Sejarah Barongsai, Tarian Khas Tiongkok yang Sering Ditampilkan Saat Imlek

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2023 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Barongsai saat Imlek. Foto: Indra98/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Barongsai saat Imlek. Foto: Indra98/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Barongsai merupakan kesenian khas Tiongkok yang sering ditampilkan menjelang Imlek. Diadakannya pertunjukan Barongsai di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan atau taman rekreasi menjadi tanda bahwa Tahun Baru China sudah dekat.
ADVERTISEMENT
Tarian Barongsai ditampilkan oleh dua orang yang menggunakan kostum menyerupai singa. Beragam atraksi dilakukan dalam kesenian Barongsai, mulai dari menari, berguling, melompat, hingga berdiri di atas pundak. Musik khas China juga dimainkan untuk mengiringinya.
Mengutip buku Multikultural: Karya Pelestarian Kearifan Lokal 'Kesenian Barongsai-Lion' oleh Dra. Nanik Suratmi, M.Pd., tarian Barongsai terdiri dari dua macam, yakni tarian Singa Utara dan Selatan.
Kostum tarian Singa Utara dikenal tampak lebih sederhana dan natural dengan surai ikal dan kaki empat. Sementara tariannya cenderung lebih lincah dan penuh dinamika.
Sedangkan, kostum tarian Singa Selatan memiliki sisik dan jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat. Kostumnya juga disertai dengan kepala lengkap dengan tanduknya. Tarian Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang melonjak-lonjak.
ADVERTISEMENT
Selain saat Imlek, Barongsai juga ditampilkan pada perayaan hari besar orang Tionghoa lainnya seperti Cap Go Meh. Lalu, bagaimana sejarah Barongsai hingga sering dipertunjukkan pada hari-hari spesial tersebut?

Sejarah Barongsai

Ilustrasi Barongsai saat Imlek. Foto: Yusnizam Yusof/Shutterstock
Mengutip jurnal Analisis Musik dalam Konteks Pertunjukan Barongsai pada Masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi tulisan Omega Putri Silitonga, Barongsai berasal dari dua kata, yakni barong dan sai.
Dalam bahasa Indonesia, barong berarti tarian topeng yang dimainkan manusia, sedangkan sai adalah bahasa Tiongkok dialek hokkian yang bermakna singa.
Menurut kepercayaan Tionghoa, Barongsai dapat membawa kesuksesan dan keberuntungan. Konon, tarian ini juga dapat mengusir roh-roh jahat berkat pukulan keras simbal, gendang, dan gong yang menjadi musik pengiring Barongsai.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan itu tak lepas dari sejarah Barongsai yang sudah dipercaya turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa. Mengutip buku Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara, kesenian ini pertama kali populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) pada tahun 420-589 Masehi.
Ilustrasi Barongsai saat Imlek. Foto: Kuznetsova Julia/Shutterstock
Kala itu, pasukan Raja Song Wen Di tengah dilanda kesulitan saat menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang yang berasal dari negeri Lin Yi. Guna mengusir pasukan tersebut, seorang panglima berinisiatif membuat tiruan boneka singa.
Tak disangka, upaya tersebut rupanya sukses membuat gajah dari pasukan Raja Fan Yang pergi ketakutan. Alhasil, peperangan pun berhasil dimenangkan oleh pasukan Raja Song Wen. Sejak saat itu, tarian Barongsai melegenda dan terus dilestarikan sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Seperti yang disebutkan, Barongsai biasa ditampilkan pada hari-hari spesial orang Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, dan acara penting lainnya. Mereka memercayai Barongsai sebagai simbol pembawa kesuksesan dan keberuntungan.
Tak hanya itu, menurut Feng Shui, Barongsai juga bisa mengusir kesialan dan membersihkan suatu tempat dari energi negatif serta roh jahat yang memberikan efek buruk.
(ADS)