Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak, Para Ibu Wajib Tahu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
12 Februari 2024 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak, Para Ibu Wajib Catat. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak, Para Ibu Wajib Catat. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski sama-sama disebabkan kekurangan gizi, tapi terdapat perbedaan stunting dan gizi buruk yang signifikan. Seorang anak akan dikatakan gizi buruk apabila kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif cepat.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, terjadi musibah di suatu wilayah yang menyebabkan pasokan makanan bergizi berkurang. Di situasi ini, gizi buruk bisa dengan cepat menjangkiti anak-anak.
Sementara stunting disebabkan kekurangan asupan nutrisi yang terakumulasi sejak anak di dalam kandungan sampai dilahirkan. Mengutip WHO, perhitungannya mulai dari 1000 hari pertama dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Simak pembahasan lebih lengkapnya dalam uraian berikut.

Memahami Gizi Buruk pada Anak

Memahami Gizi Buruk pada Anak. Foto: Pexels
Mengutip Siloam Hospital, seorang anak dikategorikan gizi buruk apabila berat badannya lebih rendah daripada anak normal seusianya. Menurut WHO, gizi buruk terbagi dalam empat bentuk, yakni:
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Faktor Risiko Gizi Kurang pada Anak Usia 1-5 Tahun Keluarga Miskin oleh Lia Fentia, SST, M.Kes, gizi buruk pada balita ditandai dengan dua sindrom. Pertama, kwashiorkor yang terjadi karena kurangnya konsumsi protein. Fenomena ini sering dijumpai pada bayi dari keluarga miskin.
Kedua, marasmus yang disebabkan kurangnya konsumsi energi dan protein. Biasanya kondisi ini ditemukan pada anak usia di bawah 1 tahun yang tidak mendapatkan ASI atau penggantinya.

Memahami Stunting pada Anak

Memahami Stunting pada Anak. Foto: Pexels
Dari pembahasan di atas jelas bahwa stunting merupakan masalah yang lebih spesifik dari gizi buruk. Menurut UNICEF, stunting merujuk pada anak usia 0-59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus 2 (stunting sedang) dan minus 3 (stunting kronis). Perhitungan ini menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan WHO.
ADVERTISEMENT
Faktor utama yang menyebabkan stunting adalah status gizi ibu yang buruk selama masa kehamilan. Masalah gizi ini dapat menghambat perkembangan tubuh anak, menurunkan fungsi kekebalan, fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran dalam tubuhnya.
Untuk mencegah stunting, Kemenkes menyarankan agar para ibu hamil mencukupi kebutuhan nutrisinya. Selain itu, perhatikan nutrisi pada menu MPASI (Makanan Pendamping ASI) anak.
Anak berusia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 gr per kg berat badan. Sementara anak usia 1 sampai 3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 gr per kg berat badan. Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia mengonsumi MPASI.
ADVERTISEMENT
(DEL)