Kisah Nabi Musa Singkat saat Membelah Laut

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
27 Januari 2021 13:44 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Nabi Musa membelah lautan. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nabi Musa membelah lautan. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Kisah Nabi Musa yang terkenal sebagai nabi membelah lautan dapat dijadikan pembelajaran agama untuk anak-anak. Nabi Musa AS merupakan salah satu utusan Allah SWT yang hidup di Mesir. Nabi Musa hidup pada zaman kekejaman penguasa Mesir, Raja Firaun.
ADVERTISEMENT
Salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa adalah kemampuan mengubah tongkat menjadi ular hingga membelah lautan.
Nabi Musa termasuk Nabi dan Rasul Ulul Azmi, sebab memiliki kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi Firaun. Penasaran dengan kisah Nabi Musa AS singkat? Berikut kisahnya.

Kisah Nabi Musa Singkat

Ilustrasi membaca ayat Alquran tentang Nabi Musa. Foto: Unsplash
Pada zaman dahulu, Mesir dipimpin oleh Raja bernama Firaun yang terkenal zalim. Ia dikenal sebagai raja yang sombong, sewenang-wenang, hingga memperbudak penduduknya.
Suatu ketika, Firaun bermimpi bahwa Mesir terbakar kecuali rumah-rumah kaum Bani Israil. Ia pun mengumpulkan ahli sihir dan peramal untuk menafsirkan mimpi tersebut.
Para peramal mengartikan bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang akan membinasakan penduduk Mesir. Firaun sangat ketakutan dan memerintahkan untuk membunuh bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang lahir.
ADVERTISEMENT
Musa lahir bertepatan dengan pembunuhan massal tersebut. Ibunya mencari tempat jauh yang aman dari jangkauan tentara Raja zalim tersebut. Ibu Musa menyusui dan meletakkannya di dalam sebuah peti dan di taruh di sungai.
Suatu hari, ibunya lupa menarik peti dan membuat Musa terbawa arus sungai. Peti tersebut terbawa hingga istana dan ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun. Asiyah yang mandul ingin merawat bayi malang tersebut dan membawa bayi Musa ke hadapan Firaun.
Asiyah menghadirkan beberapa ibu susu untuk Musa. Namun, bayi Musa menolak semuanya. Hingga suatu ketika, ibu kandung Musa mengetahui berita tersebut. Ia segera ke istana dan menyusui bayi Musa.
Nabi Musa tumbuh menjadi pria yang sangat baik. Selama bertahun-tahun, ia beserta pengikutnya bersabar dalam menghadapi kekejaman Firaun.
ADVERTISEMENT
Pada puncaknya, Firaun mengakui dirinya sebagai tuhan. Atas seizin Allah, Nabi Musa dan pengikutnya pergi dari Mesir untuk menuju Syam. Mendengar kabar kepergian Musa, Raja Firaun murka dan bersama tentaranya mengejar Nabi Musa.
Saat Firaun dan bala tentaranya hampir menyusul rombongan Nabi Musa, perjalanan mereka terhambat lautan yang luas. Turunlah wahyu Allah kepada Nabi Musa AS yang berbunyi sebagai berikut:
Lautan pun terbelah. Musa dan rombongannya bergegas melintasi lautan disusul oleh Firaun beserta bala tentaranya. Nabi Musa dan pengikutnya berhasil melewati lautan.
Lautan kemudian kembali seperti semula, sedangkan Firaun dan bala tentaranya binasa karena tenggelam di dalam lautan tersebut.
ADVERTISEMENT

Mukjizat Nabi Musa AS

Ilustrasi membaca ayat Alquran tentang mukjizat Nabi Musa. Foto: Unsplash
Ada beberapa mukjizat yang dimiliki Nabi Musa, seperti dapat mengubah tongkatnya menjadi ular dan membelah Laut Merah. Berikut penjelasannya:

1. Tongkat yang Berubah Jadi Ular

Nabi Musa diutus Allah untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada-Nya. Namun Firaun, raja yang memerintah Bani Israil saat itu, mengancam dan menantang Nabi Musa untuk mengalahkan keahlian tukang-tukang sihir.
Saat itu, para tukang sihir Firaun mampu mengeluarkan ular-ular dari tongkatnya. Allah pun memberikan mukjizat, yaitu Nabi Musa dapat mengubah tongkatnya menjadi ular yang besar dan mengalahkan keahlian para tukang sihir. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut:
قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dia (Allah) berfirman, 'Lemparkanlah ia, wahai Musa!' Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
Dia (Allah) berfirman, 'Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.'" (QS. Thaha: 19-21)

2. Tangannya Memancarkan Cahaya

Nabi Musa juga memiliki mukjizat dapat memunculkan cahaya terang dari kedua tangannya. Mukjizat ini diterima Nabi Musa ketika berada di lembah suci bernama Tuwa.

3. Air Keluar dari Pukulan Tongkatnya

Mukjizat lainnya, tongkat Nabi Musa dapat digunakan untuk mengeluarkan 12 mata air dengan cara memukulkan tongkatnya ke batu besar. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam ayat Alquran berikut:
۞ وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu!' Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air.
Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 60)

4. Membelah Laut Merah

Mukjizat Nabi Musa yang ditampakkan lainnya adalah pada waktu beliau dan pengikutnya dikejar Raja Firaun. Dengan seizin Allah, tongkat Nabi Musa dapat membelah air Laut Merah menjadi dua bagian sehingga Nabi Musa bersama kaumnya dapat melewatinya.
Raja Firaun bersama tentaranya ikut melewati jalan di laut tersebut. Ketika Nabi Musa telah sampai di tepi, Raja Firaun masih di tengah laut, Nabi Musa pun memukulkan tongkatnya ke laut dan air laut pun menjadi satu lagi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Raja Firaun bersama bala tentaranya mati tenggelam di Laut Merah.

5. Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kumpulan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Musa dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebutkan dalam Alquran sebanyak delapan belas kali.
Secara bahasa, kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani yang berarti syariat atau hukum. Dikutip dari Mengenal Kitab-Kitab Allah oleh Nurul Ihsan (2007: 10), kitab ini mengajarkan tentang tauhid atau Allah yang Maha Esa.
Isi pokok kitab Taurat terdiri atas sepuluh firman Allah yang diterima Nabi Musa di puncak Gunung Thursina. Dalam menyiarkan dakwahnya, Nabi Musa dibantu oleh saudaranya, yaitu Nabi Harun.
ADVERTISEMENT

Fakta Riset Ilmuwan tentang Membelah Lautan

Ilustrasi angin kencang dengan kecepatan konstan dapat menyebabkan laut terbelah. Foto: Unsplash
Sebuah penelitian berjudul Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta oleh Carl Drews dan Weiqing Han menemukan beberapa bukti ilmiah terkait proses membelah lautan. Berikut penjelasannya:

Kecepatan Angin Mampu Menyapu Air

Berdasarkan penelitian para ilmuwan modern, untuk membelah air laut seperti dalam kisah Nabi Musa, diperlukan angin dengan kecepatan 384 km per jam untuk membelah lautan.
Peristiwa atmosfer tersebut paling mungkin terjadi apabila ada angin yang sangat kencang untuk membelah air laut. Dalam hipotesis ini, kemungkinan air pantai bisa terbelah ketika terjadi fenomena alam yang disebut "angin terbenam".
Angin terbenam adalah suatu fenomena alam ketika angin kencang dengan kekuatan lebih dari 96 km per jam mendorong air pantai dan menciptakan gelombang badai di satu lokasi, sedangkan perairan timur dari arah datangnya air bergerak menjauh.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kondisi tersebut menyebabkan air laut terbelah menjadi dua dan menciptakan daratan kering untuk beberapa waktu.
Berdasarkan hipotesis tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Nabi Musa bersama rombongannya berhasil lolos dari kejaran pasukan Firaun dengan cara menyeberangi laut yang telah terbelah angin kencang.

Jalur Darat di Laut Merah

Laut yang terbelah karena angin kencang menyebabkan munculnya dataran berlumpur yang bentuknya seperti jalur lintasan darat. Dalam kondisi ini, air laut tetap tinggi dan terbelah dua karena tiupan angin yang keras dan konstan.
Akibatnya, permukaan tanah di tengah laut menjadi kering selama kurang lebih 4 jam. Para ilmuwan memperkirakan bahwa rombongan Nabi Musa berjalan selama 4 jam untuk menyeberangi jalur darat di Laut Merah yang terbuka dengan panjang jalur sekitar 3-4 kilometer.
ADVERTISEMENT
(RYFA & SFR)