Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Interaksi Antar Kelompok
12 Juni 2021 19:05 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 27 April 2022 15:34 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Interaksi antar kelompok dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, kelompok yang terlibat dalam interaksi ini berada dalam lingkungan yang sama dan memiliki tujuan tertentu.
Mengutip buku Interaksi Sosial tulisan Hanif Irawan, selain antar kelompok, interaksi sosial juga bisa terjadi antar individu. Interaksi antar individu dilakukan oleh dua individu saja.
Berbicara dengan teman, berjabat tangan dengan orang lain, dan menelepon orang lain merupakan beberapa contoh interaksi antar individu yang kerap terjadi di kehidupan sehari-hari.
Ada juga pola interaksi sosial individu dan kelompok, misalnya antara guru dan murid-murid di kelas, seorang polisi yang memberikan sosialisasi kepada peserta didik, dan sebagainya.
Apa Itu Interaksi Antar Kelompok?
Interaksi kelompok dengan kelompok disebut interaksi antar kelompok. Dengan kata lain, interaksi antar kelompok adalah bentuk interaksi antara sekelompok manusia dengan manusia lainnya. Dalam interaksi ini, kedua kelompok berupaya mencapai kesepakatan bersama.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri interaksi antar kelompok yang membedakannya dengan pola interaksi lain adalah sebagai berikut:
Contoh Interaksi Antar Kelompok
Mengutip buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 yang ditulis oleh Christina Umi (2020), ada banyak contoh interaksi antar kelompok yang sering ditemui, di antaranya sebagai berikut.
1. Contoh Interaksi Antar Kelompok di Sekolah
ADVERTISEMENT
2. Contoh Interaksi Antar Kelompok di Lingkungan Masyarakat
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok.
Mengutip buku Sosiologi tulisan Dra. Kun Maryati dan Juju Suryawati, S. Pd. (2001), interaksi sosial juga dapat didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antar individu, individu dan kelompok, dan antar kelompok.
ADVERTISEMENT
Dalam interaksi sosial, setiap individu atau kelompok dapat bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi formal atau non-formal, serta melakukan interaksi langsung dan tidak langsung.
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan dapat dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri berikut:
Syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi jika memenuhi dua syarat, antara lain adalah:
1. Kontak Sosial
Kontak sosial tidak selalu terjadi melalui hubungan fisik. Kontak ini juga dapat terjadi tanpa sentuhan, misalnya, percakapan di telepon, berkirim pesan melalui surat elektronik, dan sebagainya. Kontak sosial terdiri dari dua sifat, yaitu:
ADVERTISEMENT
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Syarat ini memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:
Sifat Interaksi Sosial
Mengutip buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X tulisan Puline Pudjiastiti, sifat interaksi sosial antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Aksidental atau tidak direncanakan
Interaksi sosial bisa terjadi secara tidak sengaja. Misalnya, ketika seseorang bertanya arah pada orang yang belum dikenal. Meski keduanya belum mengenal satu sama lain, interaksi tersebut termasuk interaksi sosial.
2. Berulang, tapi tak terencana
Terkadang, seseorang sering melakukan sesuatu secara berulang tanpa disadari. Misalnya, menyapa teman sekelas atau seseorang yang dikenal ketika bertemu di jalan.
3. Teratur, tak direcanakan, tetapi umum
Sebagai contoh, ketika setiap hari menyapa teman, guru, satpam, atau tukang kebu di sekolah. Kegiatan ini teratur dan tidak direncanakan, tapi umum dilakukan.
4. Terikat kebiasaan atau peraturan tertentu
Misalnya, pada setiap istirahat, seseorang tahu mesti berjalan ke arah mana untuk bisa bertemu sahabat karibnya. Ini terjadi karena ia sudah terbiasa melakukannya hampir setiap hari.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Ada dua bentuk interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Menurut situs Kemendikbud, bentuk-bentuk interaksi sosial itu terbagi menjadi:
ADVERTISEMENT
1. Kerja sama
Kerja sama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial. Sebab, interaksi sosial pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan bersama. Contoh kerja sama yaitu gotong royong.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha menyelesaikan konflik. Akomodasi biasanya berawal dari adanya konflik terlebih dulu, lalu ada usaha untuk menyelesaikannya.
3. Asimilasi
Peleburan dua budaya hingga menimbulkan budaya baru di masyarakat disebut dengan asimilasi. Contohnya adalah pernikahan antara orang dari suku Jawa dan suku Minangkabau.
4. Akulturasi
Berbeda dengan asimilasi, akulturasi terjadi jika dua kebudayaan saling melebur tanpa menghilangkan ciri khas atau kepribadian masing-masing kebudayaan.
Kesenian Gambang Kromong menjadi salah satu bentuk akulturasi kebudayaan antara Indonesia dan Tiongkok yang melebur jadi satu tetapi masih menonjolkan ciri khasnya masing-masing.
5. Persaingan
Persaingan merupakan bentuk interaksi disosiatif yang dilakukan individu atau kelompok demi memperoleh kemenangan secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Misalnya, persaingan antara pengrajin tenun dengan pabrik tenun.
ADVERTISEMENT
6. Kontravensi
Kontravensi adalah rasa tidak suka yang disembunyikan oleh seseorang ataupun kelompok. Dalam interaksi sosial, posisi kontravensi berada di antara pertentangan atau konflik.
7. Pertentangan/konflik
Pertentangan atau konflik ditandai dengan sikap saling menjatuhkan dan saling melawan secara terbuka, bahkan hingga melibatkan kekerasan atau kontak fisik. Contoh konflik adalah peperangan antara Indonesia dan Belanda.
(GTT & ADS)