Konten dari Pengguna

Sejarah Yahudi dalam Pandangan Islam dan Kedudukannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 November 2023 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi umat Yahudi di Israel. Foto: Emmanuel Dunand/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi umat Yahudi di Israel. Foto: Emmanuel Dunand/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yahudi dalam pandangan Islam dikenal sebagai Bani Israil, yakni keturunan atau anak-cucu dari Nabi Yaqub AS. Mulanya, mereka termasuk kaum yang berserah diri kepada Allah, bertauhid, serta meniti sunnah Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, Bani Israil mulai jatuh pada dosa dan maksiat hingga Allah SWT pun melaknatnya. Mereka mengimani kitab Taurat, mempercayai eksistensi Allah dan Rasul-Nya, namun tidak mau beriman kepada-Nya.
Mengutip buku Yahudi Madinah dari Era Nebuchadnezzar hingga Khaibar susunan Wisnu Tanggap (2021), kaum Yahudi ini menempati posisi penting dalam sejarah Mesir, Romawi Barat hingga Timur (Bizantium), imperium Persia, serta Neo-Asyria dan Neo-Babilonia. Sejarahnya termaktub dalam tarikh klasik dan buku Islami lainnya.
Beberapa sumber mengatakan bahwa asal-usul kaum Yahudi ini bermula saat mereka menduduki wilayah Kanaan yang kini disebut Palestina. Agar lebih paham, simak sejarah singkat kaum Yahudi dalam pandangan Islam berikut ini.

Kaum Yahudi dalam Pandangan Islam

Ilustrasi umat Yahudi di Israel. Foto: Ahmad Gharabli/AFP
Sejarah kaum Yahudi bermula ketika mereka hijrah ke negeri Kanaan pada masa kenabian Yaqub AS. Saat itu, mereka dikenal sebagai bangsa yang mahir dalam navigasi pelayaran dan pandai berdagang.
ADVERTISEMENT
Mereka hidup berdampingan dengan bangsa Anakim dan Rephaim. Kemudian pada tahun 3000 SM, Nabi Ibrahim datang ke negeri tersebut untuk mendakwahi Bani Israil.
Sayangnya, dakwah beliau ditentang habis-habisan. Kisah diutusnya Nabi Ibrahim ke Bani Israil ini termaktub dalam surat Al-Anbiya ayat 71. Allah SWT berfirman:
“Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Lut ke tanah yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. Dan Kami telah menyelamatkan dia, Ibrahim, dari kejahatan warga Kota Ur yang membakarnya hidup-hidup.”
Ulama tafsir, termasuk Imam Qatadah, mengatakan bahwa negeri yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah negeri Kanaan atau Syam. Kini, kita mengenalnya sebagai negara Palestina.
Alquran banyak menyebutkan kisah Bani Israil atau kaum Yahudi. Ibnu Katsir berkata bahwa Bani Israil termasuk umat terbaik pada masanya, lebih baik dibandingkan bangsa Mesir, Yunani, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Bani Israil juga memiliki perangai yang amat buruk. Mereka enggan beriman kepada Allah SWT, senang menyembah berhala, tidak disiplin, suka memberontak, dan menolak patuh terhadap risalah kenabian.
Ilustrasi umat Yahudi di Israel. Foto: Jalaa Marey/AFP
Mengutip jurnal Hubungan Islam dan Yahudi dalam Konteks Pluralisme Agama karya Zulkarnain Abdullah, umat Yahudi selalu menganggap bahwa agamanya yang paling benar, sementara agama Islam adalah sebuah kesalahan. Mereka menganggap bahwa dirinya tidak akan dihukum oleh Allah walaupun berbuat salah. Kalau pun dihukum, itu hanya sebentar.
Mengenai hal ini, al-Suyuthi menerangkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa suatu hari orang Yahudi berkumpul dan berdebat dengan Rasulullah SAW. Lalu, mereka mengatakan bahwa api neraka tidak akan menyentuhnya kecuali hanya beberapa hari saja.
ADVERTISEMENT
Kesombongan Yahudi ini membuat Allah SWT murka. Tidak lama setelah mereka menempati tanah Syam, mereka pun dikalahkan oleh bangsa Romawi, lalu diusir ke beberapa negara.
Semenjak itu, umat Yahudi tersebar di beberapa wilayah. Mereka suka memberontak dan membuat kekacauan di sana. Sampai pada Perang Dunia I, bangsa Yahudi kerap mendapatkan penindasan dan penyiksaan dari sejumlah negara.
(MSD)