Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Contoh Tembang Macapat Asmarandana Beserta Artinya
20 Juli 2021 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 5 Mei 2023 17:39 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Asmarandana merupakan salah satu jenis tembang macapat yang memiliki aturan penulisan dan irama lagu yang berbeda dengan jenis tembang macapat lainnya. Contoh tembang macapat asmarandana akan kami bahas lebih lanjut di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kumpulan Lagu Macapat Laras Pelog (2010: 6), macapat merupakan salah satu jenis karya sastra Jawa berbentuk puisi yang cara pembacaannya berbeda dengan pembacaan puisi pada umumnya. Hal ini karena saat membaca macapat, maka harus dilagukan atau didendangkan.
Seperti halnya tembang macapat yang lain , Asmarandana juga memiliki aturan yang sudah ditetapkan guru wilangan, guru lagu dan guru gatranya. Dalam buku Kamus Istilah Sastra Indonesia oleh Ajip Rosidi (2018: 26) dijelaskan bahwa setiap asmarandana terdiri dari tujuh larik yang masing-masing lariknya memiliki delapan engang, kecuali larik kelima yang hanya terdiri dari tujuh engang. Umumnya, asmarandana ditulis untuk menyatakan cinta atau segala sesuatu yang berkaitan dengan asmara atau nasihat.
Contoh Tembang Macapat Asmarandana
Berikut adalah contoh tembang macapat asmarandana:
ADVERTISEMENT
1)
Kitab Musarar inganggit,
Duk Sang Prabu Joyboyo, Ing Kediri kadhatone,
Ratu agagah prakosa,
Tang ana kang malanga,
Parang muka samya teluk,
Pan sami ajrih sedaya,
(Jaya baya, Ramalan Musabar)
Artinya:
Kitab Musasar diciptakan,
Ketika Sang Prabu Jaya Baya,
Di Kediri keratonnya,
Raja yang gagah perkasa,
Tiada yang berani,
Musuh pada takluk,
Semua pada takut
2)
Ngali Samsujen kang name,
Sapraptane sinambrama,
Kalawan pangabektine,
Kalangkung sinuba-suba,
Rehning tamiyan raja,
Lan sejejinis puniku,
Wenang lamun ngurmatana.
(Jaya Baya. Ramalan Musabar)
Artinya:
Namanya ialah Ngali Samujen,
Kehadirannya disambut dengan baik,
Dengan penghormatannya,
Lebih disambut dengan disubya-subya,
Karena tamu itu seorang raja,
Dan lain bangsa,
Memang pantas dihormati
ADVERTISEMENT
3)
Mangsa Palguna marenai,
Amumule salin Weda,
Sangkep saniskaraning reh,
Kinepung wadya punggawa,
Sawusira luwaran,
Rekyana patih wotsantun,
Ngaturi uninga nata,
Artinya:
Bersamaan dengan masa Palguna,
Selamatan bergantinya (kitab suci) Weda,
Lengkap dengan segala sesuatunya peraturan,
Dikendurikan prajurit punggawa,
Sesudah selesai kenduri,
Patih Tambakbaya menyembah,
Memberi tahu raja Ajipamasa
3)
Embun-bunan den tiyupi,
Nulya sami siniraman,
Ing tirta suganda kabeh,
Kumkuman sekar setaman,
Kang kinarya kosokan,
Sela muksala puniku,
Wungkal kadadean wreksa.
Artinya:
Ubun-ubun anak-anak ditiupi,
Lalu mereka disiram,
Air wangi semua,
Rendaman bunga setaman,
Yang dipakai menggosok,
Yaitu batu muksala,
Pengasah yang terbuat dari kayu.
Itulah contoh tembang macapat asmarandana beserta pengertiannya. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tembang asmarandana memiliki aturan dan ketentuan yang terstruktur sesuai kaidah yang berlaku. (DLA)
ADVERTISEMENT