Konten dari Pengguna

5 Contoh Upacara Adat Jawa Barat dan Tujuannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
26 Juli 2022 20:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 22 Februari 2023 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh upacara adat Jawa Barat dan tujuannya, sumber foto Edwin Petrus on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh upacara adat Jawa Barat dan tujuannya, sumber foto Edwin Petrus on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di pulau Jawa dan kaya akan keragaman budayanya, salah satunya upacara adat. Ada berbagai upacara adat Jawa Barat yang dilaksanakan oleh masyarakat daerah tertentu.
ADVERTISEMENT
Jawa Barat dikenal sebagai wilayah yang sebagian besar penduduknya merupakan suku Sunda. Provinsi ini menjadi salah satu daerah yang masih melestarikan adat istiadat serta tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu.
Salah satu yang masih dilestarikan di Jawa Barat hingga saat ini adalah beberapa upacara adat yang memiliki tujuan masing-masing.
Pada artikel kali ini akan diulas mengenai lima contoh upacara adat Jawa Barat dan tujuannya secara lengkap.

Contoh Upacara Adat Jawa Barat

Ilustrasi contoh upacara adat Jawa Barat dan tujuannya, sumber foto Angga Indratama on Unsplash
Dikutip dari Buku Pintar Bimbel SD Kelas 4, 5, 6: IPA - Matematika - IPS karya Budi Lintang dan Sajid Ardiansyah (2015), setiap daerah yang ada di Indonesia memang memiliki upacara adat masing-masing. Setiap upacara adat biasanya memiliki tujuan tersendiri termasuk di wilayah Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah lima contoh upacara adat Jawa Barat dan tujuannya yang bisa dipahami.

1. Ngruwat Bumi

Upacara ngruwat bumi berasal dari bahasa Sunda "ngarawat" yang memiliki arti mengumpulkan atau memelihara. Tujuan diadakannya upacara ngruwat bumi adalah sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara adat ngruwat bumi juga bentuk syukuran agar dijauhkan dari segala bencana yang mengancam daerah tersebut.
Ngruwat bumi juga upacara adat untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur yang sebelumnya.

2. Ngalaksa

Upacara adat ngalaksa merupakan salah satu bentuk upacara adat di wilayah Jawa Barat yang diadakan setiap bulan Juni di saat musim panen. Pada saat upacara adat ini akan disajikan tarian rengkong yang diiringi oleh tarian ngalaksa.
ADVERTISEMENT
Rengkong adalah nama sebuah alat yang digunakan untuk membawa padi dari sawah dengan cara dipikul. Alat ini dibuat menggunakan bambu gombong. Tali ijuk digunakan untuk mengikat padi.
Acara adat ini umumnya dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mereka bersyukur atas kesuksesan juga keberhasilan panen yang dapatkan. Ungkapan syukur tersebut mereka bahasakan ke dalam berbagai tarian tradisional.

3. Pesta Laut

Upacara adat yang masih ada hingga saat ini adalah pesta laut yang ditemukan di wilayah Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Pelabuhan Ratu, dan daerah pesisir lainnya.
Tujuan dari upacara pesta laut adalah untuk menunjukkan rasa syukur dan memohon keselamatan saat sedang melaut mencari ikan.
Ilustrasi perahu-perahu yang akan digunakan untuk pesta laut oleh para nelayan. Foto: Unsplash

4. Nyangku

Nyangku adalah upacara adat untuk menyucikan benda-benda pusaka peninggalan leluhur Panjalu. Upacara adat ini dilaksanakan di Panjalu, Ciamis selama setahun sekali.
ADVERTISEMENT
Istilah nyangku berasal dari kata yanko dalam bahasa Arab yang artinya "membersihkan". Namun, kemudian berubah pelafalannya menjadi nyangku. Nyangku berarti "nyaangan laku" dalam bahasa Sunda yang artinya "menerangi perilaku".
Upacara adat nyangku telah ada sejak jaman Kerajaan Panjalu. Upacara ini diadakan untuk menghormati leluhur Panjalu dan sebagai simbol membersihkan diri.

5. Babarit

Babarit merupakan upacara adat yang ada di Kabupaten Kuning. Upacara ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan desa atau mencegah bala dan memohon keselamatan bagi penduduk desa.
Upacara babarit biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Tanggal-tanggal wajib untuk acara babarit adalah tanggal 1 Muharam dan bulan Maulid (bertepatan dengan Rabu Wekasan, yaitu hari Rabu di akhir bulan Safar sebelum masuk ke bulan Maulid dan bulan Rajab).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Model Pengembangan Pariwisata: Berbasis Komunitas di Desa oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Regional, waktu pelaksanaan upacara babarit adalah menjelang magrib, sedangkan untuk tempat pelaksanaan biasanya dilakukan di perempatan atau pertigaan jalan.
Upacara adat babarit umumnya diawali dengan doa bersama yang dilanjutkan dengan penyembelihan domba. Hal ini diyakini masyarakat setempat dapat membantu menolak bala.
(WWN & SFR)