Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
5 Potret Kehidupan Biksu Millenial
27 November 2018 15:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: Instagram/@dammersaragih)
Bikkhu atau lebih sering dikenal dengan sebutan biksu adalah orang yang ditahbiskan dalam lingkungan biara Buddhis. Bisa dikatakan biksu adalah rohaniawan Budha. Jadi, keberadaan mereka dianggap memiliki peran vital sebagai penyeimbang dalam hal kerohanian.
ADVERTISEMENT
Dalam film, sosok biksu selalu ditampilkan sebagai sosok dengan kepala plonthos. Biksu juga selalu menampilkan kehidupannya yang suka menyendiri, bermeditasi, dan hidup dalam kesederhanaan di kuil-kuil. Mereka memilih membatasi kehidupannya dari keramaian.
Namun lain halnya dengan para biksu di Mongolia. Di era millenial seperti saat ini, mereka mampu hidup layaknya orang-orang pada umumnya. Berikut adalah potret kehidupan biksu Mongolia di era millenial saat ini.
1. Hanya Orang Pilihan yang Menjadi Biksu
(Foto: Instagram/@yoga.efendi)
Menjadi biksu adalah sebuah pilihan jalan hidup cukup berat. Mereka harus menghafal isi kitab suci, melantunkan pujian, dan belajar ilmu penunjang lainnya. Maka, jarang sekali orang memutuskan menjadi biksu dan mengabdi di kuil atas kemauan sendiri. Kebanyakan dari mereka sebab mendapat dorongan dari orang tua.
ADVERTISEMENT
Meski agama Budha menjadi agama mayoritas Mongolia, namun agama tersebut mengalami tantangan besar. Jumlah pemuka agama Budha di sana semakin berkurang.
2. Kehidupan Sebagai Guru Biksu
(Foto: Instagram/@oneheartonedevotion)
Zaman dulu orang harus belajar hingga 20 tahun untuk menjadi guru biksu. Hal tersebut dimaksudkan agar seorang biksu benar-benar memiliki ilmu yang matang terkait seluk-beluk Budha. Sekarang menjadi guru biksu hanya butuh sedikitnya 4 tahun.
Seorang guru biksu Mongolia, Lobsang Tayang, mengatakan bahwa dirinya hanya butuh empat tahun belajar. Selanjutnya dia menjadi guru biksu dengan usia yang cukup muda. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya melestarikan biksu yang jumlahnya semakin berkurang.
Baca Juga:
- Persatuan Umat Buddha Indonesia Doakan Jokowi Terpilih di Pilpres 2019
- Perkosa dan Culik Gadis, Biksu Jetset Thailand Divonis 16 Tahun
- Apa Kabar Para Pemain Kera Sakti?
ADVERTISEMENT
3. Diberi Kendali Atas Biara-Biara Mongolia
(Foto: Instagram/@erwinindra)
Biksu muda atau generasi millenial sudah diberi kendali terhadap biara-biara di Mongolia sejak 1990. Sebelum kebijakan itu ditetapkan, umat Budha pernah terperosok dalam sejarah kelam. Sedikitnya 17 ribu biksu dibantai pada rezim Stalin tahun 1930-an. Oleh sebab itu, biksu generasi millenial dituntut untuk memelihara eksistensi agama mereka.
4. Pengajaran Lebih Fleksibel
(Foto: Instagram/@soedarman_h)
Dalam usahanya memelihara eksistensi generasi selanjutnya, para biksu meninggali biara dan menyebarkan ajaran agama dengan cara fleksibel. Seperti yang dilakukan biksu Biara Amarbayasgalant, Mongolia Utara. Biara tersebut memperbolehkan pelajar beristirahat atau berolahraga seperti basket di sela belajar.
5. Mulai Mengikuti Perkembangan Zaman
(Foto: Instagram/@yomie_orangutandays)
Tidak hanya diperbolehkan berinteraksi dengan dunia luar. Para pelajar di Biara Amarbayasgalant juga dibolehkan mengakses internet atau menelpon. Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan anggapan bahwa seorang biksu harus benar-benar meninggalkan keduniawian.
ADVERTISEMENT