Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tantangan Persatuan Bangsa Indonesia di Awal Kemerdekaan
7 Agustus 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memahami apa yang menjadi tantangan persatuan bangsa pada awal kemerdekaan sangat penting bagi rakyat Indonesia untuk menghargai sejarah. Hal itu juga dapat dijadikan bahan renungan untuk memperkuat rasa persaudaraan dan toleransi terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia sangat beragam karena dihuni berbagai suku bangsa, ras, dan agama. Perbedaan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi keutuhan dan kedaulatan negara, terutama di tahun-tahun awal pasca kemerdekaan .
Belanda yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia melancarkan serangan untuk kembali berkuasa. Di sisi lain, muncul kelompok separatis di beberapa wilayah yang menjadi ancaman bagi kedaulatan negara.
Tantangan Persatuan Bangsa di Awal Kemerdekaan
Tiga tahun setelah proklamasi 17 Agustus 1945, terjadi banyak pemberontakan yang dilakukan oleh beberapa kelompok separatis di Indonesia .
Mulai dari pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Republik Maluku Selatan (RMS), hingga Piagam Perjuangan Semesta (Permesta). Tujuan pemberontakan adalah memisahkan diri dari NKRI serta menjadikan wilayahnya sebagai negara yang berdaulat.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa alasan lain yang menyebabkan munculnya gerakan separatis di Indonesia. Dikutip dari jurnal Analisis Sejarah dan Kontemporer Gerakan Separatisme di Indonesia oleh Kukuh Adi Nugroho dkk, berikut beberapa tantangan persatuan bangsa pada awal kemerdekaan.
1. Krisis Ekonomi
Indonesia berada dalam situasi krisis ekonomi dan hiper inflasi setelah merdeka karena tidak mampu mengontrol mata uang asing. Meski Indonesia sudah memiliki Oeang Republik Indonesia (ORI), faktanya sebagian masyarakat masih menggunakan gulden Belanda dan Jepang sebagai alat tukar.
Tak hanya itu, Belanda juga menutup akses perdagangan luar negeri Indonesia sehingga tidak bisa melakukan kegiatan ekspor. Alhasil, pemasukan negara pun menipis, sementara pengeluaran terus bertambah.
2. Ketidakpuasan Terhadap Pemerintah
Ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah dalam perundingan internasional juga memicu gerakan separatisme di Tanah Air. Terlebih kesejahteraan Indonesia semakin merosot akibat krisis ekonomi dan perang.
ADVERTISEMENT
3. Perbedaan Ideologi
Pemicu perpecahan di Indonesia di tahun-tahun awal kemerdekaan juga disebabkan karena perbedaan ideologi. Seperti diketahui, Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara yang sah. Namun, ada beberapa pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
Contohnya adalah pemberontakan PKI Madiun yang didalangi oleh Amir Syarifudin dan Muso. Pemberontakan tersebut dilakukan untuk mengganti Pancasila dengan paham komunis.
4. Propaganda
Propaganda yang disebarkan oleh kelompok separatis jmempengaruhi opini masyarakat terhadap pemerintah. Mereka mendapat dukungan untuk memisahkan diri dari negara.
Pada kasus pemberontakan PKI Madiun, Amir Syarifuddin mempengaruhi buruh tani untuk melakukan kerusuhan yang memakan banyak korban dan kerugian.
5. Kecemburuan Sosial
Adanya kesenjangan sosial yang sangat timpang di masyarakat menyebabkan kecemburuan sosial. Masyarakat di daerah-daerah tertinggal merasa kurang diperhatikan sehingga ingin memisahkan diri dari NKRI dan membangun pemerintahannya sendiri.
ADVERTISEMENT
(GLW)