Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kisah Inspiratif Bagus Muljadi, Dulu IPK 2,69 Kini Jadi Asisten Dosen di Inggris
28 September 2021 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perjalanannya hingga di titik sekarang enggak mudah. Dulu dia perh mendapat IPK 2,69. Dia juga pernah jadi anak band dan sering dipanggil guru karena nilainya jelek.
Dilansir Campuspedia, dia bilang teman-temannya dari SD hingga SMA tahu dirinya langganan dipanggil ke ruangan guru karena nilai rapornya yang di bawah standar.
Bagus lalu diterima di jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan. Namun, karena alasan ekonomi, dia memutuskan untuk enggak mengambilnya dan mengikuti Ujian Mandiri di Institut Teknologi Bandung.
Akhirnya, dia lolos dan mengambil jurusan kuliah Teknik Mesin. Bagus mengaku dirinya enggak terlalu pintar dan lolos hanya karena faktor keberuntungan.
Dia mengaku selama kuliah sering membolos. Gegara beban kuliah yang cukup padat dan berat, Bagus harus mengejar ketinggalannya di semester pendek dan lulus satu tahun lebih lama dari yang seharusnya. Dia juga lulus dengan IPK 2,69.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan kuliah S2 di Taiwan
Setelah lulus, Bagus sadar akan tingginya kualifikasi perusahaan untuk para fresh graduate. Ia merasa enggak bisa mengandalkan IPK saja.
Maka itu, dia memutuskan lanjut kuliah S2 di National Taiwan University jurusan Mekanika Terapan tanpa beasiswa. Bagus akhirnya berusaha mencari relasi demi membiayai kuliah dan bekerja sebagai sales pompa air.
Dari awal, Bagus berniat kuliah di Taiwan karena ingin sambil belajar bahasa Mandarin. Namun ternyata sesampainya di sana, dia sama sekali belum mengerti bahasanya.
Bagus mengaku sering menangis di perpustakaan dan mengakui kuliah di negeri orang adalah masa-masa tersulit di hidupnya.
Tapi atas kegigihannya untuk melewati masa sulit tersebut, Bagus lulus S2 dan mendapatkan tawaran untuk mendapatkan beasiswa S3. Hingga akhirnya dia meraih gelar master dan PhD di bidang Mekanika Terapan.
ADVERTISEMENT
Jadi dosen termuda di Inggris
Setelah lulus, dia menikah dan pindah ke Eropa bersama istrinya yang berkebangsaan Jerman.
Untuk mendapatkan kerja, Bagus sempat mengirimkan email ke banyak profesor. Dia lalu menerima kesempatan untuk melanjutkan program postdoctoral di Institut de Mathematiques de Toulouse, Prancis jurusan Matematika.
Berkat pengalaman sulitnya kuliah di Taiwan, Bagus merasa selama di Prancis dapat dilalui dengan mudah. Setelah lulus, dia mengambil program postdoctoral di jurusan Ilmu Bumi dan Teknik Petroleum, Imperial College London, Inggris .
Setelah selesai menyelesaikan studi itu pada 2017, Bagus diterima di Departemen Teknik Lingkungan dan Kimia di Universitas Nottingham, Inggris, sebagai asisten dosen termuda.