Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Asap Hitam dan Putih dalam Konklaf: Hasil Voting Pemilihan Paus
10 Mei 2025 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bagi yang belum mengerti atau masih asing dengan arti asap hitam dan putih dalam konklaf yang keluar dari Kapel Sistina. Setiap kali dunia menanti terpilihnya Paus baru dalam konklaf, dua warna asap ini menjadi tanda yang dinantikan jutaan mata.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pemilihan Paus. Ini adalah momen penting yang menyatukan umat Katolik dalam harap dan doa.
Arti Asap Hitam dan Putih dalam Konklaf Kepausan di Vatikan
Dalam tradisi gereja Katolik, asap hitam dan putih yang terlihat dari cerobong Kapel Sistina selama konklaf pemilihan Paus baru memiliki makna simbolis yang penting. Ini adalah bagian dari ritual kuno yang menjadi perhatian dunia setiap kali Takhta Suci kosong.
Menurut keterangan di buku Fransiskus: Manusia Pendoa, Mario Escobar, (2019), konklaf adalah proses tertutup saat para kardinal Katolik berkumpul untuk memilih Paus baru. Kata "conclave" berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”, karena para kardinal dikurung di suatu tempat sampai pemilihan selesai.
ADVERTISEMENT
Selama konklaf, pemungutan suara atau voting dilakukan secara berkala dalam Kapel Sistina. Setelah setiap sesi pemungutan suara, hasilnya akan diumumkan secara simbolik melalui asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina.
Arti asap hitam dan putih dalam konklaf dapat diartikan sebagai berikut:
1. Asap Hitam (Fumus Niger)
Asap hitam menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih. Ini terjadi setelah pemungutan suara, saat tidak ada satu pun kandidat yang berhasil memperoleh dua pertiga suara mayoritas dari para kardinal pemilih.
Untuk menghasilkan asap hitam tebal yang tampak dari cerobong Kapel Sistina, surat suara dibakar bersama bahan kimia tertentu seperti potasium perklorat dan antrasit. Tujuan utama dari asap hitam ini adalah memberi tahu umat Katolik di seluruh dunia bahwa proses pemilihan masih berlangsung dan belum menghasilkan pemimpin baru.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, jika pada hari pertama konklaf dilakukan dua kali pemungutan suara tanpa hasil, asap hitam akan terlihat dua kali, biasanya di pagi dan sore hari.
2. Asap Putih (Fumus Albus)
Asap putih adalah pertanda baik bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Asap ini muncul segera setelah seorang kandidat berhasil mengamankan dua pertiga suara mayoritas dari para kardinal.
Untuk menghasilkan asap putih yang jelas dan mudah dikenali, surat suara dibakar bersama zat kimia seperti laktosa, kalium klorat, dan resin pinus. Kemunculan asap putih biasanya disertai dengan bunyi lonceng besar dari Basilika Santo Petrus sebagai konfirmasi bahwa konklaf telah berakhir.
Beberapa jam kemudian, Paus baru akan muncul di balkon utama Basilika dan memberikan sambutan pertamanya kepada umat, diawali dengan pengumuman tradisional "Habemus Papam" yang berarti "Kita memiliki seorang Paus."
ADVERTISEMENT
Penggunaan asap berasal dari abad ke-15. Akan tetapi sistem warna modern hitam dan putih baru mulai digunakan secara resmi pada abad ke-20.
Asap menjadi satu-satunya bentuk komunikasi resmi ke luar selama konklaf berlangsung. Karena prosesnya sangat tertutup dan tanpa komunikasi ke dunia luar, arti asap hitam dan putih dalam konklaf menjadi suatu hal yang sangat bermakna bagi seluruh umat. (DNR)