Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tata Cara dan Niat Sholat Tahajud dan Witir yang diajarkan Rasulullah
19 Agustus 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 7 Juni 2022 10:49 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tata Cara dan Niat Sholat Tahajud dan Witir
Sholat tahajud tidak akan sah apabila tidak sesuai dengan ketentuan. Tata cara shalat tahajud antara lain:
1. Waktu Menunaikan
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami Tabaroka wa Ta’ala akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
ADVERTISEMENT
2. Jumlah Rakaat Sholat Tahajud
Jumlah rakaat sholat tahajud yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 11 dan 13 rakaat termasuk sholat witir satu atau tiga rakaat.
3. Membaca Iftitah Sebelum Sholat Tahajud
Terdapat beberapa doa iftitah yang dilakukan Rasulullah sebelum mengerjakan sholat tahajud.
1. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha menjelaskan doa yang dibaca Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ أَنْتَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Ya Allah, Tuhannya Jibril, mikail, dan israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui yang gaib dan yang nampak. Engkau yang memutuskan diantara hamba-Mu terhadap apa yang mereka perselisihkan. Berilah petunjuk kepadaku untuk menggapai kebenaran yang diperselisihan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.” (HR. Muslim 770, Abu daud 767, Tirmidzi 3420)
ADVERTISEMENT
2. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat di tengah malam, beliau membaca doa iftitah:
للّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،
اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Ahmad 2710, Muslim 769, Ibn Majah 1355).
ADVERTISEMENT
4. Niat Sholat Tahajud
5. Membaca Al Fatihah dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an, rukuk, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud sujud dan kembali mengulang surat Al-Fatihah sampai salam. Dianjurkan untuk memperlama berdiri, seperti yang dijelaskan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
الَ : صَلَّيْتُ مَعَ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – لَيْلَةً ، فَلَمْ يَزَلْ قائِماً حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سُوْءٍ ! قِيْلَ : مَا هَمَمْتَ ؟ قَالَ : هَمَمْتُ أَنْ أجِلْسَ وَأَدَعَهُ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
“Aku shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada satu malam. Beliau terus berdiri (lama) sampai aku bermaksud untuk melakukan sesuatu yang jelek.” Ibnu Mas’ud ditanya, “Apa yang hendak engkau lakukan?” Ia menjawab, “Aku bermaksud untuk duduk dan meninggalkan beliau.” (HR. Bukhari, no. 1135 dan Muslim, no. 773)
ADVERTISEMENT
6. Sholat Witir
Sholat witir dilaksanakan setelah melaksanakan sholat tahajud. Mengutip buku berjudul Tuntunan Qiyamul Lail karangan Muhammad Shalih al-Khuzaim, Taufik Damas (2016: 13) sholat witir memiliki arti ganjil yang dilaksanakan setelah isya sampai sebelum sholat subuh sebagai penutup malam.
Cara melaksanakan sholat witir setelah sholat tahajud yang dijelaskan Abdurrahman bin Abza radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir dengan membaca surat Al-A’la (rakaat pertama), surat Al-Kafirun (rakaat kedua), dan surat Al-ikhlas (rakaat ketiga). (HR. Nasa’i 1732)
ADVERTISEMENT
7. Bacaan Setelah Sholat Tahajud
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِـمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَـتِكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ ، كَمَا أَثْــــنَــــيْتَ عَلَى نَــــفْسِكَ
“Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”
Demikian penjelasan sholat tahajud yang dilanjutkan sholat witir sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah . Semoga bermanfaat. (MZM)