Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pengertian Filsafat Stoisisme dan Penerapannya di Masa Kini
22 Juni 2021 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 22 Juni 2022 16:04 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak jenis aliran filsafat , salah satunya yaitu stoisisme. Pengertian fisafat stoisisme secara sederhana yaitu suatu ide yang menekankan bahwa tujuan hidup harus selaras dengan alam. Alam di sini diartikan sebagai kosmos secara keseluruhan dan mencakup sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, filsafat stoisisme menjadi tren tersendiri di berbagai kalangan karena menawarkan ide yang segar untuk menjauhkan diri dari prasangka buruk atau pikiran negatif. Seperti yang kita tahu bahwa isu kesehatan mental sangat marak dibahas oleh berbagai forum di masa kini. Adapun filsafat stoisisme dapat menjadi salah satu alternatif terbaik dalam menghasilkan mental yang kuat dan tangguh.
Pengertian Filsafat Stoisisme
Dikutip dari buku Filosofi Teras oleh Manampiring (2018), pengertian filsafat stoisisme yaitu suatu aliran filsafat yang telah ada bahkan lebih dari 2000 tahun lalu di Romawi Kuno. Aliran filsafat ini digagas oleh Zeno yang kemudian dikembangkan oleh para filsuf lainnya seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Epitectus.
Aliran filsafat ini sempat meredup di awal abad ke-4 saat Kekaisaran Romawi menjadikan Kristen sebagai agama resmi Negara. Namun, di abad 21 ini, stoisisme mulai kembali diperbincangkan dan buku yang membahas tentang aliran filsafat tersebut banyak diproduksi.
ADVERTISEMENT
Penerapan Stoisisme di Masa Kini
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan ajaran stoisisme dalam kehidupan masa kini. Beberapa contoh penerapan tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Latihan Mengatasi Emosi
Stoisisme dapat menjadi alternatif dalam mengubah emosi menjadi pikiran yang tentram. Seperti yang kita tahu, aliran filsafat ini tidak hanya berorientasi pada teori saja, tetapi juga pada praktik. Stoisisme dapat menolong seseorang untuk bertindak lebih rasional dan menghindari emosi-emosi negatif.
2. Kebahagiaan Terletak di Dalam Diri
Stoisisme mengajarkan bahwa kebahagiaan letaknya bukan pada sesuatu yang eksternal, tetapi internal. Kebahagiaan tersebut letaknya di dalam batin dan bukan berasal dari hal-hal di luar kendali kita seperti harta, karir, status, opini orang lain, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
3. Mengasah Kebajikan dalam Diri
Manampiring (2018) berpendapat bahwa ada empat kebajikan utama dalam ruang lingkup stoisisme, yakni kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan menahan diri. Jika kita mampu memperjuangkan empat kebajikan tersebut, maka kita dapat terhindar dari emosi-emosi negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Itulah pemaparan singkat mengenai pengertian filsafat stoisisime dan penerapannya di masa kini. Tentunya, stoisisme sangat relevan jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan hidup yang lebih sehat dan harmonis. (DLA)