Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
4 Pengaruh Faktor Imitasi dalam Interaksi Sosial di Indonesia
1 Februari 2024 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Jelaskan pengaruh faktor imitasi dalam interaksi sosial. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Nick Wehrli](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hngqc0jm40jg15ngezay8gxs.jpg)
ADVERTISEMENT
Interaksi sosial di Indonesia tercermin melalui beragam perilaku yang dapat dipahami melalui imitasi. Jelaskan pengaruh faktor imitasi dalam interaksi sosial di Indonesia!
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor tersebut adalah psikologis. Fenomena imitasi, yang merupakan peniruan perilaku yang dilakukan individu berdasarkan pengamatan terhadap orang lain, menunjukkan adanya pengaruh dari faktor tersebut dalam membentuk perilaku masyarakat.
Pengaruh Faktor Imitasi dalam Interaksi Sosial
Mengutip dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah), Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, Kosim, 2006, faktor imitasi dapat mendorong seseorang atau kelompok untuk mematuhi norma-norma atau kaidah tertentu.
Lalu, apa saja faktor-faktor tersebut? Inilah beberapa faktornya sekaligus untuk menjawab pertanyana "Jelaskan pengaruh faktor imitasi dalam interaksi sosial di Indonesia !".
1. Faktor Psikologis
Aspek individu, seperti cara manusia memikirkan dan menginterpretasikan pengalaman, dapat membuat munculnya perilaku baru melalui observasi terhadap model yang dilihatnya.
Motivasi juga menjadi pendorong utama, di mana keinginan untuk mirip dengan orang lain atau mencapai tujuan tertentu menjadi faktor utama dalam menggiring individu untuk melakukan imitasi.
ADVERTISEMENT
2. Lingkungan Keluarga
Kedua, lingkungan keluarga menjadi pembentukan perilaku imitasi. Sosialisasi yang terjadi dalam keluarga menciptakan karakter anak, dengan nilai dan aturan yang ditanamkan oleh orang tua.
Anak cenderung meniru perilaku yang disaksikan dari orang tua, karena pada tahap awal perkembangannya, anak belum mampu mengungkapkan minat dan keinginan secara verbal.
3. Media massa
Ketiga, media massa, terutama televisi, turut memainkan peran dalam menyebarkan perilaku imitasi di masyarakat. Tayangan yang terus menerus dan berulang-ulang memiliki dampak kuat terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat.
Media massa menjadi saluran utama yang mempercepat penyebaran perilaku imitasi di berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
4. Interaksi Sosial
Interaksi sosial dengan teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku imitasi. Teman sebaya menjadi refleksi lingkungan sosial yang lebih luas, di mana anak dapat menilai apakah perilaku sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Memahami Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Faktor-faktor imitasi ini saling berinteraksi dan membentuk perilaku sosial masyarakat Indonesia. Dengan memahami penjelasan tersebut, tidak perlu bingung lagi jika diminta jelaskan pengaruh faktor imitasi dalam interaksi sosial di Indonesia. (RIZ)