Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Puasa Syawal Sampai Tanggal Berapa? Ini Patokan Waktunya
8 April 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setelah merayakan Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk melanjutkan ibadah dengan menjalankan puasa Syawal. Puasa sunnah ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya dihitung pahalanya seperti berpuasa setahun penuh jika dilakukan selama enam hari.
ADVERTISEMENT
Memasuki bulan Syawal, banyak yang bertanya-tanya mengenai puasa Syawal sampai tanggal berapa? Untuk memahami batas waktunya, penting mengetahui ketentuan kalender Hijriah dan bagaimana pelaksanaannya dalam ajaran Islam. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Puasa Syawal Sampai Tanggal Berapa?
Puasa Syawal dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal, dimulai setelah Hari Raya Idulfitri atau tepatnya pada tanggal 2 Syawal. Puasa ini tidak harus dilakukan secara berurutan, asalkan masih berada dalam rentang bulan Syawal.
Berdasarkan kalender Hijriah 2025 dari Kementerian Agama, bulan Syawal berlangsung selama 29 hari. Idulfitri atau 1 Syawal tahun 2025 jatuh pada tanggal 31 Maret. Jadi, bulan Syawal akan berakhir pada 28 April 2025. Artinya, puasa Syawal masih bisa dilakukan sampai tanggal 28 April.
ADVERTISEMENT
Niat Puasa Syawal
Bagi yang ingin melaksanakan puasa Syawal, berikut bacaan niatnya yang dapat dibacakan yang dikutip dari buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh H. Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى
(Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sittatin min syawwal lillahi ta’ala)
Artinya:
“Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”
Keutamaan Puasa Syawal
Sebagaimana telah disebutkan di atas, puasa enam hari pada bulan Syawal bisa dilakukan secara fleksibel, baik berturut-turut maupun terpisah. Artinya, umat Muslim tidak harus menunaikannya enam hari langsung tanpa jeda.
ADVERTISEMENT
Asalkan masih dalam bulan Syawal, puasa ini tetap dihitung dan mendapatkan pahala seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW.
Dalam buku Kedahsyatan Puasa karya M. Syukron Maksum dijelaskan bahwa puasa Syawal memiliki keutamaan yang sangat besar bagi umat Islam. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Abu Ayyub al-Anshari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya:
"Siapa yang berpuasa bulan Ramadan kemudian diikutinya dengan enam hari Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang masa." (HR. Muslim)
Secara sederhana, siapa saja yang menunaikan puasa Ramadan selama sebulan penuh, kemudian menambahkan enam hari puasa di bulan Syawal, maka pahalanya disamakan dengan berpuasa selama setahun penuh. Beberapa ulama bahkan menganalogikan bahwa satu hari puasa di bulan Ramadan setara dengan sepuluh hari.
ADVERTISEMENT
Maka, jika dikalikan, satu bulan Ramadan nilainya sama dengan 300 hari, ditambah enam hari Syawal yang setara dengan 60 hari, menjadi 360 hari, sama dengan satu tahun.
Meski penjelasan tersebut bersifat analogi, intinya tetap sama, puasa Syawal memberikan nilai ibadah yang sangat besar. Ibadah ini menjadi pelengkap dari puasa Ramadan sekaligus bentuk kesungguhan seorang Muslim dalam mempertahankan semangat ibadah meski bulan suci telah berakhir.
(SAI)