Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Renungan Harian Kristen dari Yesaya 53 Ayat 6
3 November 2021 8:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika Anda seorang Kristen yang sedang merasa kehilangan arah, maka ada baiknya untuk merenungkan Yesaya 53. Dikutip dari buku Dua Konteks, Emmanuel Gerrit Singgih, (2009:54), kitab Yesaya 53 merupakan nubuatan tentang kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
ADVERTISEMENT
Renungan Harian Kristen dari Yesaya 53 Ayat 6
Nah, di ayatnya yang ke-6, Nabu Yesaya mengumpamakan manusia seperti domba yang tersesat karena nekat mengambil jalan sendiri:
"Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian." Yesaya 53:6 (TB)
Sebelum mengenal Tuhan Yesus, kita berjalan semau kita sendiri tanpa meminta bimbingan Tuhan dan cenderung lebih menuruti daging daripada menuruti Roh Kudus.
Padahal kita bagaikan domba yang selalu membutuhkan gembala untuk menjaga kita dari segala marabahaya, seperti serigala yang licik dan mau memangsa kita.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu dipimpin dan dibimbing oleh Gembala kita, Tuhan Yesus Kristus agar tidak kehilangan arah dan bisa terus menjalani kehidupan sesuai kehendak-Nya.
ADVERTISEMENT
Pemazmur di dalam Mazmur 23:1 juga mengatakan, "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." Jadi, tanpa bimbingan Tuhan, pastilah kita akan tersesat dan terjerumus karena tipu daya dunia ini, hingga dan akhirnya binasa.
Domba
Anda mungkin bertanya-tanya, "Kenapa domba sangat mudah tersesat?"
Pertama, domba tidak tahu dan tidak bisa memilih makanan yang tepat untuknya. Jadi, seandainya pun ia sudah berdiri di atas rumput yang aman dan bersih, bisa saja ia tidak memakannya, karena tidak mengetahui apakah makanan itu boleh ia makan. Demikian pula jika ia berdiri di atas ilalang yang berbahaya. Jika ia nekat memakannya maka ia akan sakit dan mati.
Maka dari itu, domba selalu membutuhkan gembala yang mampu menuntunnya ke rumput hijau yang tepat dan ke sungai yang aman untuk menghapus dahaganya.
ADVERTISEMENT
Kedua, domba tidak mampu mencari jalannya sendiri. Oleh karena itu, ada perumpamaan tentang domba hilang. Namun, beberapa domba cukup nakal. Ketika gembalanya lengah, si domba bisa saja sok tahu dan mencari jalan lain yang ternyata sangat berbahaya untuk dijalani, bahkan bsia menuntunnya ke jurang yang dalam.
Ketika si gembala menyadari hilangnya domba tersebut, maka ia mengunci domba-domba lainnya di kandang dan mencari domba itu serta menyelematkannya dari dalam jurang.
Ketiga, domba tidak bisa mengenali musuh maupun membebaskan diri. Saat berhadapan dengan binatang buas yang hendak menerkamnya, domba tidak akan lari menyelamatkan diri.
Seandainya pun ia melarikan diri, itu sia-sia saja, karena kakinya sangat kecil dan tidak bisa berlari dengan cepat. Ia pun tidak memiliki senjata untuk mempertahankan dirinya. Karena itu, ia membutuhkan gembala yang setia menjaganya dari segala bentuk ancamaan.
ADVERTISEMENT
Setelah merenungkan Yesaya 53 ayat 6 di atas, mari kita terus memohon bimbingan Tuhan dan mematuhi segala perintah-Nya, agar tidak tersesat dan jatuh ke dalam jurang yang dalam seperti domba yang nakal.(BRP)