2 Alasan Belanda Membatasi Kegiatan Berorganisasi Masyarakat pada Saat Itu

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
9 November 2022 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/@jimmy-garbanzos-2829349/ - mengapa belanda membatasi kegiatan berorganisasi masyarakat pada saat itu
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/@jimmy-garbanzos-2829349/ - mengapa belanda membatasi kegiatan berorganisasi masyarakat pada saat itu
ADVERTISEMENT
Pada Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 3Tema 5 untuk kelas 5 SD halaman 26, terdapat salah satu pertanyaan yang berbunyi, "Mengapa Belanda membatasi kegiatan berorganisasi masyarakat pada saat itu?". Sudah menjadi wawasan umum bahwa di masa penjajahan Belanda, cukup sulit bagi masyarakat Indonesia, termasuk para pemudanya, untuk bisa membentuk suatu organisasi, bahkan untuk sekadar berkumpul dan berbagi pemikiran.
ADVERTISEMENT

Mengapa Belanda Membatasi Kegiatan Berorganisasi Masyarakat pada Saat Itu?

Jawaban dari pertanyaan, "Mengapa Belanda membatasi kegiatan berorganisasi masyarakat pada saat itu?" adalah:
Belanda memahami bahwa jika kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa muncul dalam masyarakat, hal tersebut akan mendorong para pemuda dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia untuk mengambil tindakan patriotisme dan melawan mereka yang sudah menduduki wilayah Indonesia dalam waktu lama.
Sebaliknya, penjajahan Belanda yang penuh dengan larangan melakukan kegiatan organisasi, justru lebih mendorong dan menjadi motivasi bagi para pemuda untuk membentuk suatu organisasi masyarakat.
ADVERTISEMENT

Lahirnya Boedi Oetomo

Larangan untuk berorganisasi dari pihak Belanda justru mendorong para pemuda untuk mendirikan perkumpulan. Berdirinya organisasi pemuda pertama, yaitu Boedi Oetomo (Budi Utomo) menjadi penggerak munculnya organisasi pemuda serupa yaitu Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes dan lainnya.
Mengutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional dari Lahirnya Nasionalisme Sampai Masa Pendudukan Jepang, A. Kardiyat Wiharyanto, 2015, lahirnya Budi Utomo dipelopori oleh para pemuda dari STOVIA, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Magelang, Sekolah Peternakan dan Pertanian Bogor, dan Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar tersebut terdiri dari:
Nama Budi Utomo diusulkan oleh Soeradji. Budi Utomo terdiri atas kata budi yang memiliki arti perangai atau tabiat, dan kata utomo yang berarti baik atau luhur. Jadi, organisasi pemuda Budi Utomo dapat dimaknai sebagai perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi dan kebaikan perangai atau tabiat.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, para pemuda juga menyadari bahwa perjuangan yang bersifat lokal adalah sia-sia. Hanya dengan persatuan dan kesatuan cita-cita kemerdekaan dapat diraih. Banyak dari mereka yang kemudian datang ke pulau Jawa lalu menggelar Kongres Pemuda, yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda.
Perjuangan pemuda tidak sampai di situ, dengan kekuatan organisasi yang mereka jalankan, Soekarno dan Hatta akhirnya bersedia memulai persiapan kemerdekaan Indonesia, yang puncaknya adalah pembacaan teks proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Jadi, kesimpulannya adalah alasan mengapa Belanda membatasi kegiatan berorganisasi masyarakat pada saat itu terbukti benar. Ketakutan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh Belanda menjadi kenyataan. (DNR)