Konten dari Pengguna

Contoh Akulturasi, Pengertian, dan Faktor Terjadinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
4 April 2022 18:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu contoh akulturasi adalah wayang. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu contoh akulturasi adalah wayang. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam ilmu sosiologi atau antropologi, istilah akulturasi sering digunakan untuk menggambarkan suatu percampuran dari dua budaya atau lebih. Contoh akulturasi yang sering ditemukan di kehidupan sehari-hari adalah musik keroncong. Musik tersebut merupakan perpaduan antara negara Spanyol dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terjadi contoh akulturasi di atas dapat berjalan degan proses yang cepat atau lambat. Hal tersebut tergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya yang masuk.
Apabila budaya asing itu masuk dengan paksaan, akulturasi akan memakan waktu lama. Sebaliknya, apabila budaya asing masuk dengan damai dan mudah diterima, akulturasi akan cepat terjadi.
Lantas, apa pengertian, contoh, dan faktor terjadinya akulturasi? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Akulturasi

Menurut buku Komunikasi Antar Budaya karangan Mulyana dan Rakhmat, akulturasi adalah suatu bentuk perubahan budaya yang diakibatkan oleh adanya kontak antar-kelompok budaya. Melalui kontak tersebut, terdapat penekanan pada penerimaan pola-pola, budaya, dan ciri-ciri masyarakat pribumi oleh minoritas.
Sementara menurut pandangan dari etnologi dan antropologi, akulturasi bisa dipahami sebagai perubahan kultural yang terjadi akibat adanya pertemuan secara intensif dan saling memengaruhi antar-dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Artinya, terdapat interaksi antara dua kebudayaan yang saling membaur.
ADVERTISEMENT
Melihat dari penjelasan di atas, akulturasi dapat diartikan sebagai fenomena bersatunya dua kebudayaan atau lebih yang membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur dari kebudayaan asli tersebut.
Adanya akulturasi membuat terjadinya perubahan sosial yang lain, seperti difusi, asimilasi, dan akomodasi. Meski demikian, akulturasi tetap menjadi proses sosial yang penting untuk masyarakat di kawasan plural atau majemuk untuk menciptakan keharmonisan.
Proses terjadinya akulturasi menyebabkan munculnya unsur-unsur baru di dalamnya. Menyadur buku Khanzanah Antropologi 1 untuk Kelas XI SMA dan MA karangan Siany L, berikut informasinya.
ADVERTISEMENT

Faktor Terjadinya Akulturasi

Faktor terjadinya akulturasi disebabkan oleh masuknya kebudayaan asing. Foto: Unsplash
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia. Penyebabnya karena banyak orang yang sudah melakukan migrasi atau gerak perpindahan di muka bumi. Tidak hanya itu, salah satu faktor penting terjadinya akulturasi adalah kontak budaya.
Akulturasi tercipta melalui banyak bentuk kontak budaya, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Selain kontak budaya, ada juga faktor pendorong lainnya yang menyebabkan terjadi akulturasi, yaitu:
Sementara itu, ada juga faktor penghambat dari akulturasi. Pasalnya, sudah dijelaskan sebelumnya, tidak setiap kebudayaan baru yang masuk akan diterima dengan mudah oleh masyarakat setempat. Berikut adalah faktor penghambat terjadinya akulturasi.

Perbedaan Akulturasi dan Asimilasi

Apa saja perbedaan dari akulturasi dan asimilasi? Foto: Unsplash
Akulturasi dan asimilasi merupakan fenomena proses sosial yang saling berhubungan dengan kebudayaan. Meski demikian, akulturasi dan asimilasi memiliki perbedaan yang cukup jelas terlihat.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, akulturasi adalah kelompok budaya, yang menekankan pada penerimaan pola-pola dan budaya baru dan ciri-ciri masyarakat pribumi oleh kelompok-kelompok minoritas.
Berbeda dengan akulturasi, asimilasi adalah perubahan pola kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan mayoritas. Menurut buku Sosiologi: Suatu Pengantar karangan Soekantor, proses asimilasi terjadi karena dua proses, yakni asimilasi tuntas satu arah dan dua arah.
Untuk memahami lebih jelas tentang asimilasi dan perbedaannya dengan akulturasi, berikut adalah contoh asimilasi seperti yang dikutip dari buku Sosiologi: Jilid 1 karangan Kun Maryati, dkk.
ADVERTISEMENT

Contoh Akulturasi

Contoh akulturasi yang sering ditemui adalah seni kaligrafi. Foto: Pixabay
Menyadur buku Komunikasi Lintas Budaya karangan Wina Puspita Sari, berikut adalah contoh akulturasi budaya, di antaranya:
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan seni bangunan dari akulturasi budaya. Candi ini terbesar dan tergolong sebagai keajaiban dunia. Bangunan ini pada dasarnya merupakan perpaduan antara kebudayaan India dan Indonesia.
2. Musik Keroncong
Tidak hanya itu, musik keroncong merupakan contoh dari akulturasi seni rupa. Itu karena musik melayu bertemu dan dipadukan dengan musik Spanyol dan melayu.
3. Wayang
Wayang adalah contoh kebudayaan Jawa dan India. Beberapa kebudayaan Jawa yang termasuk ke dalam tokoh wayang, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
ADVERTISEMENT
4. Seni Kaligrafi
Contoh lainnya adalah seni kaligrafi yang termasuk ke dalam kebudayaan Islam dan Indonesia. Seni kaligrafi ini awalnya mengambil tulisan arab dan membentuknya menjadi berbagai variasi.
(JA)