Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Pemerintahan Darurat dan Susunannya
19 Mei 2024 21:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia merdeka, Kabinet Darurat atau disebut juga Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) sempat dibentuk. Sebutkan latar belakang pemerintahan darurat!
ADVERTISEMENT
Singkatnya, berdirinya PDRI ini merupakan reaksi atas direbutnya Yogyakarta pada Agresi Militer Belanda II. Hal ini terjadi pada masa kepemimpinan Sjafruddin Prawiranegara pada 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
Sebutkan Latar Belakang Pemerintahan Darurat! Ini Penjelasannya
Sebutkan latar belakang pemerintahan darurat! Dikutip dari buku Pengantar Kewarganegaraan karya Husnatul Mahmudah (2023: 125), Kabinet Darurat atau PDRI dibentuk pada saat Agresi Militer Belanda II, setelah Ibu Kota Yogyakarta diambil alih oleh Belanda.
Pada saat Agresi Militer II, Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, serta Agus Salim memutuskan menyerah sehingga mereka ditangkap serta diasingkan oleh Belanda ke luar Jawa.
Sebelum ditangkap, Soekarno dan Hatta telah memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kemakmuran.
ADVERTISEMENT
Mendengar kabar tersebut, pada tanggal 19 Desember, Syafruddin Prawiranegara bersama Kol. Hidayat, panglima tentara dan teritorium Sumatera segera mengunjungi Teuku Mohammad Hasan untuk berunding.
Dan kemudian Syafruddin Prawiranegara ditunjuk sebagai presiden untuk pemerintahan sementara di Bukittinggi pada 19 Desember 1948. Sesaat setelahnya mereka lantas berangkat ke Halaban, sebuah perkebunan teh di selatan Kota Payakumbuh.
Sejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatera Barat berkumpul di Halaban pada 22 Desember 1948 yang menghadiri rapat antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr. T. M. Hassan, Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Mr. Lukman Hakim, Ir. Indratjahja, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Danubroto, Direktur BNI Mr. A. Karim, Rusli Rahim dan Mr. Latif.
Dari perundingan tersebut terbentuklah Kabinet Darurat atau Pemerintahan Darurat. Dengan susunan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, sebelum Soekarno dan Hatta tertangkap, mereka sudah terlebih dulu mengetik dua buah kawat atau pesan yang berisi:
Namun, Sjafruddin tidak pernah menerima buah kawat atau pesan tersebut. Setelah beberapa bulan, Sjafruddin baru mengetahuinya.
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan mengenai latar belakang Pemerintahan Darurat atau Kabinet Darurat yang dibuat setelah Agresi Militer IIDi masa ini, Indonesia dipimpin oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara. (Umi)