Konten dari Pengguna

Keunikan Pakaian Adat Jawa Barat dan Aksesoris Pelengkapnya

14 September 2021 8:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 27 April 2022 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keunikan pakaian adat Jawa Barat. Foto: Doc Jabarprov.go.id.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keunikan pakaian adat Jawa Barat. Foto: Doc Jabarprov.go.id.
ADVERTISEMENT
Tiap provinsi di Indonesia memiliki baju adat yang berbeda-beda kekhasan dan keunikannya. Salah satu ragam budaya Indonesia adalah pakaian adat Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Jawa Barat kebanyakan didominasi oleh pakaian adat dari suku Sunda. Besarnya suku Sunda di Provinsi Jawa Barat menjadikan suku tersebut suku terbesar kedua di Indonesia.
Mengutip buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan tulisan Syarifuddin, masyarakat suku Sunda berjumlah 15,5 persen dari total penduduk Indonesia secara keseluruhan. Suku ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan sebagian menempati wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa.
Pakaian adat Jawa Barat menjadi salah satu pakaian terpopuler di Indonesia karena keunikan yang dimilikinya. Sama seperti pakaian adat Indonesia lainnya, pakaian adat Jawa Barat memiliki karakter, pola hidup, dan nilai-nilai yang digenggam oleh masyarakat setempat.
Lalu apakah keunikan pakaian adat Jawa Barat? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan di bawah ini.
ADVERTISEMENT

Apakah keunikan Pakaian Adat Jawa Barat?

IIlustrasi pakaian adat Jawa Barat. Foto; Unsplash.
Mengutip buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, dan Senjata Tradisional terbitan Penabar Cif, salah satu keunikan pakaian Adat Jawa Barat adalah memiliki pakaian dengan berbagai ragam model.
Salah satunya ialah didasarkan pada kasta atau strata sosial masyarakat. Adapun beberapa nama pakaian adat Jawa Barat berdasarkan kasta adalah sebagai berikut:

Baju Pangsi dan Kebaya Sunda dengan Kain kebat untuk kelas bawah

Bagi rakyat biasa atau kelas bawah, pakaian adat yang dipakai terhitung sangat sederhana. Para pria Sunda golongan kelas bawah mengenakan baju pangsi sebagai atasan yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain.
Sementara bawahannya yakni celana panjang longgar yang tidak melebihi mata kaki. Pangsi juga kerap disandingkan dengan baju kaos berwarna putih di bagian dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pada zaman dulu, baju pangsi dilengkapi dengan sarung poleng yang diselempangkan menyilang di bahu. Selain itu, para lelaki Sunda biasanya memakai penutup kepala bernama ikat logen. Sedangkan untuk alas kakinya menggunakan sandal tarumpah yang terbuat dari kayu.
Ilustrasi Baju adat pangsi. Foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sementara para wanita kelas bawah memakai kebaya Sunda. Tak hanya di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur, para wanita Sunda memiliki kebaya dengan keunikan tersendiri. Berbeda dengan kebaya Jawa yang memiliki desain kerah membentuk huruf V, kebaya Sunda memiliki kerah berbentuk Huruf U.
Keunikan lainnya yaitu panjang dari kebaya Sunda menutupi pinggul dan paha. Bahkan tidak jarang banyak kebaya Sunda saat ini didesain lebih panjang dari itu.
Kebaya Sunda memiliki warna-warna cerah seperti merah, marun, ungu muda, dan putih. Sementara bawahan dari kebaya ini adalah kain jarik yang dililitkan dan sering disebut sebagai kain kebat.
ADVERTISEMENT

Kebaya dan Baju Bedahan Putih untuk kelas Menengah

Ilustrasi baju bedahan. Foto: Rezky Aditya dan Citra Kirana usai akad nikah, Minggu, (1/12). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan.
Pakaian adat Jawa Barat untuk kasta kelas menengah lebih rapi dan berwibawa dari kelas bawah. Kasta ini terdiri dari para pedagang atau saudagar. Untuk golongan kelas menegah, menggunakan beberapa tambahan hiasan atau pernik pakaian.
Para pria golongan ini memakai baju bedahan putih, kain kebat batik, alas kaki sandal tarumpah, sabuk, dan ikat kepala. Mereka juga sering memakai aksesoris berupa arloji dengan rantai keemasan untuk menunjukkan status sosial.
Sedangkan para wanitanya, pakaian adat yang dikenakan adalah kebaya beraneka warna sebagai atasan, kain kebat batik beraneka warna, ikat pinggang, selendang berwarna, hingga alas kaki berupa selop atau kelom geulis. Sebagai pelengkap para wanita sunda mengenakan gelang atau perhiasan lainnya sebagai aksesoris.

Pakaian Adat Menak untuk kelas atas alias bangsawan

Ilustrasi pakaian adat menakan. Sumber: Disdik Kabupaten Purwakarta
Para bangsawan di tanah Sunda sering disebut sebagai menak. Sehingga pakaian adat yang dikenakan para golongan kelas atas itu disebut dengan nama yang sama.
ADVERTISEMENT
Pakaian menak dianggap sebagai simbol keagungan. Oleh karena itu, jika dilihat dari segi desainnya, pakaian menak tergolong yang pling rumit dan estetik.
Pakaian adat menak yang digunakan oleh para laki-laki bangsawan terdiri dari jas tutup berbahan beludru hitam yang disulam dengan benang emas di tepi dan ujung lengannya.
Sedangkan bawahannya adalah celana panjang dengan motif yang sama dilengkapi dengan kain dodot motif rengreng parang rusak dan benten atau sabuk emas. Mereka juga mengenakan bendo sebagai tutup kepala dan sendal selop hitam sebagai alas kaki.
Sementara para wanita bangsawan mengenakan kebaya dengan kain hitam bersulam benang emas. Dilengkapi dengan bawahan kain kebat motif rereng dan alas kaki sepatu selop berbahan beludru.
ADVERTISEMENT
Para wanita kelas atas ini juga mengenakan hiasan kepala berupa tusuk konde untuk rambut yang disanggul dan beberapa perhiasan lain yang terbuat dari emas dan berlian.

Mojang Jajaka

IIlustrasi pakaian adat Jawa Barat. Foto; Unsplash.
Menyadur dari buku Ensiklopedi Seni Dan Budaya 3 karya Toto Sugiarto, pakaian adat Jawa Barat Mojang Jajaka digunakan oleh anak-anak muda untuk menampilkan kebudayaan Jawa Barat kepada masyarakat luas.
Mojang jajaka wanita berbentuk kebaya warna polos dengan balutan kain kebat pada bagian bawah. Pakaian ini dilengkapi dengan selendang dan ikat pinggang beubeur. Alas kaki yang digunakan biasanya senada dengan warna pakaiannya.
Sementara mojang jajaka untuk laki-laki berbentuk beskap atau jas tertutup dan celana panjang bahan. Pilihan warnanya disesuaikan dengan warna kebaya pasangan agar serasi saat tampil di depan umum. Supaya lebih terlihat formal para pria biasanya menggunakan penutup kepala dan juga sepatu
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana keunikan aksesoris pakaian Adat Jawa Barat lainnya?

Apakah keunikan Pakaian Adat Jawa Barat lainnya?

Pakaian adat Jawa Barat. Foto: Instagram @/arya.saloka
Keunikan pakaian adat Jawa Barat tak lepas dari aksesoris pelengkap berikut ini:
Bendo, aksesoris penutup kepala yang digunakan untuk pakaian adat Jawa Barat pria. Bendo tidak hanya digunakan di kalangan bawah tapi juga digunakan hingga kalangan atas seperti bangsawan.
Beuber, ikat pinggang untuk wanita yang terbuat dari kain kebat.
Mahkota perempuan, hiasan kepala yang digunakan sebagai aksesoris wanita.
Kujang, senjata unik yang kerap dijadikan sebagai aksesoris pakaian bagi masyarakat Sunda zaman dahulu. Kujang biasanya memiliki panjang sekitar 20 hingga 25 cm dengan bahan berupa pamor, baja, atau besi.
Demikian penjelasan tentang keunikan pakaian adat Jawa Barat beserta perlengkapan aksesorisnya. Dengan adanya keunikan dari setiap daerah, menunjukkan bahwa keberagaman negara Indonesia memang patut untuk disyukuri keberadaannya.
ADVERTISEMENT
(BRP & IPT)