Perubahan yang Menyebabkan Terjadinya Gerakan Konveksi di Mantel Bumi

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
14 Mei 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan, sumber: unsplash/Helen G
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan, sumber: unsplash/Helen G
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan suhu yang signifikan antara lapisan Bumi. Mantel bumi merupakan lapisan penyusun Bumi yang mempunyai ketebalan hingga 2.900 km.
ADVERTISEMENT
Lapisan tersebut berada di bawah kerak bumi dan terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak. Pada lapisan mantel ini terjadi arus konveksi yang menimbulkan panas dari inti Bumi.

Penyebab Terjadinya Gerakan Konveksi di Mantel Bumi

Ilustrasi Penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan, sumber: unsplash/Ammar Andiko
Mengutip buku Kuark - Sang Penyamar Andal Komik Sains oleh Gelar Soetopo (2012), penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan suhu. Selain itu, masih ada beberapa penyebab lagi yang perlu dipahami. Penjelasannya yakni sebagai berikut:

1. Perbedaan Suhu

Perbedaan suhu merupakan penyebab utama dari terjadinya gerakan konveksi di mantel Bumi. Panas yang berasal dari inti Bumi mengakibatkan bagian-bagian mantel juga ikut panas, lalu naik ke permukaan.
Di satu sisi, pendinginan yang berada di dekat permukaan Bumi juga menimbulkan beberapa bagian mantel menjadi dingin dan lebih padat. Perbedaan suhu tersebut memicu terjadinya aliran konveksi.
ADVERTISEMENT

2. Siklus Panas dan Dingin

Peluruhan radioaktif di dasar Bumi menyebabkan panas yang kemudian dialirkan ke dalam mantel. Adapun pendinginan di dekat permukaan Bumi menghasilkan suhu yang lebih rendah. Siklus panas dan dingin tersebut menyebabkan perubahan secara terus-menerus di dalam mantel yang memicu terjadinya gerakan konveksi.

3. Konveksi Termal

Konveksi termal berlangsung saat materi yang lebih dingin menjadi lebih padat dan turun, sedangkan materi panas menjadi lebih ringan dan naik. Materi mantel yang panas akan naik ke permukaan dan mendinginkan, sedangkan materi yang lebih dingin di permukaan akan lebih padat dan turun ke dalam mantel.

4. Lebar Kontinen dan Lautan

Bentuk bumi di berbagai belahan dunia yang tidak sama turut memengaruhi distribusi panas di dalam mantel. Hal ini juga berlaku pada lebar kontinen dan lautan yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Contohnya, daerah yang menjadi tempat bertemunya lempeng tektonik dan adalah tempat terakumulasinya panas dan tekanan. Selanjutnya, hal ini menyebabkan konveksi yang lebih aktif.
Jadi, penyebab terjadinya gerakan konveksi di mantel bumi adalah perubahan suhu, siklus panas dan dingin, konveksi termal, hingga lebar kontinen dan lautan yang berbeda.
Gerakan tersebut tidak hanya memengaruhi pergerakan lempeng tektonik, tetapi juga berperan dalam pembentukan pegunungan hingga terjadinya gempa bumi. (DLA)