Konten dari Pengguna

Alasan Ragi Harus Ditaburkan Pada saat Bahan dalam Keadaan Dingin

Berita Terkini
Penulis kumparan
27 Desember 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Alasan Ragi Harus Ditaburkan Pada saat Bahan dalam Keadaan Dingin Sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Alasan Ragi Harus Ditaburkan Pada saat Bahan dalam Keadaan Dingin Sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Orang yang kerap membuat kue, roti dan tape pasti tak asing dengan bahan bernama ragi. Dalam jenis-jenis pangan tertentu, ragi diperlukan untuk proses pembuatan bahan makanan.
ADVERTISEMENT
Ada syarat agar ragi yang ditaburkan harus tepat takaran. Hal ini seperti pertanyaan mengapa ragi harus ditaburkan saat bahan pada suhu dingin? Simaklah pembahasan berikut!

Ragi Harus Ditaburkan pada saat Suhu Dingin

Ilustrasi: Alasan Ragi Harus Ditaburkan Pada saat Bahan dalam Keadaan Dingin Sumber: pixabay.com
Mengutip buku Charadon Donat Karakter karya Diana Cahya (32:2015), Ragi adalah mikroorganisme hidup (jamur Saccaromices Cerevisioae) yang berkembang biak dengan cara memakan gula.
Penjabaran berikut merupakan ketentuan takaran dan keadaan ragi yang perlu ditaburkan ke dalam bahan pembuatan tape. Mengapa ragi harus dutaburkan saat bahannya sudah dingin?
Karena bila ragi ditaburkan dalam keadaan panas maka sel-sel ragi akan mati atau rusak. Hal ini menyebabkan jamur yang ada dalam kandungan ragi tidak dapat melakukan proses fermentasi secara merata.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, bahan yang ingin difermentasikan dengan ragu harus dipastikan benar-benar dalam keadaan yang sudah dingin.

Cara Mempercepat Proses Fermentasi Tape

Ketika ragi sudah ditaburkan ke dalam bahan yang sudah dingin, pastikan temperatur udara suhu ruangan tempat proses fermentasi berada dalam suhu yang panas. Sebab semakin panas suhu udara maka semakin cepat proses fermentasinya.
Selanjutnya pastikan ragi ditaburkan tepat sesuai takaran. Sebab jika ragi yang ditaburkan terlalu sedikit, maka mengakibatkan proses fermentasi menjadi lambat.
Sebaliknya, jika takaran ragi yang ditaburkan terlalu banyak maka proses fermentasi dan pembusukan pada bahan yang ditaburkan ragi akan terfermentasi terlalu cepat dan kurang efektif.

Apakah Ragi untuk Membuat Tape, Tempe dan Roti Berbeda?

Dikutip dari buku Teknologi Fermentasi karya Nur Hidayat, Sulistyo Prabowo dan Anton Rahmadi (47:2021), tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi terbuat dari umbi atau beras ketan ditambah ragi sebagai substrat.
ADVERTISEMENT
Jenis ragi untuk fermentasi tape adalah campuran beberapa mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisae, Endomycopsis burtonii dan lain-lain. Dalam proses fermentasi Saccharomyces cerevisae umumnya berbentuk semi cair agak berasa asam serta mengandung alkohol.
Sementara itu, diketahui ragi tempe adalah ragi jenis kapang Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus.
Pada tempe, proses fermentasi ragi dapat mengubah kedelai menjadi tempe biji-biji kedelai yang menyatu oleh adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Ragi tempe aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Ragi tape mengubah pati menjadi glukosa yang pada akhirnya menghasilkan alkohol dan gas CO2.
Nah selanjutnya, ragi untuk bahan masakan pembuat roti sebetulnya diketahui sama dengan ragi pembuat tape yakni sama-sama menggunakan mikroorganisme Saccharomyces cerevisae. Namun begitu, perbedaannya terletak pada proses fermentasinya.
ADVERTISEMENT
Proses fermentasi mikroorganisme Saccharomyces cerevisae pada singkong atau ketan untuk membuat tape, menjadikan bahan yang difermentasikan menjadi melunak dan terasa asam. Sementara proses fementasi mikroorganisme Saccharomyces cerevisae pada roti membuat adonan menjadi mengembang.
Demikian ulasan tentang alasan ragi harus ditaburkan pada saat bahan dalam keadaan dingin. Semoga bermanfaat. (ANG)