Sejarah Pelaksanaan Ibadah Kurban dan Manfaatnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
20 Januari 2023 18:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Pelaksanaan Ibadah Kurban dan Manfaatnya, Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Pelaksanaan Ibadah Kurban dan Manfaatnya, Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Bagi orang Muslim merayakan ibadah kurban ini sama halnya dengan merayakan Idul Fitri. Ibadah kurban yang juga disebut dengan Idul Adha ini biasanya dirayakan beberapa bulan setelah Idul Fitri. Setalah melaksanakan sholat ied maka masyarakat akan berbondong-bondong untuk menyembelih hewan kurban. Pelaksanaan ibadah kurban diteladani dari kisah nabi Ibrahim. Simak penjelasan selengkapnya di ulasan berikut ini.
ADVERTISEMENT
Ibadah kurban dalam Islam dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha sesudah shalat Ied dan di hari Tarsyrik (11,12, dan 13 Dzulhijjah) dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syariat ibadah kurban juga difirmankan oleh Allah SWT dalam QS Al Kautsar ayat 1-2 yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).
Asal mula kurban berawal dari lahirnya nabi Ismail AS. Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah. Doa Nabi Ibrahim pun terkabul. Beliau dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudian kita kenal sebagai Nabi Ismail.
ADVERTISEMENT

Sejarah Pelaksanaan Ibadah Kurban

Sejarah Pelaksanaan Ibadah Kurban dan Manfaatnya, Foto: Unsplash.
Dikutip dari buku Ayo Berkurban karya Hafidz Muftisany (2021: 12), pada saat itu Nabi Ibrahim yang telah berusia lanjut (terdapat suatu riwayat yang menyatakan bahwa usia Beliau mencapai 85 tahun) bersama istrinya, Siti Hajar, belum dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim sangat menginginkan kehadiran seorang anak laki-laki supaya kelak dapat meneruskan perjuangannya dalam menegakkan syiar ajaran Allah SWT di muka bumi ini.
Setiap hari, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT supaya segera diberikan keturunan. Saking tekunnya Beliau dalam berdoa, doanya diabadikan dalam Al-Quran, yakni pada surah Ash-Shaffat ayat 100:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
ADVERTISEMENT
Melalui doa-doa tersebut akhirnya Allah SWT mewujudkan keinginan Nabi Ibrahim melalui istri keduanya, yakni Siti Hajar. Nabi Ibrahim pun membawa Siti Hajar ke Mekah untuk tinggal disana. Keduanya melangsungkan pernikahan dan beberapa saat setelah itu, Siti Hajar mengandung hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.
Nabi Ibrahim tentu saja sangat berat hati dan sedih karena harus meninggalkan Siti Hajar dan Ismail yang kala itu masih menyusui, di daerah Mekkah karena harus kembali ke isteri pertama atas perintah Allah. Selama ditinggal oleh suaminya, Siti Hajar mengalami banyak sekali cobaan, salah satunya adalah kesulitan untuk menemukan sumber air minum yang layak untuk anaknya. Bahkan, pencariannya akan sumber air minum tersebut dilakukannya dengan cara berjalan cepat sebanyak tujuh kali, dari Shafa ke Marwah.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa tahun kemudian, akhirnya Nabi Ibrahim kembali lagi ke Mekah untuk menemui Siti Hajar dan Ismail. Nabi Ibrahim tentu saja bahagia, apalagi Ismail sudah tumbuh menjadi anak yang sehat. Belum lama pertemuannya dengan Ismail, Allah memberikan sebuah ujian. Pada saat itu, melalui mimpi, Allah SWT memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya, Ismail. Nabi Ibrahim begitu bimbang.
Akhirnya, waktu untuk menyembelih Ismail pun datang. Awalnya, Nabi Ibrahim sangat ragu untuk mengarahkan pisau kepada anaknya. Kemudian, Ismail berkata “Wahai Ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepadamu. Engkau akan menemuiku insyaAllah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah SWT.
Kemudian, ketika prosesi penyembelihan tiba, diikatkanlah kedua tangan dan kaki Ismail di atas lantai. Lalu Nabi Ibrahim dengan memejamkan matanya, memegang pisau (parang)nya ke arah leher Nabi Ismail dan penyembelihan pun dilakukan. Namun, Allah SWT langsung mengganti posisi Nabi Ismail tersebut dengan domba yang diturunkan dari langit.
ADVERTISEMENT

Manfaat Berkurban

ibadah kurban bertujuan untuk mengingatkan kita kepada peristiwa Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS. Dengan mengingat peristiwa itu, kita diajak untuk merenung bahwa kita harus siap mengorbankan apapun yang diperintahkan Allah, sekalipun itu adalah milik kita yang paling berharga. Selain itu manfaat lainnya sebagai berikut:
1. Ketakwaan
2. Aspek sosial (hubungan antar manusia)
3. Meningkatkan kualitas
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah pelaksanaan ibadah kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap anaknya Ismail. Semoga bermanfaat.
(Umi)