Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Peran Golongan Muda dalam Upaya Memerdekakan Indonesia dan Nama Tokohnya
6 Juni 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Golongan muda merupakan salah satu pihak yang memiliki peran besar dalam kemerdekaan Indonesia. Sebab, peran golongan muda dalam upaya memerdekakan Indonesia, mulai dari menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok hingga pembuatan teks proklamasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, terdapat beberapa tokoh dari golongan muda yang berpengaruh besar. Ditambah dengan kekalahan Jepang membuat golongan muda mendesak golongan tua segera proklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Peran Golongan Muda dalam Upaya Memerdekakan Indonesia
Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme, Lukman Surya Saputra (2007), pada tanggal 14 Agustus 1945, Amerika Serikat telah menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima dan Nagasaki, dan dapat diduga bahwa kekalahan Jepang akan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito bahwa Jepang telah menyerah diterima oleh para pemuda melalui siaran radio di Jakarta.
Para Pemuda yang berkumpul di Menteng Raya 31, seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Aidit, Darwis, Djohar Nur, dan Wikana, bersepakat untuk mendorong golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Golongan muda (rata-rata usia 25 tahun) kemudian mendesak kepada golongan tua (usia 45-50 tahun) untuk mengabulkan kemerdekaan Indonesia.
Perbedaan kehendak antara golongan tua yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dalam kerangka PPKI dan para pemuda yang menginginkan dipercepatnya kemerdekaan menyebabkan terjadinya suasana emosional di antara kedua golongan tersebut.
1. Peristiwa Rengasdengklok
Perbedaan pendapat tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Musyawarah golongan muda yang dilaksanakan di ruang Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, semakin membulatkan tuntutan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat itu sendiri, tidak dapat digantungkan kepada orang lain.
Tekad para pemuda ini akhirnya mendorong terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda beranggapan jika Soekarno dan Hatta tetap berada di Jakarta, kedua tokoh ini akan dipengaruhi oleh Jepang.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Rengasdengklok yang merupakan kota keçil di utara Kabupaten Karawang didasarkan pada perhitungan militer dan letaknya yang strategis.
Peristiwa Rengasdengklok, yaitu diculiknya Soekarno dan Hatta, pada 16 Agustus 1945 pukul 4.00 WIB, menunjukkan ketegangan antara golongan tua dan muda. Golongan muda memiliki sifat, karakter, dan cara bergeraknya sendiri.
Perbedaan pendapat yang mengarah pada tindakan pemaksaan hanya ditujukan untuk kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta, telah ada kesepakatan antara Ahmad Subardjo sebagai perwakilan golongan tua dan Wikana sebagai golongan muda untuk melaksanakan Proklamasi di Jakarta.
Kemudian Ahmad Subardjo menjemput Soekarno ke Rengasdengklok. Ahmad Subardjo mampu meyakinkan para pemuda bahwa Proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya sebelum pukul 12.00 WIB.
Dalam peristiwa tersebut, Ahmad Subardjo berperan besar karena ia bertindak sebagai penengah golongan tua dan golongan muda serta menjadi penghubung kepada Laksamana Maeda.
ADVERTISEMENT
2. Pembuatan Teks Proklamasi
Golongan muda memberikan pengaruh besar terhadap pembuatan teks proklamasi. Setelah Laksamana Maeda mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Di kediaman Maeda Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta, teks Proklamasi ditulis.
Kalimat pertama yang berbunyi "Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" yang kemudian diubah menjadi "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" berasal dari Ahmad Subardjo.
Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."
Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta, sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang ada sekarang.
Soekarno meminta semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi itu selaku wakil-wakil bangsa Indonesia. Namun, Soekarni selaku-salah satu pemimpin golongan muda mengusulkan agar Soekarno-Hatta menandatangani atas nama bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tersebut dengan beberapa perubahan yang telah disetujui.
Tokoh Golongan Muda dalam Upaya Kemerdekaan Indonesia
Setidaknya terdapat tujuh tokoh dari golongan muda yang berpengaruh besar dalam upaya kemerdekaan Indonesia, yakni:
1. Chaerul Saleh
Chaerul Saleh termasuk salah satu pejuang dari kelompok pemuda Peristiwa Rengasdengklok. Chaerul termasuk pemimpin rapat tersembunyi supaya Soekarno-Hatta dapat segera membacakan proklamasi kemerdekaan.
Chaerul memimpin Pandu Kartawiguna, Abdul Muluk, Ibnu Parna, dan Aziz untuk menyampaikan kabar kemerdekaan Indonesia ke telinga tokoh perjuangan Banten.
2. Wikana
Wikana merupakan tokoh golongan muda yang mempunyai koneksi dengan Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Hal ini membuat Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945 dapat dirumuskan di rumah dinas Laksamana Maeda di Menteng yang keamanannya terjamin.
ADVERTISEMENT
3. Soekarni
Soekarni adalah salah satu yang mengusulkan supaya naskah proklamasi kemerdekaan ditandatangani hanya oleh Soekarno-Hatta.
4. Sayuti Melik
Sayuti Melik adalah tokoh proklamasi yang mengetik naskah proklamasi kemerdekaan yang akhirnya dibaca oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.
5. Yusuf Kunto
Yusuf Kunto mengantarkan Soekarno ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 dan sampai di lokasi pukul 17.30 WIB.
6. Sudiro
Sudiro mempunyai peran yang sama dengan Yusuf Kunto, yaitu mengantarkan Soekarno ke Rengasdengklok.
7. BM Diah
Burhanuddin Mohammad Diah atau BM Diah merupakan salah satu tokoh yang menjadi saksi perumusan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Maeda.
Ia menyelamatkan teks naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang asli (ditulis tangan oleh Soekarno). Sebab, setelah teks diketik ulang oleh Sayuti Melik, teks tersebut dibuang begitu saja.
ADVERTISEMENT
Demikianlah penjelasan singkat tentang peran golongan muda dalam upaya memerdekakan Indonesia. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang sejarah kemerdekaan Indonesia. (MZM)