Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
7 Faktor Penyebab Kecelakaan Mobil oleh Pengemudi Sendiri
11 Maret 2020 14:24 WIB
Tulisan dari Berita Otomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hal apapun bisa saja terjadi saat di jalan raya, termasuk kecelakaan lalu lintas . Padahal perlengkapan keselamatan sudah digunakan, pengemudi sudah konsentrasi tinggi, bahkan dalam kecepatan rendah sekali pun.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan ketika sedang berkendara di jalan raya, baik motor mau pun mobil. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, khususnya mobil. Dan, ini ternyata bisa dari faktor diri si pengemudi sendiri.
Apa saja? Berikut ulasannya.
Kondisi Fisik yang Kurang Fit
Dalam hal ini kecelakaan bisa terjadi karena faktor penyakit yang diderita oleh pengemudi. Ini bisa menyebabkan hilangnya konsentrasi berkendara dengan mobil . Bahkan jika penyakitnya tergolong berat, seperti penyakit jantung yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Jadi, sangat tidak disarankan untukberkendara dalam kondisi fisik kurang fit, terlebih seorang diri.
Mengantuk
Mengantuk adalah hal yang lumrah bagi setiap orang. Apalagi setelah melakukan aktivitas padat di kantor seharian. Tubuh akan bereaksi dan memberikan sinyal untuk segera beristirahat atau tidur.
ADVERTISEMENT
Tidak disarankan mengemudi dalam kondisi mengantuk.Sebab, hal ini bisa sangat berakibat fatal. Oleh karena itu, ketika mengantuk ada baiknya pengemudi berhenti dan beristirahat di tempat yang aman dan ramai. Bisa juga di stasiun pengisian bahan bakar untuk cuci muka dan meregangkan otot agar kembali segar.
Kondisi Mental yang Tidak Stabil
Kondisi ini banyak terjadi ketika pengemudi mengalami suatu masalah yang masih terpikirkan ketika berkendara. Hal ini tentu akan mengganggu konsentrasi saat berkendara. Akibatnya bisa menimbulkan rasa sensitif terhadap teguran sekecil apapun, seperti bunyi klakson dari belakang.
Karena itu sangat disarankan untuk berdoa sebelum berkendara. Dengan begitu, mental kita akan selalu mengingat kepada sang Pencipta.
Melaju dengan Kecepatan Tinggi
Pada dasarnya setiap pengemudi harus mengetahui batas-batas kecepatan saat berkendara di jalan raya maupun saat di jalan bebas hambatan (jalan tol ). Tidak hanya itu, bahkan saat berkendara di jalan permukiman sekali pun.
ADVERTISEMENT
Setiap jenis jalan raya memiliki aturan mengenai kecepatannya masing-masing. Sebab, kondisinya berbeda satu dengan yang lainnya.
Kurangnya Keterampilan dan Pengetahuan dalam Mengemudi
Pengendara mobil harus menaati peraturan yang berlaku, seperti lampu lalu lintas. Jika lampu menyala kuning artinya mobil siap-siap atau mulai mengurangi kecepatan. Sebab, lampu merah akan menyala yang artinya pengemudi harus berhenti.
Sedangkan jika lampu menyala hijau maka kendaraan bisa jalan terus. Jika aturan ini tidak diperhatikan, misalnya pengendara menerobos lampu merah, tidak sekadar membahayakan diri sendiri namun juga para pengendara dan pengguna jalan lain.
Pengaruh Obat-obatan dan Alkohol
Pengemudi yang sedang dalam pengaruh alkohol kerap tidak sadarkan diri. Hal itu bisa membuatnya memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan agresif. Tentu, ini sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan berkendara.
ADVERTISEMENT
Pengalihan Perhatian
Banyak hal yang bisa mengalihkan pengendara dari fokus. Mulai dari membaca pesan, menelepon, dan beberapa hal lain. Akibatnya, bukan hanya fokus yang teralihkan, namun posisi tangan yang seharusnya memegang setir menjadi terganggu. (kur)