Konten dari Pengguna

Waktu Sholat Syuruq Lengkap dengan Tata Cara dan Keutamaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 Desember 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 8 menit
clock
Diperbarui 18 Agustus 2023 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi waktu sholat syuruq. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi waktu sholat syuruq. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Sholat syuruq adalah sholat sunah 2 rakaat yang dilakukan di pagi hari setelah matahari terbit. Sholat sunnah tersebut dikenal juga sebagai sholat sunnah Isyraq. Kata Isyraq sendiri memiliki arti terbit.
ADVERTISEMENT
Kata tersebut tercantum dalam Al-Qur'an surah Shad ayat 18 yang berbunyi:
اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ
Artinya: "Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi." (QS. Shad: 18)
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa sholat dhuha yang dilaksanakan pada waktu matahari terbit, juga disebut sebagai sholat syuruq. Namun, terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa sholat syuruq bukanlah sholat dhuha, sebab terdapat perbedaan waktu pelaksanaannya.
Lantas, kapan pelaksanaan waktu sholat syuruq yang benar? Simak penjelasan mengenai waktu sholat syuruq melalui ulasan berikut ini.

Waktu Sholat Syuruq

Ilustrasi waktu sholat syuruq. Foto: Pexels
Dikutip dari Raih Pahala Haji Umroh Setiap Hari oleh Muhammad Andhyka Afrianto, sholat syuruq bukanlah sholat dhuha. Sebab, sholat syuruq dilaksanakan ketika matahari sudah meninggi, kurang lebih satu tombak dalam pandangan mata, dan sekitar 15 menit setelah matahari terbit.
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai waktu pelaksanaan sholat syuruq tercantum dalam sebuah hadits berikut:
“Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah SAW berdiri dan sholat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau sholat empat rakaat.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)

Perbedaan Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha

Ilustrasi waktu sholat syuruq. Foto: Pexels
Bagi sebagian orang mungkin masih bingung dengan perbedaan antara sholat syuruq dan sholat dhuha. Masih dari sumber yang sama, sholat sunnah syuruq memiliki keutamaan yang amat besar bagi yang mengamalkannya, yaitu setara pahala haji dan umrah yang sempurna.
Keutamaan ini dapat diperoleh dengan syarat khusus yang harus dilaksanakan. Misalnya setelah sholat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan berdzikir sampai terbit matahari, kemudian melaksanakan sholat syuruq dua rakaat. Sebagaimana tertuang dalam hadits berikut:
ADVERTISEMENT
من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تامة تامة تامة
Artinya: "Barang siapa yang sholat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir kepada Allah sampai terbit matahari kemudian sholat dua rakaat maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah." Anas berkata bahwa Rasulullah bersabda, 'Sempurna, sempurna, sempurna.'" (HR. At-Tirmidzi)
Amalan tersebutlah yang membedakannya dengan sholat dhuha. Pahala sholat dhuha tidak perlu mengikuti syarat khusus dan setiap Muslim tetap menerima pahala yang ditentukan.

Tata Cara Sholat Syuruq

Ilustrasi waktu sholat syuruq. Foto: Pexels
Dari segi tata cara pelaksanaan, sholat syuruq sama dengan sholat sunnah lainnya. Dikutip dari Rahasia Kedahsyatan Sholat Sunnah Setahun Penuh karya Muhammad Kamaludin, tata cara sholat syuruq adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Membaca Niat

Usalli Sunnata Isyraq Rak'ataini Lillaahi Ta'aalaa, Allahu Akbar
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Isyraq karena Allah ta'aalaa, Allah Maha Besar."

2. Membaca Surat An-Nur Ayat 35 pada Rakaat Pertama

Pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, disunnahkan membaca ayat-ayat Al Qur'an surat An-Nur ayat 35. Berikut bacaannya:
Allāhu nụrus-samāwāti wal-arḍ, maṡalu nụrihī kamisykātin fīhā miṣbāḥ, al-miṣbāḥu fī zujājah, az-zujājatu ka`annahā kaukabun durriyyuy yụqadu min syajaratim mubārakatin zaitụnatil lā syarqiyyatiw
wa lā garbiyyatiy yakādu zaituhā yuḍī`u walau lam tamsas-hu nār, nụrun 'alā nụr, yahdillāhu linụrihī may yasyā, wa yaḍribullāhul-amṡāla lin-nās, wallāhu bikulli syai`in 'alīm.

3. Membaca Surat An-Nur Ayat 36-38 pada Rakaat Kedua

Pada rakaat kedua, setelah membaca Al Fatihah, diikuti dengan membaca surat An-Nur ayat 36-38. Berikut bacaannya:
Fī buyụtin ażinallāhu an turfa'a wa yużkara fīhasmuhụ yusabbiḥu lahụ fīhā bil-guduwwi wal-āṣāl.
ADVERTISEMENT
Rijālul lā tul-hīhim tijāratuw wa lā bai'un 'an żikrillāhi wa iqāmiṣ-ṣalāti wa ītā`iz-zakāti yakhāfụna yauman tataqallabu fīhil qulụbu wal-abṣārliyajziyahumullāhu aḥsana mā 'amilụ wa yazīdahum min faḍlih, wallāhu yarzuqu may yasyā`u bigairi ḥisāb.

4. Membaca Al-Qur'an Setelah Selesai Sholat

Setelah melaksanakan sholat syuruq, lalu membaca Al-Qur'an untuk mendapat petunjuk, yang akan diperoleh dengan membacanya secara tadabbur.

5. Membaca Doa Setelah Sholat Syuruq

Setelah itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memanjatkan doa setelah sholat syuruq sebagai berikut:
اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ
وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.
ADVERTISEMENT
Allahumma yaa nuuron nuuri bith-thuuri wa kitaabim masthuurin fii riqqin mansyuurin wal baitl ma’muuri, as`aluka an tarzuqonii nuuron astahdii bihi ilaika wa adallu bihi ‘alaika wa yashhabunii fii hayaatii wa ba’dal intiqooli min dzolaami misykaatii,
wa as'aluka bisy-syamsi wa dluhaaha wa nafsin maa siwaahaa an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqotan bii laa yahjubuhaa ghoimul auhaami walaa ya’tariihaa kusuufu qomaril waahidiyyah ‘indat tamaami bal adim lahaal isyrooqo wadz-dzuhuuro ‘alaa mamarril ayyaami wad-duhuuri.
Wa shalli Allahumma ‘alaa sayyidinaa Muhammadin khootamil anbiyaa'i wal mursaliina walhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Allahummaghfir lanaa waliwaalidiina wa liikhwaaninaa fillaahi ahyaa'an wa amwaatan ajma’iina.
Artinya: "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu.
ADVERTISEMENT
Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur)-ku.
Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama.
Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul.
Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal." (Nawawi al-Jawi, Nihayatuz Zain, halaman 103)
ADVERTISEMENT

Keutamaan Sholat Syuruq

Ilustrasi melaksanakan sholat syuruq. Foto: Unsplash
Dikutip dari Shalat-Shalat Tathawwu' (Himpunan Shalat-Shalat Sunnah) oleh David Muhammad (2019: 106-107), ada berbagai keutamaan sholat syuruq bagi umat Muslim yang mengamalkannya, yaitu:

1. Mendapat Pahala seperti Orang yang Berhaji

Seorang Muslim yang melaksanakan sholat syuruq akan mendapat pahala seperti orang yang melaksanakan haji atau umrah. Dari Abu Umamah RA bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ
تَامَّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ حَاجَ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَ
Artinya: "Barang siapa yang mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan sholat sunnah dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna." (HR. At-Thabrani, no. 7741)
ADVERTISEMENT

2. Mendapat Pahala yang Sempurna

Selain mendapat pahala seperti orang yang berhaji atau berumrah, seorang Muslim yang mengerjakan sholat syuruh juga akan memperoleh pahal yang sempurna. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits lainnya, dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah bersabda:
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ الله حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ،
Artinya: "'Barang siapa yang melaksanakan sholat subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.'
Anas berkata bahwa Rasulullah bersabda lagi, 'Pahala yang sempurna, sempurna, dan sempurna.'" (HR. At-Tirmidzi, no. 586)
ADVERTISEMENT

Doa Setelah Sholat Syuruq

Ilustrasi memanjatkan doa setelah sholat syuruq. Foto: Unsplash
Seperti yang telah disebutkan, umat Muslim dianjurkan memanjatkan doa setelah melaksanakan sholat syuruq. Adapun bacaan doa setelah sholat syuruq yang bisa diamalkan, yaitu:
اللهم يَانُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رَقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْإِنْتِقَالِ مِنْ ظَلَامِ مِشْكَاتِيْ
وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَايَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الْوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُّهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللهم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا فِيْ اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
ADVERTISEMENT
Allahumma yaa nuuron nuuri bith-thuuri wa kitaabim masthuurin fii riqqin mansyuurin wal baitl ma’muuri, as`aluka an tarzuqonii nuuron astahdii bihi ilaika wa adallu bihi ‘alaika wa yashhabunii fii hayaatii wa ba’dal intiqooli min dzolaami misykaatii,
wa as'aluka bisy-syamsi wa dluhaaha wa nafsin maa siwaahaa an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqotan bii laa yahjubuhaa ghoimul auhaami walaa ya’tariihaa kusuufu qomaril waahidiyyah ‘indat tamaami bal adim lahaal isyrooqo wadz-dzuhuuro ‘alaa mamarril ayyaami wad-duhuuri.
Wa shalli Allahumma ‘alaa sayyidinaa Muhammadin khootamil anbiyaa'i wal mursaliina walhamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Allahummaghfir lanaa waliwaalidiina wa liikhwaaninaa fillaahi ahyaa'an wa amwaatan ajma’iina.
Artinya: "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu.
ADVERTISEMENT
Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain, bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur)-ku.
Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama.
Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul.
Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal." (Nawawi al-Jawi, Nihayatuz Zain, halaman 103)
ADVERTISEMENT
(ANS & SFR)