut sebagai pertanda kematian.
Dalam Islam sendiri, burung merupakan binatang yang diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Mereka dianugerahi sayap yang bisa membuatnya terbang ke mana pun.
Burung kedasih menurut Islam tidak membawa pertanda apa-apa, entah itu baik ataupun buruk. Tak hanya kedasih, burung jenis lainnya pun tidak memiliki makna tertentu. Hal itu ditegaskan dalam hadis Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:
Tidak ada penyakit yang ditularkan, burung penentu nasib baik dan buruk, burung hantu pembawa nasib sial, dan bulan Safar pembawa keberuntungan atau kesialan.
ADVERTISEMENT

Mitos Burung Kedasih Menurut Adat Jawa

Ilustrasi burung, Foto: Pixabay
Burung kedasih menurut Islam memang tidak menandakan apa-apa. Namun, sebagian masyarakat, khususnya yang berasal dari tanah Jawa percaya jika kehadiran burung kedasih membawa malapetaka.
Dijelaskan dalam jurnal Emprit Gantil karangan Trirani, suara kicauan burung kedasih yang panjang dan menakutkan menandakan akan terjadi musibah pada keluarga yang mendengarnya. Biasanya, kicauan burung ini terdengar di malam hari.
Mitos ini berkembang dalam tradisi kejawen yang terdapat di Yogyakarta. Tidak diketahui pasti siapa yang pertama kali menyebarkannya sehingga ada pula masyarakat yang tidak memercayainya.
Untuk menolak bala tersebut, masyarakat Jawa zaman dulu sering berdoa dengan melantunkan tembang tertentu. Tembang macapat berjudul “Kidung Rumeksa Ing Wengi” ciptaan Sunan Kalijaga menjadi salah satu doa penolak bala yang dipercaya bisa menghalau segala marabahaya, termasuk bahaya kicauan burung kedasih.
ADVERTISEMENT

Fakta Burung Kedasih

Sirit Uncuing atau kedasih. Foto: commons.wikimedia.org
Burung kedasih memiliki beberapa fakta unik yang membedakannya dengan burung lain. Berikut uraian lengkap soal fakta-fakta unik burung kedasih.

1. Menitipkan Telurnya di Sarang Burung Lain

Seperti yang disebutkan, kedasih merupakan burung yang licik. Setelah menetaskan telur, induk betina akan menitipkan telur-telurnya tersebut di sarang burung lain secara diam-diam. Setelah telurnya menetas, barulah mereka mengambil anak burungnya.

2. Membuang Telur Burung Lainnya

Apabila sarang burung tempat ia menitipkan telurnya sudah penuh dengan telur burung lain, kedasih tidak akan segan membuang telur-telur itu. Dengan demikian, ia bisa menyimpan telurnya dengan lebih aman dan nyaman.

3. Penyendiri

Berbeda dengan kebanyakan burung yang hidup berkelompok dan membuat sarang untuk keluarganya sendiri, burung kedasih lebih suka hidup menyendiri. Mereka umumnya tidak memiliki kawanan, karena itu burung ini lebih sering terbang sendirian
ADVERTISEMENT

4. Meminta Makanan pada Anak Burung Lain

Sifat licik kedasih tidak hanya melekat pada burung dewasa, anakan kedasih pun demikian. Ketika anak burung lain menetas duluan, burung kedasih akan meminta paksa makanan anak-anak burung yang berada di dalam sangkar yang sama dengan mereka.

5. Wilayah Persebaran Burung Kedasih

Burung kedasih banyak dijumpai di daerah pedesaan, tepatnya di kawasan tepi hutan atau perkebunan dengan ketinggian ratusan meter di atas permukaan air laut. Burung ini biasanya hobi bertengger di ranting pohon-pohon tinggi.
(ADS)